Go to Beach

35 2 0
                                    


°°°

Hari ini satu keluarga sudah merencanakan untuk pergi liburan bersama, meski mereka tidak mengajakku berdiskusi, aku turut mendengar percakapan mereka tadi malam.

Ibu bilang, akan pergi ke pantai. Ayah setuju-setuju saja, lalu Adik dan Kakak terdengar senang sekali. Aku juga senang sebenarnya, tapi kenapa mereka tidak pernah tanya pendapatku? Aku juga ingin dilibatkan.

°°°

Hari ini Ayah pergi berbelanja bersama Kakak. Mereka pergi membeli camilan, air kemasan lalu memeriksa mesin mobil. Persiapan katanya. Aku dengar saat Ayah bilang, mobil adalah hal utama yang harus diperiksa ketika hendak liburan meski menurut Kakak yang paling penting adalah destinasi nantinya. Percuma saja mobil dalam keadaan bagus, tetapi destinasi yang akan dituju padat dan tidak dapat tempat yang nyaman.

Aku tidak tahu mana yang lebih benar, antara Ayah atau Kakak, mereka juga tidak tanya padaku. Seperti Ibu yang hanya bertanya pada Adik, apa yang ia ingin makan? Padahal Adik baru berusia satu tahun dan sudah jelas tidak bisa menjawab Ibu. Kenapa Ibu pilih kasih? Aku sedih.

°°°

Hari ini Kakak dan Ibu lebih sibuk dari biasanya. Mereka sudah bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan ini itu, aku juga tidak mau kalah untuk bangun pagi dan membantu tentu saja! Aku segera berlari turun dari kamar dan mendekati Ibu yang berada di dapur.

"Jangan kemari! Di depan saja, di depan saja ya? Di sini penuh dengan bahan makanan, jadi jangan kemari."

Belum sempat aku mendekat, Ibu sudah berteriak. Aku melangkah mundur dengan wajah kesal, meski perlahan meninggalkan dapur aku masih bisa melihat bagaimana Ibu dan Kakak bercengkerama. Aku juga ingin ada di posisi itu. Aku sedih.

°°°

Hari ini Ayah sibuk dengan ban dan mesin mobilnya sejak pagi buta, karena kami akan segera pergi. Meski aku sedih kemarin, kemarin dan kemarinnya lagi tapi hari ini aku tetap senang! Kami akan pergi ke pantai dan bermain air!

Aku lihat Ibu membawa dua bola besar dan banyak sekali camilan. Aku juga lihat bagaimana Kakak sibuk menyimpan pakaiannya di bagasi, dan berbagai persiapan untuk Adik agar nyaman selama di perjalanan. Aku berjalan di belakang Kakak dan siap untuk masuk mobil agar tidak tertinggal.

"Apa kita akan mengajak Larry? Kau yakin?"

"Kau berencana meninggalkannya di rumah? Aku juga berpikir untuk tidak mengajaknya di awal."

Langkahku terhenti karena percakapan Ayah dan Ibu. Aku menatap kedua orang dewasa yang ada di hadapanku dengan rasa sedih dan bingung. Bagaimana mungkin mereka berencana meninggalkanku sendirian!? Kenapa aku diperlakukan tidak adil? Dan mereka sengaja mengatakannya di hadapanku?

"Apa tempatnya ramah dengan hewan peliharaan?"

"Akan aku tanyakan sebentar!"

Aku mengerjap.
Oh. Aku lupa, aku bukan manusia seperti mereka.
Terlalu lama berada di dalam rumah sungguh membuatku lupa diri.

°°°

Time and AgainWhere stories live. Discover now