Perfect love-13

435 28 1
                                    

Pada akhir pekan ini, Alix dan Zira memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di dalam apartemen mereka.

Mereka memulai dengan menonton film-film favorit mereka, sambil sesekali tertawa dan berbagi komentar tentang cerita yang sedang diputar. Setelah itu, mereka melanjutkan dengan sesi belajar. Tidak lupa, mereka juga menyempatkan diri untuk berolahraga ringan di dalam ruangan, menjaga kesehatan tubuh dan pikiran mereka.

Sebelumnya, Alix sudah mengajak Zira keluar untuk menghabiskan waktu bersama di luar apartemen. Namun, Zira menolak tawaran tersebut. Alasannya, Zira  hanya ingin berdua dengan Alix di dalam ruangan.

Tapi alasan utamanya. Gadis itu merasa khawatir akan merepotkan Alix, terutama karena mengetahui bahwa Alix tidak diberi uang jajan dan hanya mengandalkan kerja paruh waktu dengan upah yang tidak seberapa. Zira tidak ingin menjadi beban bagi Alix.

Meskipun Alix mungkin tidak menunjukkan kekhawatiran atas masalah keuangan, Zira sangat memperhatikan situasi tersebut. Dia berusaha untuk tidak menambah kesulitan apa pun bagi Alix.

"Akhirnya!" Zira menunjukkan hasil masakannya pada Alix dengan senyum bangga terukir di wajahnya.

"Nasi goreng seafood sudah jadi!" Riangnya .

Zira memutuskan untuk membuat makan siang, meskipun mungkin lebih tepat disebut sebagai makan sore karena waktu sudah menunjukkan setengah tiga.

Setelah masakannya siap, Zira dengan antusias menuangkan nasi goreng seafood itu ke atas piring Alix, menyajikannya dengan penuh perhatian. "Di coba, maaf ya kalau nanti rasanya aneh," ujar Zira dengan nada sedikit cemas, khawatir bahwa hasil masakannya tidak sesuai dengan selera Alix.

"Pasti enak," ucap Alix tersenyum tulus pada Zira.

Zira menopang dagunya sembari memperhatikan Alix yang tengah makan masakannya. 

"Gimana?" Tanya Zira.

"Lumayan, untuk kamu yang baru belajar masak," jawab Alix, mendapat helaan napas lega dari Zira.

"Syukurlah, kalau begitu habiskan," ucap Zira, gadis itu dengan tenang kembali memakan saladnya.

"Siap!" Balas Alix.
________

Pagi ini, suasana di sekolah begitu ramai dengan gosip tentang kedekatan Alix dan Zira yang semakin terlihat intim. Para siswa dan siswi tak henti-hentinya membicarakan tentang mereka.

"Gila, makin terang-terangan aja tu dua pengkhianat," ucap salah satu siswi pada temannya.

"Gue masih gak rela anjirr mereka bersatu, bahagia diatas kesedihan Lia."

"Mereka cocok."

"Gue akui untuk visual, Zira menang. Gak heran sih tu cowok brengsek lebih milih Zira."  

"Abaikan," ucap Zira menggenggam tangan Alix lebih erat.

"ZIRA, ALIX!" teriakan seseorang  memberhentikan langkah mereka.

Keduanya memutar tubuh untuk melihat siapa yang memanggil, dan di sana, Lia dengan senyum yang mengembang di wajahnya sedang menghampiri mereka.

"Mau ke kantin?" Tanya Lia.

Zira maupun Alix diam tak membalas ucapan Lia.

Lia menghela napasnya pelan, merasa sedih dengan sikap Alix yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. "Alix, bagaimana sepulang sekolah membicarakan masalah kita?"

Alix mengangguk pelan.

"Kita duluan," ucap Alix lalu menarik lembut tangan Zira dan pergi meninggalkan Lia. 

Perfect love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang