Bab 18

4 1 0
                                    

Xenon dan Cyana melanjutkan bulan madu mereka berdua setelah Hanso dan Diana kembali ke Jakarta, disusul oleh Nara dan Tania karena hal mendesak.

"Jadi hari ini kita shopping? Atau berkeliling lagi?" Tanya Xenon.
"Bukankah dimana-mana kau membawa laptop. Tidak bisakah kita liburan tanpa itu?"
"Astaga, apa istriku cemburu pada benda ini? Perempuan memang sangat menakutkan. Baiklah aku akan menyimpannya?"

Xenon mengajak Cyana berkeliling Denpasar dengan mobil.
"Kau suka? Kau makan seseuatu?"
"Nanti saja, setelah kita berkeliling."
"Ok, baiklah."
"Apa besok kita akan pulang?"
"Kenapa? Kau masih ingin berduaan denganku lebih lama? Bukankah di kamat kita hanya berdua?"
"Aku masih ingin menenangkan diri."
"Tak cukupkah waktu itu di Wellington Cyana?"
"Aku merasa apa aku bisa membuat om-omku menyesal Xenon?"
"Kita usahakan saja. Oh ya kebetulan tiga hari lagi ada undangan makan malam di rumah calon klient kita. Disana kita pasti bertemu ommu. Kau sudah siap? Kita harus memenangkan hati Tuan Agustus."
"Aku akan membantumu. Agar mereka tak dapat tender apapun. Lihat saja."
"Begitu baru Cyana yang aku kenal."
"Kau menyindirku?"
"Tentu tidak, bagiamana mungkin aku menyindir istriku."
"Xenon boleh aku bertanya sesuatu."
"Apa itu?"
"Mengapa kau mau membantuku? Aku rasa kau belum mencintaku jadi karena apa?"
"Aku tak suka cara mereka. Bagaimana juga aku mengenalmu dan entah mengapa aku tak suka jika kau jauh dari pandanganku."
"Apa kau sedang menggombal?'
"Cyana, aku adalah suamimu, mana pun aku berbohong." Xenon meraih tangan istrinya itu.
"Meski belum bukan berarti kita takkan mencintai bukan? Maka bersiaplah untk hidup denganku selamanya."
"Kau membuatmu merinding."
Xenon langsung tertawa. "Apa yang lucu sih?"
"Caramu menakutiku bahwa kita akan saling jatuh cinta. Bagaimana kau yakin?"
"Apa kau tak merasakan sesuatu yang berbeda saat bersamaku? Aku merasa sangat nyaman berada di dekatmu kini sayang."
"Apa itu bisa disebut cinta?"
"Entahlah mungkin kearah sana."
Apa mungkin aku pun jatuh cinta pada Xenon? Sebab aku tak merasa terusik dengan semua perhatian dan sentuhannya. Pikir Cyana.
"Tak usah terlalu dipikirkan, biarkan perasaan ini mengalir apa adanya, dan jangan menolaknya kau paham?"
"Aku belum cukup paham, tetapi aku mencoba."
Xenon mengelus rambut Cyana, dan mereka saling bertatapan.
"Kau sednag mengemudi Xenon."
"Maaf sayang karena melihat wanita cantik di sebelahku aku lupa."
"Gombal."

***

Seorang wanita menarik kopernya dan kemudian masuk ke dalam mobil mewah.
"Papa dan mama dimana Pak?"
"Tuan sedang di kantor, nyonya sedang di salon."
"Lalu kakakku?"
"Tuan Muda Mark ada di kantor."
"Jadi wanita itu sudah tak lagi tinggal di rumah bukan?"
"Maksud anda Nona?"
"Cyana wanita itu."
"Nona Cyana sejak kembali dari Selandia Baru tak lagi tinggal di rumah besar Non."
"Nona? Kau masih memanggil wanita munafik itu Nona? Aku heran mengapa semua pelayan menyukainya."

Supir itu hanya diam. Alasan mengapa para pelayan termasuk supir menyukai Cyana adalah ia tak pernah berbicara tak sopan pada mereka meski ia adalah Nona muda di rumah itu. Cyana selalu meminta tolong dengan baik selama tinggal di rumah itu, bahkan tak jarang ia mengerjakan kebutuhannya sendiri tanpa merepotkan pelayan.

"Mama tak tahu putri mama tiba!"
"Astaga Jessica sayang maafkan mama. Mama harus ke salon, nanti malama ada makan malam penting. Kau juga kesinilah. Kau ikut nanti malam. Siapa tahu kau akan bertemu pemuda tampan disana."
"Tampan?"
"Ya, kau harus mendapat suami lebih tampan dari Cyana."
"Seberapa tampan lelaki itu?"
"Mungkin kau akan melihatnya nanti malam."
"Baiklah."

Jessica, Daniel dan Merry turun dari mobil dan langsung disambut.
"Seperti ini pesta para orang kaya rupanya," ucap Jessica.
"Papa akan perkenalkanmu dengan yang lain," ucap Daniel.
Lantas Daniel mendatangi Tuan Agustus menyapanya.
"Dia putri anda? Wah, saya tak heran semua wanita di keluarga Blaire memang menawan."
"Anda berlebihan. Apa anda pernah bertemu adik saya?"
"No, itu wanita cantik disana bukankah itu keponakan anda? Nyonya Harberth?"

Daniel, Jessica dan Merry menoleh ke arah Cyana, ia sedabg berbincang debgan para pengusaha lainnya. Pengalamannya sebagai mantan CEO menyebabkan dirinya cukup dikenal.
"Papa aku ke kamar mandi dulu," ucap Jessica.
"Baiklah.'

Jessica mengumpat dan hendak masuk ke kamar mandi saat tak sengaja bertabrakan dengan Xenon.
"Maaf saya tak sengaja," ucap Xenon dan berlalu.
"Siapa pemuda itu? Aku belum pernah melihat lelaki setampan dia."
Jessica pun mengikuti Xenon hendak menyapanya.
"Mengapa ia kearah sana? Apa ia mengenal Cyana?"
"Wahh, siapa ini? Sepupuku Jessica Blaire?" Tiba-tiba Cyana ada di belakang Jessica.
"Dunia ini snagat sempit hingga bisa melihatmu. Pergilah aku sibuk."
"Kau mencari seseorang?"
"Bukan urusanmu."

Saat melihat Xenon ia pun tersenyum.
"Kau disini rupanya," sapa Xenon.
"A ..." Ucap Jessica.
Cyana meraih tangan Xenon.
"Kau mencari dia? Upps sayang sekali, dia suamiku Jessica."
"Ada apa ini sayang dia?"
"Dia adalah Jessica Blaire, adik Mark, anak dari Daniel Blaire."
"Begitu rupanya. Jessica aku akan mengawasi langkahmu. Jadi menjauhlah dari Cyanaku."
Jessica yang tak menduga pun langsung pergi dari pesta itu.

Marry My RivalWhere stories live. Discover now