3. Puasin Makan

958 77 6
                                    




Kendaraan roda empat itu telah sampai di tempat tujuan, sebelum turun, Jayesh menengok.

"Tidur?" ucapnya menatap duduk paling belakang. Zanneta, Sagara dan Zanitha ikut menengok ke belakang.

Anggukan Helia berikan, karena Mahendra sedang menjadikan pundaknya sandaran untuk si bungsu tidur.

"Jadi?" kembali Jayesh bersua, menaikan satu alisnya menatap pada yang lainnya.

"Turunlah, merasakan kalian turun juga pasti bangun" ucap Mahendra. Segera Jayesh melepaskan seatbeltnya di susul dengan yang lainnya.

Benar saja saat satu persatu penumpang telah turun, Bhoomi terbangun.

"Kita sudah sampai kakak?" ucap serak gadis itu, tangannya mengusap matanya segera di tahan tangan Mahendra.

"Mm. Ayo turun" ucap Mahendra membukakan kursi untuk adiknya lewat lebih dulu, lalu dirinya.

"Sudah bangun dek?" ucap Zanneta saat melihat Bhoomi keluar dari mobil. Saat ini mereka semua berkumpul di depan mobil menunggui Mahendra dan Bhoomi.

Mata Bhoomi langsung berbinar kala melihat surganya jajanan. Jayesh yang melirik adiknya dalam hati tersenyum senang, Sagara mendekati Bhoomi lalu membantu Bhoomi menggulung hoodie tangannya.

"Matanya di perhatikan hei.." bisik Sagara yang Bhoomi tidak mengedipkan pandangannya, bahkan kedua tangannya yang di gulungkan hoodie oleh Sagara tak di indahkan.

"Ayo. Apa mau mencar ni?" ucap Mahendra pada adik-adiknya.

"Bareng aja." ucap Jayesh lalu menarik tangan kekasihnya untuk berjalan di depan.

Sagara menarik Bhoomi dan Zanitha, di belakangnya ada Helia bersama Mahendra.

"Bhoomi mau apa dek?" tanya Mahendra saat sudah sesisian dengan Bhoomi.

"Mau semunya, hehe.." jawab Bhoomi, di angguki Mahendra.

"Ambillah" ucap Mahendra mengusap rambut panjang Bhoomi. Baru saja gadis itu akan berlari ke stand tangannya sudah di tarik Jayesh membuat tubuh Bhoomi terpental kembali dan menubruk dada kakak keduanya itu.

"Sabar cil" ucap Jayesh yang memeluk Bhoomi.

"Saga, kamu saja yang ngambilin punya Bhoomi. Bawain ke sana, kita tunggu." ucap Jayesh merangkul Bhoomi berlalu.

Semua jenis jajanan telah di atas meja, sangat ramai samar-samar dapat di dengar suara orang sedang berbincang-bincang, layaknya di tempat pasar tradisional.

Tangan Bhoomi sudah terulur, namun mendapatkan tamparan dari Jayesh.

"Doa dulu. Kamu yang pimpinan doanya" ucapnya.

Bhoomi mengeluh kecewa, namun menurut.

"Ehem.. Bismillahirrahmanirrahim" ucap Bhoomi yang sudah menyodorkan tusukan telur gulung ke mulutnya yang sudah mangap.

"Doa yang benar dek" ucap Mahendra.

"Hah~ allahumma laka—" semua pandangan terarah pada Bhoomi, membuat gadis itu semakin gugup dan berpikir keras.

Apa apa apa?? Allahuma.. Batin Bhoomi dengan mata mencari cari

"Allahumma lakasumtum..—allahumma.. Allahu.."

"ALLAHUAKBAR.." ucap Sagara, sengaja menggoda Bhoomi

"allahuakbar lailaha il— ihh apasih hmm.."

"Allahuma bariklana" ucap Mahendra

"Ah! Ya Allahuma bariklana fima rakstana wakina asabannar, bissmillah. Nyam.." ucap Bhoomi yang langsung memakan miliknya.

"Doa makan saja lupa si setan" ucap Jayesh.

"Bwukan upwha ywa inwi—" Jaeyesh mengusap punggung Bhoomi.

"Makan yang banyak~" ucap Jayesh menghentikan adiknya.

"Hoi kalian disini juga" ucap seseorang di belakang mereka, sontak mereka menengok, mata Bhoomi membulat juga pipinya yang sudah seperti ikan buntal.

"Hei Yuvraj, Tarendra" sapa Mahendra saat melihat sahabat sekaligus saudara sepupunya.

"Aku pikir tidak jadi pergi" ucap Yuvraj

"Jadi, kan untuk.." Mahendra tak melanjutkan ceritanya, ia justru melirik dari ekor matanya pada Bhoomi.

"Ah tau tau," lanjut Yuvraj.

"Bareng saja, masih muat kok" ucap Jayesh

"Hai Bhoomi" sapa Tarendra pada gadis kecil Manggala.

"Kakak, aku kan setahun lebih tua darimu" ucap Bhoomi pada Tarendra.

"Tapi kita sekelas, ku ingatkan." ucap Tarendra

"Kamu kan curang" ucap Bhoomi.

"Lama-lama ku nikahkan kalian berdua" ucap Sagara yang selalu tak habis pikir dengan kembarannya, takan pernah akur jika sudah bertemu dengan Tarendra.

"OGAH!" ucap keduanya serempak.

"Nah kompak tu, bukti tu" tambah Jayesh

"TIDAK!" kembali keduanya berucap bersamaan.

Sontak membuat mereka tertawa.

















⌑ Tarendra Vadjar Wardana (15th)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⌑ Tarendra Vadjar Wardana (15th)


⌑ Tarendra Vadjar Wardana (15th)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⌑ Yuvraj Zayya Wardana (22th)





































T. B. C

HAPPY FOOLS ✔Where stories live. Discover now