BAB VI

1.4K 98 22
                                    

Happy reading yaaa...
Semoga sukaaaa
Jangan lupa di vote

Bukan Anna namanya kalo tidak penasaran, setelah mayor Teddy pamit pergi untuk menemui sang ayah. Anna langsung masuk ke dalam kamar mayor Teddy, dia memeriksa seluruh ruangan tersebut. Mungkin saja dia bisa menemukan alasan kenapa tangan mayor Teddy bisa terluka

Tapi usahanya nihil, dia tidak menemukan apapun. Tapi, ketika dia mau masuk kedalam kamar mandi dia terkejut mendapati cermin di samping kanannya retak parah.

"Astaga, apa dia memukul tangannya ke cermin. Tapi kenapa?" gumam Anna yang melihat ada noda darah di cermin tersebut.

Ponselnya tiba tiba berdering, Anna mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.

"Mas Rizky, kenapa dia menelpon" ucapnya sambil mengangkat telepon tersebut

"Hallo, ada apa mas?" Tanyanya

"Mbak Anna, mayor Teddy mba" jawabnya dari sebrang telepon

"Ada apa dengannya" tanya Anna bingung

"Bapak mba, beliau menghukum mayor Teddy" jawabnya di seberang telpon

"Apa yang kamu katakan mas Rizky, coba jelaskan  dengan benar" ucap Anna yang merasa bingung dengan pernyataan tiba tiba mas Rizky

" Tadi, mayor ke ruangan bapak untuk berbicara berdua dengan beliau. Tapi, tiba tiba terdengar suara sesuatu yang pecah, jadi saya dan rajif ke ruangan bapak. Dan didalam bapak sedang menghukum  mayor mba. Ketika kami masuk kami disuruh keluar oleh bapak, kata beliau ini persoalan mertua dan menantu. Kami keluar Dan saya langsung menelpon mbak anna." Jelas mas Rizky

"Ya sudah, aku langsung kesana" ucap Anna sebelum menutup telepon.

Dia mengambil mobilnya, dan dia langsung pergi menuju istana negara. Anna terlihat khawatir, apa yang coba mayor Teddy katakan pada ayahnya. Dan hukuman apa yang coba ayahnya lakukan pada mayor Teddy.

Setelah sampai di istana negara, Anna tidak memakirkan mobilnya dengan benar di garasi. Dia berjalan dengan terburu-buru, dan Paspampres sedikit terkejut dengan kehadiran tiba tiba putri presidennya itu.

Anna melihat mas Rizky dan mas Rajif di depan ruang kerja ayahnya. Tanpa menghiraukan mereka berdua, Anna langsung saja masuk ke dalam dan betapa terkejutnya dia melihat keadaan mayor Teddy.

Mayor Teddy berlutut di hadapan ayahnya dia tidak memakai baju apapun hanya celana panjang hitam yang tadi dirinya pakai.

Punggungnya juga terdapat beberapa luka cambukan

"PAPAHH" Teriaknya yang membuat pak Prabowo berhenti untuk mencambuk mayor Teddy kembali.

Mayor Teddy yang mendengar suara gadis itu langsung menoleh ke arahnya.

"Papah, apa yang kau lakukan padanya" ucap Anna kembali dan menghampiri mayor Teddy

Wajah mayor Teddy sangat pucat, dia terlihat tidak berdaya, tapi mencoba menahannya

"Keluar Anna, papah sedang bicara dengan mayor Teddy" perintah pak Prabowo

"Tidak, aku tidak akan keluar. Papah bukan bicara padanya melainkan memukulinya." Ucap Anna pada ayahnya.

"Papah hanya menghukumnya sedikit atas kecerobohannya" ucap sang ayah

"Tapi tidak seperti ini pah, dia sudah terluka sangat parah" jawabnya lalu Anna mengeluarkan saputangan dari dalam tas untuk mengusap keringat yang jatuh ke wajah mayor Teddy.

Ada rasa khawatir yang menyelimuti hatinya.

"Saya baik baik saja" ucap sang mayor dengan mulut yang sedikit bergetar.

Justice For LoveWhere stories live. Discover now