40. Pembalasan (2)

353 43 9
                                    






Mahendra, yang terbaring di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar, lalu Sagara yang menonton tayangan bola di ponselnya sedangkan Jayesh hanya duduk di kursi meja samping kamar kakaknya itu, memunggungi kedua saudaranya. Ia sibuk bertukar pesan dengan sang kekasih, ya pada dasarnya si Jayesh ini lebih bucin daripada kakak dan adiknya.

Namun saat mereka mendengar suara ringisan yang cukup besar dari luar membuat ketiganya langsung saling menatap, sama-sama keluar untuk sekedar melihat kejadian di luar.

"Eh anak anjing itu kak.. Bhoomi suka itu," ucap Sagara

Jayesh terdiam menunggu agar si bungsu keluar rumah untuk melihatnya sendiri, namun beberapa menit tak kunjung keluar

Aneh! Pikir Jayesh mengerutkan kedua alisnya.

Ketiganya justru menaikan masing-masing satu alis mereka kala melihat Jayendra lah yang keluar dengan tergesa-gesa.

Mencari-cari lalu mengerutkan kedua alisnya menatap ketiga putranya yang berada di atas balkon si sulung.

Ajang photoshoot? Batin Jayendra menatap ketiganya.

"Lihat adek kalian tidak?" tanya Jayendra.

Ketiganya kompak saling menggeleng.

"Sial!" gumam Jayendra yang langsung berlari keluar, melihat kepanikan di wajah papih mereka segera ketiganya juga ikut menyusul melompat melalui balkon.

Baehmi yang melihat itu meneriaki cucunya seraya menegurnya. "HEII! anak bujang ada pintu kenapa lewat situ!" ucapnya

Sedangkan Teeka yang keluar bersama Jayanegara hanya memberikan respon maklum.

"Papih kenapa?" tanya Mahendra yang melihat papihnya baru kembali dari beberapa sudut villa.

"Adik kalian tadi keluar ngambil ponselnya yang jatuh saat kalian bermain bersama." jawab Jayendra yang memegang ponsel Bhoomi yang kembali retak yang sebelumnya ia pungut di sisi si anak anjing. Sementara Sagara sudah menggendong anak anjing tersebut seraya menenangkannya. Sesekali Mahendra ikut mengusapnya.

Jayesh ikut mencari lalu menelpon Grandpanya yang ada di dalam rumah Villa.

"Bhoomi ada?" tanya langsung Jayesh tanpa basa basi. Padahal ia tengah berbicara dengan kakeknya.

"... Tidak ada, kenapa?" jawab Jayanegara yang sebelumnya mencari cari keberadaan si bungsu.

"Ayah persiksa CCTV, sekarang!" ucap Jayendra dari sebrang mendengar itu panggilan langsung terputus.





Dentingan suara besi yang saling bergesekan, dengan wadah masuk kedalam indra pendengar Bhoomi, perlahan-lahan matanya terbuka, kembali ia membulat matanya ia ingin terbangun namun kedua tangannya sudah terikat beserta kakinya. Mendongak, mengedarkan segala pandangannya di penjuru ruangan.

"Si-siapa kamu!" ucap Bhoomi.

"Sudah sadar rupanya.." balasnya dengan nada mengejek berjalan dengan membawakan satu jarum suntik di tangannya.

"Kamu mau apa!" berontak Bhoomi yang sangat ketakutan.

"Oh oh.. Jangan seperti itu, kamu akan mudah lelah nantinya"

"Apa perdulimu!"

"Benar juga," balasannya acuh lalu menjadikan kedua tangannya bersandar pada pinggir brankar tempat Bhoomi berbaring, jarum suntik masih berada di anatara jari telunjuk dan jari tengah si pelaku.

HAPPY FOOLS ✔Where stories live. Discover now