38. Berbaikan

360 40 8
                                    



Bhoomi yang kesal selesai buka dengan hanya meminum air berlalu masuk ke kamar, mereka masih berada di Villa.

"Adek kalian kenapa? Berantem sama siapa?" tanya Jayanegara pada ketiga cucunya.

"Saga seharian main sama kak Jayesh di halaman belakang, kak Mahen mungkin.." ucap Sagara yang langsung melanjutkan makannya.

.

Beberapa jam kemudian, jam sudah menujukkan angka 20.00. Bhoomi yang mengenakan hoodie berwarna putih tulang tersebut sudah siap.

"Mau kemana?" tanya seseorang di belakang gadis itu.

"Ish, jangan berisik.." bisik Bhoomi menggunakan jari telunjuknya di depan bibir. Sagara si empu mengangguk setuju, ia mengikuti kembarannya.

"Kamu mau kemana?"

"Bhoomi mau kabur.." mendengar itu Sagara terkejut heran lalu kemudian ikut menyetujui.

"Oke mau kakak bantuin tidak?"

"Boleh, boleh.." ucap Bhoomi yang langsung berjalan ke dekat jendela.

"Heh kenapa lewat situ?"

"Biar kek ala ala loh kakak, tidak ketahuan juga kalau Bhoomi kabur.. Kalau lewat disini" Sagara hanya mengangguk, mengikuti semua permainan kembarannya.

"Hati-hati Bhoomi, kamu itu—" perkataan Sagara terhenti karena Bhoomi sudah mendongak dengan tatapan tajam.

"Bhoomi bukan pasien, aku tuh sudah sembuh!"

"Oke.. Oke.. Oke.." ucap cepat Sagara.

Bhoomi telah sampai di atas tanah, tak lama Sagara ikut menyusul tak menggunakan kain yang di ikat Bhoomi sebagai tali, ia hanya melompat dari lantai dua. Karena tingginya hanya 2 meter.

"Ayo ayo kakak.." bisik Bhoomi lalu menarik tangan Sagara agar ikut berlari melewati halaman depan. Saat akan memanjat ia melihat Mahendra yang tengah berbicara dengan Jayesh di dekat pagar masuk.

"Kakak pegangin" ucap Bhoomi yang tengah meletakkan ember sampah, ia mengangkatnya dari bawah pohon ke tembok jalur keluar.

Menurut Sagara memegang ember sampah tersebut, lalu Bhoomi gadis nakal itu memanjat, Sagara yang melihat itu segera memanggil kakaknya.

"Kak Bhoomi mau kabur!" ucap Sagara membuat Bhoomi yang sudah duduk di tembok menatap tajam kembarannya.

"Ih kok kakak cepu sih!" ucap kesal Bhoomi sengaja menggunakan kakinya untuk memukul kepala Sagara lalu ia melompat melihat itu Jayesh bersamaan dengan Mahendra berlari ia langsung melompat melewati tembok.

"HEI! gadis nakal!" ucap Jayesh ia menarik tudung hoodie Bhoomi. Empunya meronta-ronta agar di lepaskan. Mahendra menghela nafas menyaksikan adiknya yang tidak pernah diam.

"Mau kabur kemana? Ini kan di puncak. Ketemu hewan liar sih iya, apalagi babi hutan" ucap Mahendra berkacak pinggang menatap Bhoomi yang masih meronta.

Mendengar itu ia menghentikan aksinya lalu berbalik memeluk tubuh kakaknya Jayesh.

"Hah~ bocil nakal.." ucap bersamaan Mahendra dan Jayesh.

"Ayo balik" ajak Mahendra.

Ketiganya lalu saling pandang, melirik pintu pagar yang terkunci.

"Lewat tadi," ucap Mahendra memecahkan pikiran kedua adiknya.

"Waduh, hehe.. Bhoomi tidak bisa manjat"

"Lalu tadi apa?"

"Tadi ada pijakannya, sekarang kan tidak ada"

HAPPY FOOLS ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