After Tales

7 0 0
                                    

#for better experience please play the song#

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

#for better experience please play the song#

°°°

Di tempat luas yang tidak memiliki langit, dengan bau yang sangat menyengat.


Udaranya panas, mengelupas kulit.


Tidak ada bunga, tidak ada warna, jika yang kau tanyakan pohon, mungkin ada. Namun akan berbeda jika kau membayangkan pepohonan hijau seperti apa yang kau sering lihat di jalanan kota atau hutan-hutan.


Pohonnya tidak memiliki daun, hanya akar menjalar yang berlomba dengan gundukan tanah retak, gersang? Tidak, memang itulah pohonnya.



Tanahnya beberapa kali mengeluarkan asap, memerah seperti habis dibakar.


Di setiap sudut tempat terlihat tumpukan tulang-tulang dengan burung pemakan bangkai mengelilinginya. Tidak ada matahari ataupun bulan, jadi tidak ada siang ataupun malam, hanya begitu saja.



Tempat itu dihuni oleh beberapa makhluk dengan bentuk beragam dan di antaranya ada yang memiliki sayap.


Jangan salah sangka, makhluk bersayap belum tentu malaikat, belum tentu putih.


Tetapi hitam juga belum tentu buruk. Terkadang keajaiban yang kalian temukan itu adalah si hitam yang sedang tersenyum bukanlah Si putih yang suka menguji.



Ada satu makhluk. Yang sangat suka memperhatikan, memperhatikan para manusia yang hidup di bawah mereka lewat sumur tua.


Makhluk itu akan sangat berbeda dengan makhluk lainnya jika kau bandingkan, ia sebenarnya tidak memiliki bentuk, wujudnya menyesuaikan. Ia bisa mengubah wujudnya menjadi apa yang ia mau, tapi yang tidak bisa ia ubah hanya satu: bola matanya. Bola matanyalah yang membuatnya berbeda di antara saudara-saudara lainnya.



Sepasang bola mata biru atau hijau? Para makhluk yang hanya tahu nafsu itu tidak begitu mengerti warna, hingga tidak ada yang benar-benar memahaminya



Mereka, para makhluk yang terkadang tidak memiliki wajah itu menyebutnya dengan sebutan mata samudra.


Ini adalah kisah tentang Si mata samudra itu, bukan tentang Bellial, bukan juga tentang Crowley. Hanya tentang Si mata samudra yang bahkan namanya tidak pernah tercatat di buku mana pun.

°°°


Ada bisik menggema di tempat itu, suaranya riuh tapi seperti terdengar berbisik. Para makhluk yang biasanya hanya sibuk duduk diam menanti waktu atau sekedar bermain kini tengah berganti menjadi bercerita.


Yang tidak memiliki telinga mendengarkan lewat sentuhan, yang tidak bisa bicara bercerita lewat gerakan. Semuanya ramai membicarakan hal yang sama, makhluk kecil yang mirip dengan manusia.



"Kepunyaan siapa?" tanya salah satu makhluk dengan tiga mata pada wajahnya.

"Tanyakan kepada mata samudera itu. Dia pengamat manusia, makhluk tidak abadi dan congkak!" seru makhluk yang tidak punya mata.

Time and AgainWhere stories live. Discover now