Apokaliptisisme : The Paradise Gate

15 0 0
                                    


°°°



Our 22 years of classroom here on planet Earth is finally coming to conclusion -- "graduation" from the Human Evolutionary Level. We are happily prepared to leave this world.

The true meaning of "suicide" is to turn against the Next Level when it is being offered.

°°°

"Bumi adalah perantara kita semua untuk mencapai tujuan akhir! Tubuh kita adalah alat perantara yang menjaga jiwa suci sebelum kita naik ke Kerajaan Tinggi!"

"Kerajaan Tinggi!"
"Kerajaan Tinggi!"

"Tujuan kita adalah tempat yang jauh di atas sana! Jauh di atas yang hanya bisa kita gapai dengan cara meninggalkan raga dan bumi! Kehidupan kotor! Rendah! Jahat! Kita akan tinggalkan semuanya untuk menuju Kerajaan Tinggi!"

"Tinggalkan!"
"Tinggalkan!"

Dua lelaki muda yang duduk di bagian belakang ikut berteiak, ikut mengacungkan tangan mereka ke udara sebagaimana orang-orang di sekitar mereka lakukan. Dua lelaki muda yang baru saja pindah ke salah satu kota kecil di Lavega. Wajah keduanya pucat, bahkan salah satunya sudah basah karena keringat. Mereka bingung, takut serta cemas memikirkan bagaimana keduanya dapat berakhkir dalam ruangan berisi orang-orang sesat.

Salah satu dari lelaki muda menoleh samar ke arah pintu yang tertutup rapat dari dalam, ia menelan ludah. Kembali ia tatap ke arah depan di mana seorang pria paruh baya dengan jubah putih menggenggam satu batang lilin berukuran besar dan buku tebal usang pada tangan lainnya. Ia berpikir bagaimana cara mereka dapat keluar dari sini.

°°°

"Aku mendengar kalian sedang mencari rumah sewa murah, apa benar?"

Dua lelaki muda yang tengah berdiskusi itu spontan menoleh pada sumber suara yang mendekat, mereka dapati sosok wanita dewasa dengan rambut berwarna Cokelat terang berdiri di belakang keduanya. Wanita ini tampak berwibawa dengan wajah lembut dan senyuman ramah, nada suaranya juga terdengar nyaman di telinga.

"Ah, benar. Temanku datang dari luar Allegra, aku sedang mencarikan sewa rumah yang cukup murah untuknya. Apa Nyonya memiliki properti yang disewakan? Omong-omong, namaku Jayde dan ini temanku Lore."

"Halo, aku Lore."

"Halo, haha. Maaf jika aku tiba-tiba ikut campur saat kalian bicara, aku hanya terlalu bersemangat. Kebetulan aku punya properti yang baru saja kosong, tempatnya cukup luas untuk satu orang. Memang ruangannya berada di lantai paling bawah, tapi tentu saja aku pastikan semua fasilitas dan sirkulasinya sangat baik! Tentu harganya di bawah rata-rata harga sewa pada umumnya."

"Itu terdengar bagus! Apa lokasinya jauh? Mungkin aku dan temanku ingin melihat-lihatnya lebih dulu."

"Tidak jauh! Bangunannya ada di dekat sini, kita bahkan akan sampai hanya dengan berjalan kaki. Mari kita pergi sekarang!" Wanita asing tersenyum manis dengan wajah lega dan penuh semangat. Jayde mengangguk sebagai jawaban. Jayde menoleh ke arah Lore sembari membenarkan kacamata yang ia pakai.
"Bagaimana menurutmu? Kau setuju untuk lihat-lihat?"

Lore mngerjapkan mata. Ia bisa melihat ada asas keraguan pada tatapan Jayde, hal yang membuat Lore merasa tergelitik. "Kau kenapa? Takut? Hei, ayolah! Aku dan kau adalah laki-laki sehat, harusnya dia yang merasa takut bukan?"

Time and AgainWo Geschichten leben. Entdecke jetzt