BAB III

1.7K 123 9
                                    

Selamat membaca kembali...

Suasana di istana negara begitu mengkhawatirkan setelah berita bahwa kesehatan bapak Prabowo menurun. Beliau harus di rawat intensif di rumah sakit.

Berbagai doa dilangitkan oleh seluruh penjuru negeri. Semua orang berharap bapak Prabowo bisa kembali beraktivitas meskipun kemungkinan kecil.

Hari ini ibu titiek harus menghadiri acara yang dimana beliau harus menyampaikan sambutan, dirinya tidak mau datang tapi semua orang mencoba untuk meyakinkan Bu titiek. Matanya terlihat sembab, sepertinya beliau juga kurang tidur.

Setelah Bu titiek berdiri di podium. Tangannya mulai gemetar, tapi beliau tetap sambutan dengan baik sampai selesai meskipun hatinya tak karuan.

Bu titiek juga tidak lupa menyampaikan agar orang orang mendoakan sang suami yang sedang berbaring di ICU.

"Saya mohon kepada kalian semua agar selalu mendoakan yang terbaik buat bapak, dulu ayah saya menyuruh kami untuk berpisah tapi semua kembali bersama setelah 20 tahun itu juga karena rakyat Indonesia. Terimakasih banyak" Ucap Bu titiek di sela air matanya yang terus jatuh di pipi tirusnya itu.

"Tapi sekarang, jika tuhan yang memisahkan. Siapapun tidak ada yang bisa menghalanginya dan saya tidak tahu bagaimana saya akan hidup setelahnya hiks hiks" tangisnya pecah tangannya sudah sangat gemetaran bahkan beliau sudah tidak mampu berdiri tegak lagi dan akhirnya mas Rizky harus menatih Bu titiek untuk kembali ketempat duduknya

Semua orang tanpa sadar mulai mengeluarkan air mata, suasana di podium begitu mengharukan. Bisikan bisikan doa terus berlabuh untuk pak prabowo.

Kisah cinta seperti apa yang bisa setulus mereka berdua, perjuangan seperti apa yang sebanding dengan perjuangan mereka berdua.

Anna yang sedari tadi duduk di samping mbak Selfi, istri mas Gibran terlihat terisak. Mbak Selfi yang melihat bahwa Anna menangis sesenggukan langsung memeluknya, berusaha menenangkannya

"Ini salahku, mbak" lirih Anna yang terus saja menangis

Mbak Selfi hanya menepuk nepuk punggung Anna agar dia bisa lebih tenang, tapi isakannya semakin keras bahkan nafasnya terdengar tersendat-sendat hingga tanpa menunggu lama Anna sudah tidak sadarkan diri.

Mbak Selfi yang merasa bahwa Anna tidak sadar merasa panik dan itu langsung di notif oleh mas Gibran dan Paspampres.

Anna langsung diangkat dan dibawa kerumah sakit. Kejadian tersebut membuat semua orang di podium terlihat khawatir.

Terutama ibunya, Bu titiek Soeharto

==============

Rumah Sakit

Dimalam anna pingsan, Dokter mengabarkan bahwa keadaan pak Prabowo semakin kritis. Jika tidak sadar maka kemungkinan pak Prabowo sudah tidak ada lagi.

Pernyataan dari dokter membuat semua orang yang ada disitu lututnya merasa lemas.

Anna yang baru saja datang setelah siuman dari pingsannya langsung mencengkeram kemeja dokter tersebut.

"Apa kau bilang dokter?" Tanya Anna

"Papah tidak kenapa kenapa, aku juga seorang dokter sepertimu .dia akan bangun. Itu sudah pasti. Papah seorang pejuang. Dia akan bangun demi ibu, demi rakyat, demi negaranya, dan hiks hiks demi aku juga" Anna terus memukul kesal dokter tersebut. Tangisnya kembali pecah

Mas Gibran yang sejak tadi menahan air matanya sekarang sudah tumpah. Mereka semua menangis bahkan semua ajudan tak kuasa menahan rasa pilu ini.

Hanya ada satu orang yang sama sekali tidak mengeluarkan air mata. Wajahnya masih datar dan seseorang itu menghampiri anna yang masih bersimpuh untuk menjambak rambutnya sendiri.

Pergelangan tangan itu dihentikan oleh tangan yang ototnya lebih besar, Anna yang merasa dirinya dihentikan langsung menoleh.

"Berhenti, jangan menyakiti diri sendiri" ucapnya

"Ma..mayor Teddy, papah baik baik saja kan?hiks hiks hiks aaku mau papah bangun. Ini..ini semua salahku kan? Seharusnya a..aku.." racauannya terhenti setelah mayor Teddy membawa Anna kedalam pelukannya

Dia berusaha menenangkan gadis itu. Anna hanya terus terisak. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri setelah ayahnya jatuh sakit. Menurutnya penolakan mentah mentah dia atas perjodohan itu membuat ayahnya banyak pikiran. Dan akhirnya jatuh sakit.

Anna yang sedang bertarung dengan pikirannya sendiri tiba tiba melepaskan pelukannya dari mayor Teddy dan berdiri.

"Ibu" panggilnya tiba tiba

Bu titiek Soeharto yang sedang berada di pelukan mas Didit langsung menoleh

"Iya ada apa?" Tanya beliau

"Aku mau menikah besok" ucapnya tiba tiba yang membuat semua orang menoleh ke sumber suara.

Pernyataan tiba tiba anna membuat terkejut semua orang. Bukankah dia sangat menolak beberapa hari yang lalu?

Bu titiek langsung menghampiri putrinya

"Sayang, jangan mengambil keputusan tergesa-gesa" ucap ibu titiek mengelus kepala putri cantiknya itu.

"Tidak ibu, ini keinginan papah dan aku akan mengabulkannya" ucapnya sambil berjalan menghampiri pintu dimana ayahnya sedang berbaring

Anna bisa melihat dari kaca pintu tersebut bagaimana ayahnya berjuang untuk hidup.

aku akan menikah, jadi papah harus bangun
Batin Anna.

Dan disisi lain ada seorang mayor yang menatap punggung gadis cantik itu.

Entah apa yang ada dipikirannya.

Maapinn ya kalo membosankan..
Semoga kalian suka

Aku masih bingung buat gambaran visual annasthasia

Kalo kalian ada referensi bagi tahu ya..

Justice For LoveWhere stories live. Discover now