Bab 17

5 1 0
                                    

"Kamar kami disini, dan ini kunci kamar kalian bertiga dan ini milikmu Hanso."
"Kami tidur satu kamar dengan Diana?"
"Kenapa? Kalian kira aku mau tidur dengan kalian?"
"Sudahlah kamar kosong habis, tak apa Diana mau tak mau kita satu kamar kali ini."
"Baiklah, lagi pula minggu aku sudah harus kembali?"
"Oh ya?" Tanya Nara.

Diana langsung menuju kamar mereka, Nara dan Tania mengikutinya.
"Kau suka kamar ini?"
Cyana membuka tirai dan melihat pantai dari jendela kaca itu.
"Bagus juga pilihanmu? Apa kau pernah kenari sebelumnya?"
"Astaga istriku sangat cemburuan. Ini pertama kalinya dan itu denganmu. Sejak dulu aku ingin datang kemari untuk bulan madu meski aku belum punya calon istri."
"Jadi kita akan kemana?"
"Malam ini kita barbequan ok."
"Boleh juga."

Xenon mendekati Cyana dan menyentuh anak rambut rambut di kening istrinya itu.
"Kau membuatku terkejut."
"Terkena angin tadi," ucap Xenon. Cyana merasa pipinya bersemu merah. Mereka telah tinggal bersama beberapa hari ini, di ranjang yang sama, meski mereka belum melakukan hubungan itu.

Apa Xenon mengajakku kemari untuk itu? Ahh pikiran kotor apa itu Cyana. Hentikan. Pikir Cyana.
"Kenapa melamun? Apa kau memikirkan sesuatu Cyana?"
"Tidak, memikirkan apa."
Xenon lantas duduk dna membuka laptopnya.
"Kau masih membawa pekerjaanmu?"
"Minggu depan ada tender besar bukankah kita harus mwngalagkan om-ommu? Maka kita harus memenangkan tender itu."
"Oh ya? Proyek apa?"
"Sebuah hotel baru di bilangan Kemayoran. Kemari dan lihatlah?"
"Bagaimana menurutmu proposalnya?"
"Boleh juga, coba bagian ini diganti sedikit. Kau tahu generasi melenial suka yang instan kan."
"Kau benar sayang, terima kasih sarannya."
"Aku tak sabar melihatmu menang dan membuat kedua orang itu geram."
"Kau sangat tak sabaran sayang, tunggu dan lihatlah bagaimana aku membuat mereka kewalahan."
"Aku menantikan hari itu."
"Hari itu pasti akan datang."

****

"Dimana pasutri itu?" Tanya Nara sebab Cyana dan Xenon belum juga menampakkan diri.
"Biarkan saja namanya pengantin baru," ucap Hanso yang sudah memanggang daging.
"Kelihatannya enak," ucap Diana.
"Porsi untukmu paling banyak nyonya."
"Kau ada-ada saja Hanso."
"Itu mereka," ucap Tania.
Xenon dan Cyana datang dengan pakaian mereka yang casual namun tetap menampakkan wajah mereka yang rupawan.
"Kalian membuatku jelous, bagaimana wajah kalian bisa begitu serasi."
"Kau bisa saja, kalian sudah mulau memanggang?" Tanya Cyana.
"Sudah Nyonya Bos, untuk kalian berdua spesial malam ini. Duduk dan tunggulah."
"Baiklah, ayo sayang," ucap Xenon dan menarik tangan istrinya.
"Kalian mau kemana?" Tanya Nara.
"Jalan-jalan. Jangan mengikuti kami!" Ancam Xenon.
"Huh ... Yasudah pergilah."
"Biarkan mereka mengenal satu sama lain."
"Iya aku tahu, aku suka melihat mereka akur. Kira-kira kalau mereka punya anak mirip siapa ya? Keras seperti Cyana atau sok cool ala Xenon."
"Hahaha ... Nanti kita lihat saja," sahut Hanso.

Sementara Cyana menikmati udara malam di pinggir pantai.
"Kau kedinginan?" Xenon memberikan jaket pada istrinya itu.
"Kau sok romantis."
"Haha, aku hanya melihat biasa ML seperti ini."
"Apa kau menonton drama juga?"
"Tidak, aku hanya mendengar saat Hanso atau Diana menonton disela rapat."
"Benarkah? Saat menonton kemarin kau ketiduran. Ingat?"
"Ingat aku tertidur di pundakmu bukan? Mengapa kau tak menggeser kepalaku?"
"Aku lihat kau kelelahan. Bagaimana bisa di malam pertama kau bergadang untuk pekerjaan."
Kini Xenon berada dinhadapan Cyana.
"Apa kau marah karena kita melewatkan malam pertama kita?"
"Tidak untuk apa?"
"Kita bisa melakukannya disini, setelah yang lain pulang sayang."
"Bukankah kau bilang takkan memaksaku?"
"Tentu sayang, aku akan menunggu."
"Sepertinya Hanso sudah siap memanggng."
"Baikalh kita kembali."
"Nah karena kalian sudah kembali sekarang gantian aku akan ajak Diana berkeliling, ayo Diana," ajak Hanso.
"Kemana?"
"Menikmati malam di Bali." Diana menerima ajakan Hanso dan pergi.
"Apa ini double date?" Sindir Tania.
"Kalian bisa mencari pacar jika mau," ucap Xenon.
"Tak usah, aku lapar," ucap Tania.
"Dia tak suka membahas itu," bisik Cyana pada Xenon.
"Ahh, aku tak tahu."
"Sekarang kau sudah tabu kan?" Tiba-tiba Nara ada di belakang mereka.
"Kau mengagetkanku." Xenon memilih duduk, sementara Cyana mengobrol dengan Tania dan Nara.
"Kalian darimana?"
"Jalan-jalan kenapa?"
"Apa Xenon bilang kita akan kemana?"
"Belum, ikut saja, dia sepertinya snagat ingin ke pulau ini sejak lama." Cyana menatap suaminya yang tampak menerima telepon. Cyana lamgsung berdiri dan duduk di samping Xenon.
"Dari siapa?"
"Kenapa?" Xenon menunjukkan handphonenya. "Sammy."
"Ohh," ucap Cyana. Apa aku cemburu pada Xenon. Aku mulai posesif padanya. Batin Cyana, saat ia hendak berdiri Xenon menahan tangannya.
"Mau kemana? Disini saja."
"Aku mengantuk."
"Jam segini?" Xenon melihat jam di tangannya. "Masih jam 10 sayang. Tetapi bila kau mwngantuk, baiklah kit kwmbali ke kamar."
"Kalian kembali ke hotel?"
"Cyana mengantuk kami pergi dulu."
Tania dan Nara mengangguk. Sementar Xenon menarik tangan istrinya.
"Mungkin aku kelelahan karena naik pesawat."
"Tak apa aku akan menemanimu tidur."
"Kau belum mengantuk?"

Marry My RivalWhere stories live. Discover now