8. Ke Panti

522 52 4
                                    




Sedari tadi Bhoomi terus melakukan hal yang merugikan para kakak, bahkan sang nenek dan kakekknya pun kena imbasnya.

Seperti sekarang, gadis itu iseng melakukan pemanasan kecil. Ia keluar kamar dengan senandung kecilnya, memeriksa target, melihat Sagara bersama Jayesh sedang melakukan game online bersama. Mengangguk mantap, lalu sengaja melewati kamar si sulung. Terlihat sedang melakukan panggilan video, dari kampusnya, daring. Mengangguk kembali, berlari kecil saat menuruni tangga.

"Pak Hamka tolong beliin Bhoomi paketan dong.." ucap Bhoomi yang memelas.

"Yang di depan itu Non?"

"He'em, Bhoomi mau pergi beli sendiri, tapi perut Bhoomi lagi sakit. Bapak saja ya tolong.."

"Siap non, serahin semuanya sama Bapak"

"Ay ay, bapak emang terbaik. Nanti Bhoomi kasih tau papih biar gaji Bapak di kasih bonusnya"

"Ah nona bisa aja~" melihat itu Bhoomi semakin menjadi

"Ah! Si bapak bisa ae deh~" ucap Bhoomi yang malu malu kucing.

"Hei bocil, bapak Hamka lu embat?! Buset kecentilan banget lu, cantik emang lu begitu hah?!" ucap Jayesh yang tak sengaja memergoki adiknya sedang kecentilan.

"Ish, sirik aja anda. Bilang aja mau di godain juga. Tapi sorry ya kamu bukan levelku humhp, bapak.." Bhoomi sengaja mengedipkan satu matanya pada pak Hamka, membuat Jayesh semakin tidak senang melihatnya.

"Udah masuk woi!" ucap Jayesh yang menarik paksa kerah pakaian Bhoomi.

"Kakak! Kalau bajunya ditarik gini makin keliatan datarnya?!" Jayesh menghentikan pergerakannya, lalu menatap Sagara yang juga sama-sama bingung.

Menatap Bhoomi yang memasang wajah cemberutnya.

"Apa?" tanya Jayesh

"Sabar! Ini punya Bhoomi masih berproses kembangnya, nanti kalo sudah seperti tante tante sekseh baru boleh tarik tarik begitu lagi"

"Apaansih cil, tidak jelas" ucap Jayesh, Sagara yang tak ambil pusing melanjutkan permainannya, namun beberapa detik kemudian ia baru tersadar.

"Bhoomi anjir lu! Siapa yang ngajarin kek gitu!" ucap kesal Sagara.

"Haha.. Sorry~!" ucap Bhoomi yang langsung berlari masuk ke kamarnya.

"Kenapa?" tanya Jayesh yang masih belum paham dengan situasinya.

"Goblok lu kak, itu yang dari tadi di bahas si bocil soal dadanya bego!"

"Hah? Oalah anj-! Bhoomi bangke!!"

Di dalam kamar Bhoomi terkikik, lalu mengintip dari jendela, menunggu kelanjutan aksi yang sebenarnya.

"Bapak! Sini.." panggil Bhoomi pelan, pada salah satu penjaga Mansion Manggala.

"Langsung lempar saja pak," ucap Bhoomi yang berjongkok mematuhi keinginan si nona kecil, segera pak Hamka melemparkan lembaran yang sudah diberikan batu di bungkus kertas didalamnya ada voucher pesanan Bhoomi.

"Makasih pak"

"Iya non"

Bhoomi duduk memasukinya kode voucher pada ponselnya, setelah semua menjadi beres terkikik dulu baru menekan tombol off pada wifi Manggala.

"AAAARGHH SIALAN PAKE MATI SEGALA!" terdengar keluhan kesal dari lantai satu, suara Sagara

"ANJIRR!!" Umpatan dari Jayesh

"Heii mati lampu kah?!" tambah Mahendra yang bingung plus kesal

"Ini leg apa gimana? Ponsel Grandpa rusak sepertinya" ucap samar samar Bhoomi dengar dari tempat kakeknya bersantai

"Eng eng?? Ini kenapa?" ucap kebingungan Grandma.

Bhoomi terkikik dan langsung merebahkan dirinya di tempat tidur.

