BAB VIII

1.5K 88 12
                                    

Happy reading gaess..
Always support me yaaa
Love u all

Anna mengerjapkan mata setelah dirinya merasa sadar, ia bangun. Tapi, ada apa dengan kamarnya? kenapa gelap sekali. ia mengucek matanya yang masih remang remang. Kesadarannya mulai kembali penuh.

Ruangan ini bukan kamarnya dan kenapa kakinya diikat. Ada apa ini? Dia kembali mengingat waktu dia tertidur di lantai kamarnya, setelah dia bangun, dirinya merasa haus lalu pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Dan tiba tiba Anna merasa ada yang memukul bagian belakang kepalanya hingga dia tidak sadarkan diri.

Iya, dirinya ingat sampai situ saja dan sekarang ketika bangun ia sudah ada diruangan gelap ini dengan kaki diikat.

"Tidak, apa aku diculik?" Gumamnya, setelah melihat keadaan dirinya sekarang.

Melihat ruangan sekitar terlihat gelap dan lembap. Anna berusaha melepaskan rantai di kakinya. Meskipun takut, Anna mencoba untuk tidak panik.

" Tolong apa ada orang di luar?" Teriaknya. Tapi ruangan itu terlihat kedap suara sehingga tidak ada orang yang bisa mendengarkannya. Anna terus berteriak sampai suaranya sedikit serak.

Selang beberapa menit, Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekati Anna. Dia berharap bahwa langkah kaki itu adalah suara seseorang yang akan menolongnya.

Karena pencahayaannya yang gelap Anna susah untuk melihat dengan jelas.

"Si siapa ka kamu?" Tanyanya tergagap

"Tolong lepaskan aku, aku ingin keluar dari sini hiks hiks aku sangat takut, aku mohon padamu" ucap Anna memohon.

"Diam kau, atau ku tembak" ucap pria berjaket hitam tersebut sambil menodongkan pistol kepada Anna.

Harapannya pupus karena orang tersebut bukan penolong, melainkan seseorang yang menculik dirinya.

Anna sangat takut, baru pertama kalinya ada seseorang menodongkan pistol di depan dahinya.

"Tidakk, aku mohon lepaskan aku. Aku takut disini. Aku akan memberikan apapun yang kau mau tapi lepaskan aku dari sini" Anna terus saja memohon hingga membuat kesal pria berjaket itu.

"Berisik sekali, Aku akan membuatmu diam" ucapnya

BUGHHHH

dia memukul pipi Anna keras sampai gadis itu tersungkur. Sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Aghhhh" rintihnya memegangi pipi yang Barus saja dipukul.

Lalu rambut Anna di Jambak ke belakang hingga kepalanya mendongak ke atas. Anna menangis lagi, rasa takutnya kian bertambah. Air matanya juga tak kunjung berhenti Dan pria berjaket itu mendekatkan ponselnya pada Anna

"Dengarkan ini" perintah

Anna melihat bahwa ponsel itu tersambung pada seseorang.

"Hai Anna? Apa kau baik baik saja? Selamat atas pernikahanmu ya. Bagaimana tuan putri apa disitu menyenangkan?" Ucap seseorang di dalam ponsel tersebut.

Siapa seseorang yang berada di seberang telpon ini, Anna seperti mengenali suara itu.

"Sisiapaa kau? kenapa menyiksaku? Lepaskan aku hiks tolong" ucapnya bergetar, air matanya terus keluar

"Ada apa Anna? Tega sekali kamu tidak mengingatku." Ucapnya terkekeh

Anna tidak bisa berpikir saat itu, meskipun tidak asing dengan suara seseorang di ponsel itu. Anna hanya ingin cepat keluar dari ruangan itu.

"Lepaskan aku sekarang juga" ucap Anna kembali

"Oh ayolah Anna, kamu adalah gadis yang cerdas kamu pasti bisa keluar dari ruangan itu dengan mudah. Jadi jangan manja oke?" Ucap wanita yang ada di seberang telpon

Justice For LoveWhere stories live. Discover now