Perfect love-30

603 47 13
                                    

Sudah satu jam lebih Alix duduk di balkon kamarnya yang berada dirumah Asri, pemuda itu tampak memikirkan kedepannya akan seperti apa. Alix mencintai Zira, dia tidak ingin hubungannya dengan gadis itu kandas, terlebih Zira tidak punya siapa-siapa selain dirinya.  Disatu sisi, Adeeva tidak pernah sudi merestui hubungannya dengan Zira.

Alix tidak buta dan tuli, dia ingat dan mendengar setiap pengorbanan yang dilakukan Adeeva untuknya. Bahkan tangisan Adeeva karena perlakuan Arga masih terpatri jelas dalam ingatannya. Setiap momen itu masih segar di pikiran Alix.

Namun, lagi-lagi Alix merasa sulit jika harus melepaskan Zira.

Jika pada akhirnya akan serumit ini, Alix menyesal karena meminta Adeeva untuk kembali pada Arga, dia nyesel merusak rencana Adeeva dan Beni yang saat itu akan menikah. 

"Meski kamu tidak meminta Eva untuk kembali, pada akhirnya kami akan tetap bersama," terdengar suara yang begitu familiar ditelinga Alix, pemuda itu menoleh dan mendapati Arga yang berdiri disebelahnya.

Alix memalingkan wajahnya. Dulu, dia begitu mendambakan sosok Arga, namun sekarang rasanya, hanya untuk melihatnya pun Alix merasa begitu muak. 

"Maafin Papi, Alix!" Setelah sekian lama, akhirnya kata maaf terucap dari bibir Arga untuk Alix. Lebih dari sekadar permintaan maaf, kata-kata itu menyertakan panggilan 'Papi.'

" Papi tau, bahwa melepaskan seseorang yang kita cinta itu tidak mudah. Tapi, papi tidak ingin kamu menyesal karena menentang ucapan Mami, " Arga melirik Alix sekilas kemudian menatap kearah depan.  "Papi pernah diposisi kamu dan---"

"Jangan samakan aku sama papi!" Tegas Alix memotong ucapan Arga.

Arga menghela napasnya pelan. "Papi tau," balasnya.

"Papi tidak akan memberi nasehat apapun karena rasanya malu, papi manusia buruk. Tapi, Papi hanya ingin kamu mendengarkan mami kamu," ucap Arga.

"Jika kamu memutaskan hubungan dengan Zira, papi akan menjamin hidup Zira. Papi akan memberikan dia beautyme," tambah Arga.

Beautyme adalah salah satu toko kosmetik terbesar di kota ini yang dikelola oleh Arga. Awalnya, Arga berencana untuk mewariskannya pada calon istri Alix di masa depan sebagai hadiah pernikahan. Namun, Arga mengubah niatnya, dia akan memberikannya pada Zira dengan imbalan agar Zira menjauhi Alix.  Itu juga salah satu bentuk rasa maaf untuk Zira.

"Zira aman, asal kamu menurut pada Mami," ujar Arga menepuk pelan pundak Alix.

"Kami tidak akan mengatur jodoh kamu, asal itu bukan Zira!"
_______________

"Sayang nya Mami!" Adeeva memelik tubuh Alix erat.

Alix membalas pelukan Adeeva. 

Setelah sesi pelukan, Adeeva mengajak Alix untuk duduk di ruang keluarga yang sudah ada Arga dan Alexa. 

"Bagaimana kabar Mami?" Tanya Alix.

"Mami baik, sayang!" Balas Adeeva.

"Syukurlah, Alix senang jika mami selalu baik-baik saja. Katakan padaku jika Papi menyakiti mami," ucap Alix.

"Hei, apa maksudmu?" Ujar Arga yang tampak kesal.

Adeeva terkekeh kecil, kemudian dia mengusap wajah anaknya lembut. "Jangan khwatir, papi baik bahkan sangat baik!" 

Alix mengangguk lega.

"Sudah lama rasanya kita tidak berkumpul seperti ini," celetuk Adeeva kemudian.  

Adeeva ingin kembali pada momen-momen dimana keluarganya masih utuh, dan berkumpul bersama. 

Alix meraih tangan Adeeva lembut. "Mami, kapan-kapan Alix akan ke bandung, sekalian berkujung pada Oma dan Opa," ucap Alix.

Mata Adeeva tanpak berbinar. "Harus sayang, Oma sama Opa ingin bertemu denganmu," balas Adeeva terlihat antusias. 

"Qila juga nanyain kak Alix terus," celetuk Alexa yang sedari tadi fokus menonton video youtube.

Qila adalah anak Gea dan Liam yang umurnya dibawah Alexa, gadis kecil itu memang sangat menyukai Alix.

Alix tertawa kecil kemudian mengangguk. "Aku hampir lupa dengan Qila," ucapnya, kerena sudah sangat lama tidak bertemu. 

"Dasar."

Hampir setengah jam lebih mereka duduk santai diruang keluarga sambil mengobrol kecil.

Sedangkan Lia sejak tadi mengobrol dengan Asri didalam kamar wanita itu. 

"Nenek, terimakasih. Aku bersyukur diterima baik oleh keluarga ini," ucap Lia begitu tulus.

Asri tersenyum. "Terimakasih juga karena sudah menemani kesendiriian nenek," balas Asri.

Lia mengangguk.

"Lia, biarkan ibumu tinggal disini, tapi bukan sebagai pekerja, agar kamu bisa tinggal di sini seterusnya. Bagaimanapun rumah ini akan jadi milik Alix dan kamu jika suatu saat kalian menikah," ucap Asri.

"Nenek yakin aku akan menikah dengan Alix?" Tanya Lia.

Asri mengangguk yakin. "Nenek sangat yakin," balasnya.

"Aku merasa tidak enak pada Zira," lirih Lia.

Asri tampak kesal saat mendengar nama Zira disebut. "Jangan memikirkan gadis itu."

Lia tampak tersenyum, kemudian mengangguk. Tiba-tiba saja hatinya berdebar ketika membanyakan jika dia dan Alix menikah nanti, terlebih pelukan Alix saat itu masih terbayang jelas dibenak Lia. 

'Tuhan, hanya kau yang bisa membolak-balikan perasaan.' Batin Lia.
__________

"Mau bekerja sama?"

Pria yang ditawarkan gadis didepannya tertawa kencang. "Tidak perlu! Gue bisa lakuin sendiri, lo cuma bakal jadi beban!"

"Sialan!" Balas gadis itu.

"Lo aja bisa berkhianat sama temen lo, apalagi sama gue! Lo pikir gue bego?" Pria itu menatap tajam gadis didepannya.

"Lagian ide lo buruk, cuma menguntungkan diri lo sendiri! Sedangkan gue pengen Alix mati," tambah pemuda itu, kemudian berlalu pergi.
__________

Udah ketebak pasti🙂





Perfect love (SELESAI)Where stories live. Discover now