"Haha.. Inilah kekuasaan yang sesungguhnya. Semua berada di tangan ku.. Hihi"

"Bhoomi buka woi!"

"Cil ulahmu kan? Ngaku aja buka sekarang!"

"Adek, jangan iseng sehari bisa tidak? Kakak lagi ada daring ini.."

Bhoomi semakin terkikik dibawah selimut, saat mendengar amukan dari Jayesh dan Sagara.

"Hitungan ketiga, pintunya ku dobrak cil" lanjut Jayesh

Bhoomi segera menyalakan wifi, dan membuka pintu dengan tampang yang terlihat bangun tidur.

"Kakak apaan sih? Berisik.."

"Belagaan anjir, tadi abis gangguin pak Hamka di depan ya kali langsung tidur" ucap Jayesh yang menarik rambut Bhoomi.

"Aduh.."

Sagara langsung melesat masuk, mengecek wifi menatap satu persatu kakaknya dengan mengangguk.

"Kenapa? Kakak kira Bhoomi yang matiin kan?"

Jayesh tersenyum licik, menatap Bhoomi.
"Kakak padahal tidak ada bilang apa-apa.."

"Hah? Eeh.. Anu.."

"Kenapa hm? Mengakui tanpa di jebak, mau apa lagi?" ucap Jayesh semakin mendekatkan dirinya pada Bhoomi.

"Aha~.. Bukan Bhoomi yang melakukannya.."

"Lalu siapa?" ucap Sagara yang duduk bersila di atas tempat tidur Bhoomi.

"Grandpa?"

"Ah masa?" lanjut Mahendra

Bhoomi langsung berlari, kala mendengar suara derum mobil yang sudah sangat di hafalnya.

"PAPIH~!!!" ucap Bhoomi yang langsung berlari.

"Bhoomi jangan lari nak!" peringat Jayanegara ketika menemukan si bungsu yang berlari menuruni tangga.

"Bhoomi jalan saja nak" tambah Baehmi yang sangat takut melihat cucunya yang berlari.

"Bhoomi hati-hati." ucap dingin Jayesh yang berjalan santai di belakangnya ada Mahendra dan Sagara. Mendengar peringatan serius dari kakak keduanya, Bhoomi tidak berlari dengan terburu lagi, ia berjalan cepat sambil berpegang pada kaca pembatas tangga.

Kembali menambah kecepatan larinya kala sudah sampai di dasar, tawa senang Bhoomi menggema di ruangan.

"Papih!!" ucap Bhoomi yang sudah berbelok, Jayendra yang sedikit berbincang dengan Bapak Hamka memutar tubuhnya, merentangkan tangan kala melihat putrinya yang tengah berlari.

GREP~ HAP!

Jayendra berhasil menangkap tubuh lincah Bhoomi, terdengar kikikan Bhoomi yang memeluk erat leher Papihnya, Teeka baru keluar dari mobil tersenyum hangat begitu matanya bersitabrakan dengan mata senyum Bhoomi.

"Kembalikan cucuku!" ucap Jayanegara kala, melihat putranya masih memeluk Bhoomi dan enggan untuk menurunkan si bungsu yang berpelukan sambil di gendong.

"Bhoomi kangen banget.." ucap Bhoomi yang teredam di pelukan Papihnya.

Satu tangan besar Jayendra mengusap punggung Bhoomi, sementara tangannya yang lain menahan pinggang Bhoomi agar tidak terjatuh.

"Papih.."

"Emm?"

"Kita mau langsung kepanti?"

"Iya sayang, mau ikut kan?" ucap Teeka yang mengusap rambut panjang Bhoomi.

"Eung!" anggukan Bhoomi.

"Turun cil, kesian Papihnya" ucap Jayesh menarik pelan tangan Bhoomi yang masih melingkar di leher sang Papih.

"Ish.." kesal Bhoomi, yang perlahan menapakkan kakinya di lantai, Jayendra sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan untuk memudahkan si bungsu.

"Bhoomi sama Papih-"

"Tidak." tolak Jayesh

"Wlek" balas Bhoomi yang menjulurkan lidahnya lalu berlari.

"Ayo pada ganti pakaian kita langsung berangkat" ucap Grandpa yang berjalan masuk lebih dulu, menyusul si bungsu yang sudah sampai di dalam kamarnya.
















T. B. C

HAPPY FOOLS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang