Bab 22

5 1 0
                                    

Malam itu Xenon naik ke ranjang, dan Cyana segera memeluknya.
"Pekerjaanya sudah selesai?"
"Sudah, besok libur, kau mau berkencan sayang?"
"Berkencan kita?"
"Iya kita."
"Kemana?"
"Kemana yang sayang mau."

Cyana mengangguk dan mengeratkan oelukannya. Xenon mengecup kening Cyana lembut.
"Ayo kita tidur."
Cyana mengangguk.

Kesokan harinya Xenon mengajak Cyana ke sebuah taman yang berada di pinggiran danau buatan.
"Aku baru tahu tempat ini."
"Kau suka?"
Cyana mengangguk. "Terima kasih sayang."
"Ayo kita duduk disana." Xenon meraih jemari istrinya dan mereka berjalan di bawah pepohonan yang menjulang.
"Sungguh menenangkan, kau tak membawa pc kan?"
"Kenapa kau cemburu pada PC?"
"Terkadang, sayang lebih lama menatapnya dibanding aku."
"Astaga, kau begitu manisnya, istri siapa ini sih?" Goda Xenon dan mencubit pipi Cyana.
"Sakit tau."

Xenon malah memeluknya, dan Cyana tersenyum saat Xenon mulai menggelitiki dirinya.

"Xenon, disini banyak orang, malu."
"Kalau di kamar boleh!" Bisik Xenon.
"Tergantung."
"Maksudnya?"
"Bayarannya apa?"
"Kau maunya apa sayang? Atm, rumah, mobil, traveling, perhiasan?"
"Aku juga membelinya Xenon."
"Maaf, aku lupa, lantas apa yang kau mau?"
"Kasih sayang dan perhatianmu," ucap Cyana lembut dan ia menunduk malu.
"Gemasnya, kenapa istriku semanis ini ya?"
"Mana ku tahu," ejek Cyana.
"Sayang kau tahu besok aku akan mendatangi klient baru. Dan aku tahu Ommu sudah mengincarnya sejak lama."
"Berapa hutang mereka kini?"
"Sangat banyak, jika mereka tak menemukan klient dan investor di bulan ini, perusahaan akan failit."
"Aku akan sangat senang seharusnya, namun apakah kita tak berlebihan?"
"Kita beri mereka pelajaran hingga mereka meminta maaf padamu bagainana?"
"Aku setuju, lagi pula itu salah mereka tak bisa mencari klient dengan baik. Tetapi mengapa mereka tak pernah memenangkan tender?"
"Karena siapa lagi. Karena suamimu ini tentunya."

***

Daniel tak dapat menyembunyikan keterkejutannya saat dilihatnya Xenon sudah lebih dulu tiba disana.
Anak ini sengaja menjadikan klient tujuanku sebagai target. Pikir Daniel.
Setelah asisten Daniel menjelaskan proposal mereka, kleint tampak mendiskusikan hal itu dengan krunya.

"Kau sengaja merebut semua klient?"
"Aku? Siapa yang taj mau bekerja sama dengan Nature Group Mr. Daniel. Atau Om."
"Aku bukan Ommu."
"Wah sayang sekali istriku punya om yang memang tak mau mengakuinya sebagai keluarga Blaire.Tetapi tak apa, ia tak membutuhkan apapun dan kekurangan satu hal pu hanya karena kalian mencoretnya sebagai anggota keluarga."
"Kau sangat pandai berucap. Apa itu sebabnya kau cocok dengan gadis tanpa asal usul itu?"
"Hentikan Mr. Daniel. Anda boleh menghina saya, tidak istri saya. Dia bahkan lebih terhormat dibandingkan oranng yang duduk di hadapan saya?"

Hanso yang ada disana hanya bisa tersenyum, sebab ia tahu semua yang Xenon ucapkan adalah benar.

"Aku akan lihat sampai dimana kau mengoceh begitu."
"Aku atau anda yang tertawa diakhir."

Tak lama diputuskan Xenon kembali memenangkan tender. Sebelum pergi Xenon berucap.
"Anda pasti akan dikejar mendiang Tuan Federal Blaire jika Blaire Group bangkrut di tangan anda, itupun setelah dengan licik anda merebutnya dari keponakan anda!!"
Daniel hanya menatapnya tajam dan berlalu.

"Wah ... Wah, orang itu pasti sangat tersudut. Apa yang akan kita lakukan untuk menghancurkan mereka seluruhnya?" Tanya Hanso.
"Ia takkan bisa melunasi hutangnya dan perusahaan akan failed."
"Kau benar-benar memberi mereka pelajaran."
"Itu bayaran kejagatan mereka di dunia."
"Aku setuju, namun kau tetap hati-hati karena mereka bjsa msmbalasmu dengan apa saja. Lantas apa yang kau lakukan dengan Jessica?"
"Aku memberitahukan tentangnya pada semua kolegaku dan aku pastikan ia takkan pernah bisa bekerja di perusaan manapun di Jakarta ini"
"Ternyata nasib istrimu begitu meyedihkan punya keluarga seperti mereka."
"Bukankah mereka tak pantas dipanggil keluarga?"
"Kau benar, mereka sangat jahat untuk diakui sebagai keluarga."

***

Xenon kembali ke rumah dan mendapati Cyana tertidur di depan laptopnya. Ia mendekati istrinya perlahan.

"Lihatlah ada bidadari di hadapanku," ucapnya pelan agar tak membangunkan sang istri.
Lantas perlahan ia mengangkat tubuh itu dan menaruhnya ke ranjang.

"Mengapa kau sampai tertidur di sofa sih Cyana?" Ucapnya lagi, lantas ia menyelimutinya.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, ia dapati Cyana telah duduk sambil menyantap makan malam.

"Kenapa tak membangunkanku?"
"Mau bagaimana kau tertidur sangat pulas, apa yang kerjakan?"
"Aku membaca skenario tadi."
"Sudah sejauh mana persiapan film perdana kalian?"
"Sudah jalan 50 persen, kau ingin melihat syutingnya esok?"
"Jika aku senggang, nanti aku singgah," ucap Xenon dan duduk mendekap istrinya.
"Aku merindukanmu Sayang," bisiknya manja.
Cyana pun membalasnya dengan kecupan di kedua pipinya.
"I miss you too, oh ya bagaimana tadi?"
"As usuall, aku memenangkan tender, I think you can believe that."
"Sure?? Wahh, semestinya aku ada disana melihat wajah lelaki itu."
"Dia merah karena aku terus mengganggu urusannya. Haha."
"Really? Apa yang dia katakan?"
"Katanya aku sengaja membuatnya susah."
"Namun Xenon, kau tetap harus berhati-hati kau tahu selicik apa mereka."
"I see Sayangku. Namun aku akan membuat dia menyadari kesalahannya, bukan hanya dia namun seluruh keluargamu dirumah itu."
"Terima Xenon."
"Don't mention it, Honey. Oh ya kau sudah makannya?"
"Sudah, akhir-akhir ini aku selera makan, tadi kepalaku pusing sejak pagi, jadi aku banyak istirahat."
"Kau sudah memeriksanya Sayang?"
Cyana menggeleng. "Apa menurutmu aku hamil?"
"Bisa saja, kau merasa mual?"
Cyana menggeleng, "Hanya terasa pusing, mudah lelah, mengantuk dan ingin banyak makan."
"Jika kau hamil berarti anak kita cukup banyak makannya," ucap Xenon sambil tertawa kecil.
"Apa ia mirip aku atau dirimu?"
"Mirip siapa saja sayang," ucap Xenon dan mengecup kening istrinya.

Marry My RivalWhere stories live. Discover now