Bab 20

4 1 0
                                    

"Kakak sibuk?" Tanya Sue saat masuk ke ruangan Daniel.
"Tidak terlalu ada apa?"
"Tadi putriku menelepon, ia meminta uang bulanan. Kakak belum mentransfernya."
"Duduklah Sue."
"Ada apa Kak? Wajah kakak tampak sangat di tekuk?"
"Perusahaan induk tidak berjalan dengan baik, kita kehilangan banyak investor, aku tak tahu bagaimana dulu Cyana bisa meyakinkan banyak klient dan kini suaminya Xenon itu juga begitu."
"Apa Cyana bekerja di kantor orang itu?"
"Dari orang yang aku suruh memata-matainya sih iya, namun ia juga kelihatannya punya usaha baru."
"Tak heran, meski aku tak menyukainya, ia memiliki kemampuan mengurus bisnis dengan baik. Lantas apa rencana kakak kini?"
"Aku takkan biarkan perusahaan yang papa rintis dari bawah ini bangkrut. Meski aku harus meminjam."
"Kakak sudah mencoba menghubungi Razie? Dia pembisnis yang cukup sukses di Wellington."
"Kau tahu hubunganku dengannya tak begitu baik, belum lagi kau ingat ia datang dan marah karena kita berbuat begitu pada Cyana. Aku heran ia lebih peduli kepada keponakannya dibandingkan saudara kandungnya sendiri."
"Dia memang begitu Kak, tak perlu dipikirkan, hanya kali ini jika kakak meminta bantuan mungkin ia akan memikirkannya, bagaimana juga kita kakaknya bukan?"
"Aku masih menghubungi klient lamaku dan kenalanku. Semoga aku bisa menemukan pinjaman dan tak perlu menemui anak itu."
"Terserah kakak saja. Kalau begitu aku akan bilang pada putriku jatah bulannya dikurangi dan mantan istriku akan meneleponku selanjutnya?"
"Dia masih sering memakimu?"
"Apa lagi yang tersisa setelah cinta habis Kak? Hanya kebencian yang kini kami punya satu sama lain."
"Kau tak berniat mencari yang lain?"
"Aku tak memikirkan itu. Biarlah, kalau begitu aku pergi dulu."
"Hm ..."
Setelah Sue pergi Daniel berdiri dan menatap ke luar. "Apa yang harus aku lalukan Pa? Jika kau jadi aku kau akan melakukan apa?" Tanya pada dirinya sendiri.

***

Semua orang sedang makan malam saat mereka kedatangan tamu.
"Hei apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jessica tak senang.
"Wow kebetulan semua orang ada disini. Aku datang membawa pengacaraku untuk menarik saham dan juga semua warisan opa untukku?"
"Anak tak tahu malu," umpat Merry.
"Wah siapa yang berbicara ini. Nyonya Blaire rupanya, oppss atau perempuan biasa yang mendekati keluarga Blaire agar menjadi istri orang kaya?"
"Cyana jaga bicaramu!!" Bentak Daniel dan menghentak meja.
"Segera tanda tangani ini."
"Jika kami tak mau?" Tanya Carry.
"Jika aunty tak mau, aunty akan berurusan dengan pengacara dan polisi."
"Haha ... Aku diancam oleh anak ingusan," ejek Sue.
"Wah Om Sue sudah lama tak makan di rumah. Ada apa? Apakah anak Om butuh uang lagi kini? Aku bisa bantu. Aku punya banyak."
"Kau sangat sombong. Kau kira siapa dirimu?" Celutuk Merry sombong.
"Ayo tanda tangani ini." Tekan Cyana lagi. Daniel membaca secara seksama dan segera menandatangani surat itu.
"Sudahkan?"
"Kakak??"
"Itu hak dia."
"Dimana kuncinya?"
Jessica langsung berdiri dan menolaknya. "Apa maksudmu kunci. Apa maksudnya Pa?"
"Berikan kunci mobilmu Jessica?"
"Pa, mobil itu biasa dipakai Jessica," ucap Merry.
"Wah sayang sekali mobil itu termasuk harta yang opa beri padaku. Sini."

Mau tak mau Jessica memberikannya dan kemudian berlari ke kamarnya. "Pa, aku takkan terima ini," teriaknya. "Dasar sialan kau Cyana."
Cyana tak mengubris dan langsung pergi.
"Maaf mengganggu makan malam kalian. Bye."

Setelah Cyana pergi Daniel kembali ke ruangannya, sementara Sue dan Carry mengumpati Cyana.
"Rasanya aku ingin membunuh anak itu?"
"Sayang sabarlah," ucap suami Carry.
"Bagaimana bisa sabar, entah mengapa dulu papa sangat menyayangi anak sialan itu."

Suaminya hanya bisa menenangkan istrinya yang punya kebiasaan marah-marah dan sangat mudah emosian itu.
"Sudah ayo kita ke kamar, mama tenangkan diri dulu?"
Sementara Jessica masih menggerutu atas sikap Cyana tadi.
"Mama lihat kan? Aku pasti akan menghancurkannya dan meruntuhkan kesombongan anak itu "
"Iya sayang, kau sabarlah, jadi apa rencanamu?"
Jessica berbisik pada mamanya dan waniya itu tersenyum.
"Kau yakim akan berhasil?"
"Tentu, aku sudah minta teman dekatku membantuku. Dia takkan bisa lari dariku, lihat saja. Aku penasaran wajah Cyana saat aku membalasnya nanti."
"Mama juga menanti sayang. Kapan kau akan melakukannya?"
"Mungkin lusa."

***

"Jadi kau mengambil mobil yang baisa dia pakai?" Tanya Nara.
"Benar, semua sahamku dari perusahaan juga aku tarik. Mereka pasti kesulitan keuangan sekarang. Aku dengar dari Xenon mereka belum ada menang tender."
"Itu karena mereka melakukan kelicikan dan Tuhan membalas. Tetapi kau tentu tau seperti apa spupumu itu?"
"Aku merasa ia menyukai Xenon. Lusa Xenon ada janji dengan klient, namun entah mengapa perasaanku tak tenang, bisakah kalian membantuku?"
"Aku free, kau ingin kami mengawasi Xenon? Kalau-kalau itu adalah trik Jessica?"
"Wah, firasat isteri sangat tajam rupanya," imbuh Nara.
"Aku hanya tak mau hal buruk terjadi padanya?"
"Jujur kalian belum melakukan itu?'
"Ia tak mau memaksaku meski kadang aku tak enak."
"Kau mulai menyukainya atau memang sejak dulu kalian itu saling suka hanya terus bertengkar?"
"Entahlah, aku tak tahu, hanya aku merasa tenang dengannya, kadang jantungku tak karuan saat ia menyentuhku," ucap Cyana.
"Sudah pasti kau jatuh cinta, kau sudah berbicara dengannya?"
Cyana menggeleng.

Marry My RivalWhere stories live. Discover now