Bab 3

24 19 2
                                    

Selamat membaca semuanya 😁
Semoga kalian semua menyukainya 🙏

Tak lama pria yang lain menghampiri. Ia mendekati Cyana dan bertanya tanya siapakaj gadis itu. Sama halnya dengan Daniel ia bisa melihat ada yang mengingatkannya dengan sosok kakak tertuanya yang sudah belasan tahun pergi, namun keegoisannya memintanya untuk menepis pikirannya itu.

"Pa siapa yang papa bawa?" Tanya Sue, adik Federal. Usia sue dua tahundjbawah Federal. Ia adalah seorang duda. Mantan istri dan anaknya tinggal di luar negeri setelah mereka berpisah 7 tahun lalu.

"Hmm ada apa sih ini?" Tantenya, Carry juga muncul. Wanita berambut pirang itu tampak habis bangun karena rambutnya sedikit berantakan. Saat melihat Cyana ia pun terpaku sejenak. Cyana begitu pula.
"Perhatian semuanya, mulai sekarang Cyana Blaire akan tinggal bersama kita. Ayahnya. Hmm ... Putra tertuaku, kakak kalian Derriel telah meninggal dunia."
"Apa? Kak Darriel meninggal Pa?" Tanya Carry lagi. "Bagaimana bisa?"
"Papa yakin dia anak Kak Derriel? Lagi pula ia sudah lama pergi dan tak ingin tinggal di rumah ini," ucap Daniel.
"Kalian diamlah. Papa sudah menemukan bukti ia adalah darah papa. Bagaimana juga Cyana punya bagian dari harta ayahnya. Papa sudah memutuskan dan kalian tak bisa menentangnya," tekannya. Semua orang hanya bisa menutup mulutnya kini.
"Ayo cucuku, ikut opa." Cyana mengangguk dan hanya berjalan mengikuti opanya.
"Bik, siakan kamar itu untuknya," perintah Federal.

Bik Ijah pun mengangguk, dan segera membereskan kamar besar itu. Cyana memperhatikan sekeliling kamar bergaya klasik itu. Semua prabotnya terlihat terbuat dari kayu dengan kwalitas terbaik.
"Cyana mulai sekrang itu kamarmu Nak."
Cyana mengangguk dan masuk kesana tanpa peduli dengan tatapn banyak mata padanya. Ia lantas menutup kamat itu. Sejujurnya ia merasa risih dengan tatapan mereka yang jelas tak menyukainya.

"Mengapa papa membawa anak yang belum jelas siapa dia?" Ucap Sue pada kedua saudaranya.
"Jaga bicara kalian, jangan sampai papa mwndengarnya," ucap Daniel dan pergi, sementara istrinya Marry yang melihat dari jauh mendatamgi suaminya itu.
"Apa papa akan biarkan ia mengambil bagian Mark?"
"Apa maksud mama?"
"Papa lupa bagian Kak Darriel lumayan banyak dan kalau Cyana menjadi cucu kesayangan tak menutup kemungkinana ia akan menguasai perusahaan dan menjadi penerus Blaire Grup."

Daniel beranjak dari tempat itu dan menuju ruangannya, istrinya itu mengekor dari belakang.
Daniel hanya diam, ia menatap jendela. "Dia takkan pernah bisa mendapatkan semua. Darriel sudah tak ada kini gadis itu hanya punya opanya."
"Papa lupa ia masih bisa mendapat satu dukungan lagi?"

Daniel menatap istrinya, ia tahu siapa yang dimaksud oleh istrinya. Darriel masih punya adik laki-laki lain selain dirinya dan Sue. Lelaki itu bernama Razie dan ia tinggal dengan keluarganya di Selandia Baru di tanah kelahiran papa mereka.
"Aku takkan membiarkannya Ma. Tenang saja."
Marry tetap merasa takut kalau posisi anaknya Mark dalam bahaya."
"Tetap saja Papa harus memikirkan cara untuk membuat anak itu tak besar kepala. Lagipula kita tak tahu benarkah ia anak kandung Kak Derriel atau bukan," gerutu Merry lagi. Ia amat tenang dengan kedatangan Cyana di dalam kelurga besar mereka. Ia sengaja menikahi Daniel karena lelaki itu adalah anak konglomerat. Dan ia membayangkan menjadi nyonya besar sejak ia tahu kakak kandung suaminya itu pergi dari rumah. Ia dan Daniel lebih dulu menikah dan putra tertua mereka usianya dua tahun diatas Cyana.
"Papa akan mengurusnya, mama tenanglah. Sekarang buatkan papa kopi."
Marry mengangguk dan menuju ke dapur, saat melewati kamar Cyana ia memandangnya penuh kebencian.

Entah dari mana anak itu tiba-tiba muncul dan akan merusak semua rencanaku. Pikirnya.

****

Setelah kepergian Cyana terkadang Xenon sengaja melewati kelasnya hanya itu melihat bangku bekas gadis itu duduk. Sementara ia tak tahu bahwa Nara dan Tania masih berhubungan dengan Cyana.

Ia sengaja menghindar saat mereka hendak memergokinya. Harga dirinya memaksanya untuk berbuat demikian. Meski hingga akhir sekolah ia masih belum bisa melupakan rival abadinya itu, bagaimana juga pertengkarannya  dan ketidakcocokan diantara mereka meninggalkan ingatan yang sulit untuk Xenon lupakan dengan mudah. Ia terkadang heran mengapa ada  gadis sekeras kepala dan seangkuh itu.

Setelah tamat sekolah Xenon mendapatkan beasiswa ke Inggris dan disana ia bertemu sahabat baru bernama Hanso Kim. Setelah kembali ke Indonesia Xenon bekerja di sebuah perusahaan selama tiga tahun, sebelum memutuskan membuat perusahaan sendiri bersama dengan Hanso.

Sementara Sammy melanjutkan kuliah di Australia dan menetap di Selandia Baru. Sejak kepergian Cyana Xenon tak pernah lagi bertemu gadis itu meski tak akan bisa ka lupakan rival abadinya yang begitu keras kepala itu sampai kapanpun.

"Ada dimana ia kini?" Ucapanya pelan sembari menatap foto olimpiade terakhir yang diikuti Cyana di sekolah mereka. Waktu itu ia sebagai salah satu panitia diberi amanah memotret Cyana dan ia masih menyimpan foto itu hingga kini.

Marry My RivalWhere stories live. Discover now