Aku, dia dan Maut

10 1 0
                                    

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

"

Terakhir kali aku berdansa dengan Maut, aku menginjak jari kakinya."



Aku menelan ludah.



"Lalu? Apa Maut baik-baik saja? Maksudku, jari kakinya?"



Dia diam saat kutanyai, aku bisa lihat wajah ragunya; antara dia ragu mau menjawab atau tidak atau dia ragu jari kaki Maut baik-baik saja atau tidak.



"Tidak, jari kakinya tidak baik-baik saja. Dia bahkan harus pakai gips, aku sudah minta maaf padanya. Aku juga bawa beberapa makanan kesukaan Maut untuk minta maaf, meski itu tetap membuatnya membenciku."



"Dia memang sejak awal sudah kesal denganmu, tapi sebenarnya dia tidak benar-benar benci setengah hidup padamu."



"Kau yakin?"



Kali ini aku yang ragu.


Aku ragu harus jawab dengan jujur atau tidak. Maut sudah jelas sering menyumpahi gadis ini hidup agar tidak lagi mengganggunya. Namun, jika aku jujur, aku takut jari-jari tanganku yang akan dipasang gips berikutnya.



"Sudahlah, tidak usah dijawab. Aku tahu jawabannya, kau sudah bekerja dengan Maut selama ratusan tahun. Kau tidak mungkin tidak tahu tipikal makhluk yang atasanmu benci."



Aku menelan ludah untuk kedua kalinya.


Demi nama Hades, semoga aku pulang dengan selamat dan dalam keadaan utuh.



Bukannya aku berlebihan, gadis, iya betul. Dulunya, makhluk di hadapanku ini adalah seorang gadis manis berusia kurang dari 25 tahun.


Saat ia masih hidup, ia bekerja sebagai penjaga bayaran khusus perempuan. Banyak pimpinan Negara atau para artis yang memakai penjaga seperti mereka karena tidak terlalu mencolok.



Dia kuat untuk ukuran manusia. Itu biasa.



Akan tetapi gadis ini, satu-satunya makhluk yang bisa memukuli Maut saat Maut datang untuk menjemputnya itu sangat tidak biasa. Aku tidak bisa katakan detail ceritanya, Maut tidak mau cerita. Yang aku tahu, saat Maut kembali, wajahnya lebam, tangannya terkilir dan di belakangnya ada gadis ini berdiri dengan wajah bingung.



Maut bilang gadis ini harusnya sudah mati, karena itu Maut menjemputnya. Lalu entah bagaimana bisa ada kesalahan, Maut yakin gadis ini bukan manusia, tapi ia juga tidak tahu gadis ini apa. Untuk keamanan bersama - keamanan bagi harga diri Maut - dia membawanya ke 'bawah'.



Kami menyebut tempat kami dengan 'bawah', karena aku, Maut dan pekerja lainnya tinggal di bawah. Sementara Cahaya dan para asistennya berada di atas. Sebenarnya, kami bisa saja ke atas dengan mudah. Ada tangga yang membantu, tapi kami tidak punya urusan di sana. Kami hanya suka memperhatikan mereka yang bersinar terang bagai bola lampu - yang membuat mataku sakit - bermain dengan riang.



Terkecuali seperti sekarang ini, mereka, maksudku Cahaya, mengundang kami untuk datang ke pesta yang mereka adakan. Pesta dansa tepatnya.



Aku mohon jangan tanya aku kenapa ada pesta dansa di dunia kami, Maut sudah berulang kali membawa kasus ini ke meja pengadilan, dan dia berulang kali kalah.



"Aku yakin Maut tidak akan mau jadi pasanganku."



"Jangan salah paham dulu, belum tentu seperti itu."



Demi Hades yang agung, aku masih ingin hidup. Aku juga tidak mau harus berpasangan dengan gadis yang bahkan lebih kuat dari Maut ini. Sekali saja dia memelukku, habis sudah tulang-tulang rapuhku ini.



"Aku tidak mau menanyainya."



"Biar aku saja, Maut itu sebenarnya hanya pemalu. Dia tidak benar-benar membencimu, dia hanya...."



"Hanya sangat membencimu. Sepanjang kematianku, aku tidak pernah membenci dan menghindari makhluk hingga seperti ini. Untuk pesta nanti, aku akan berpasangan dengan Cahaya. Aku, Maut, lebih memilih mati karena hilang kekuatan daripada mati karena jari kaki yang patah, pinggang yang remuk atau bahu yang retak.


Dan kau, Shalom, kau akan ada di ruanganku setelah pembicaraan ini."



Aku.


Aku adalah asisten sekaligus bawahan makhluk yang dipanggil Maut, aku dulunya menjual jiwaku pada Iblis hingga berakhir seperti ini.


Dan aku sudah banyak berbuat kebaikan juga bekerja dengan sangat giat.


Tapi, seperti yang kalian dengar.


Kematianku akan diulang, aku berbohong atas nama atasanku dan aku akan jadi pasangan wanita ini.



Terima kasih dan sampai jumpa.



°°°

Time and AgainWhere stories live. Discover now