36. Berburu Takjil (2)

317 38 1
                                    






Hampir menjelang buka Bhoomi masih sibuk dengan urusannya, ia yang seorang diri berdiri tepat di depan truk cimol menengok ke kiri masih ada beberapa truk lagi yang belum di kunjunginya.
Sementara Mahendra, Jayesh dan Sagara sudah duduk bersama di salah satu tempat bersantai lebih tepatnya gazebo. Ketiganya memperhatikan si bungsu.

"Menurutmu akankah bocil itu sampai di ujung truk?" tanya Mahendra yang tampa sadar ikut menyebutkan adiknya dengan sebutan bocil.

"Yes." ucap Jayesh

"Tidak?" ucap ragu Sagara.

Mahendra bersama Jayesh sempat saling berpandangan lalu menatap pada Sagara.

Sagara yang di tatap lalu memperlihatkan jam tangannya. Beberapa menit lagi akan berbuka.

"Kamu belum tahu saja, tuh anak kalau benar-benar mau ya harus sampai terpenuhi." ucap Jayesh

Mahendra menepuk pundak Sagara dan kaki kirinya sengaja ia tabrakkan di kaki Jayesh, menyuruh kedua adiknya kembali fokus pada objek awal mereka.

"Nah ku bilang juga apa!" ucap Jayesh sengaja berdiri dengan heboh membuat Mahendra terlonjak kaget bersamaan dengan Sagara.

"Calm down bro! you make me almost a heart attack.." ucap Sagara mendengar itu Mahendra menatap tajam pada Sagara. Mendapatkan tatapan tajam segera Sagara tertawa cengir.

"Hehe, lupakan" ucapnya lalu kembali normal.

Jayesh yang masih berdiri lalu melangkahkan kakinya untuk menyusul adiknya itu.

"Pak Bhoomi mau yang ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini dan ini" ucap Bhoomi sambil berjinjit mengintip menu makanan yang tertempel di meja truk.

"Siap neng" ucapnya

"Bhoomi! Bukan neng" ucap Bhoomi

"Haha iya siap nak Bhoomi"

"Hehehe.."

GREP~

Kepala Bhoomi seketika memiring, menengok ternyata pelakunya seperti biasa Jayesh yang menarik rambut panjang adiknya.

"Ishh!" desis Bhoomi kesal lalu menepis secara kasar tangan kakaknya lalu kembali mengintip meja dengan berbagai contoh menu di sana.

Kembali Jayesh menutup mata Bhoomi dengan tangannya.

"Kakak! Ih! Minggir lu tu tidak di ajak anjir!" mendengar itu sontak mata Jayesh membulat, terkejut dengan apa yang di dengarkan barusan.

Bhoomi tersadar akan perkataannya, ia ikut terkejut dalam pikirnya tamat sudah riwayatnya.

Jayesh menarik tangannya secara kasar, meninggalkan truk. Jayesh membawa tubuhnya di depan gerbang, dengan pandangan yang sangat siap dengan semua kemarahannya.

"Ulangi perkataanmu." ucapnya dingin

"Kakak.."

"Ulangi kataku!"

"Kakak~!"

"Bhoomi."

"A Bhoomi minta maaf, Bhoomi minta maaf kakak.." ucap Bhoomi cepat memeluk tubuh kakaknya. Namun Jayesh menolak ia melepaskan secara kasar pelukan adiknya.

"Siapa yang ngajarin perkataan seperti itu hah? Sopan kah berbicara seperti itu sama orang yang lebih tua a?" Bhoomi hanya menundukkan kepalanya takut dengan kemarahan kakak keduanya itu.

"Masih bagus yang kamu kasih kata kata seperti itu kakak. Ah apa jangan kamu seperti itu ya di luar benar Bhoomi? Benar?" ucap Jayesh yang menguncang pundak adiknya secara kasar.

HAPPY FOOLS ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora