85. Happy Fools?

226 27 0
                                    





"Bhoomi?" panggil Sagara yang kembali dengan membawa sekantong pesanan kembarannya. Awalnya Sagara ingin marah karena Bhoomi berpindah tempat dari posisi awal ia pergi meninggalkan kembarannya, namun menjadi urung kala melihat kesedihan di wajah cantik kembarannya.

"Kenapa? Ada yang menganggumu saat kakak pergi hm?" tanya Sagara yang memegang pipi Bhoomi dengan satu tangannya.

"Kakak, Paman Veer tetap masih jahat pada Taren.." ucap Bhoomi menunduk.

"Apa maksud mu, hei! Jelaskan sama kakak" ucap tak sabaran Sagara, ia mengguncang tubuh Bhoomi.

"Ta-tadi.. Hiks.. Paman menarik paksa Taren, dengan.. Hiks beberapa pengawalnya, mereka.. Mereka hiks.. Sangat kasar.." tangis Bhoomi yang langsung di peluk Sagara, menenangkan kembarannya.

"Kakak, ayok ke Mansion Wardana eung?" dongak Bhoomi menatap kembarannya.

Sagara menggeleng, "kita sudah terlalu lama keluar tampa sepengetahuan papih, kita harus segera kembali sebelum papih sampai di Mansion dek."

"Tapi.."

"Taren orang kuat, ia juga cerdas tentu ia akan punya caranya sendiri untuk bebas. Kita hanya bisa mendoakan,"

Bhoomi hanya menangis, ia sangat kesal melihat Tarendra di seret dengan paksa bahkan tak segan orang suruhan Ayahnya sendiri melakukan kekerasan. Baru Tarendra melunak kala satu orang suruhan Ayah Tarendra mengancam keselamatan Bhoomi. Ia tak membicarakan hal ini dan memberitahu Sagara, takut kembarannya akan bertindak, atau bahkan memberitahukan pada para kakaknya yang lain, tentu akan menimbulkan masalah baru untuk Tarendra.

"Jangan seperti ini, nanti para kakak akan memberikan kakak hukuman karena keadaan mu.." ucap pelan Sagara, segera Bhoomi menahan tangisnya.

"Mau memakan es bobanya di sini?" tanya Sagara. Bhoomi menggeleng, ia mengingat mereka yang keluar dengan kendaraan pribadi, takut ketahuan akan mendapatkan hukuman dari sang papih.

"Ayok balik sekarang kakak,"

"Oke,"

Sagara masih di bagasi, sementara Bhoomi sudah lebih dulu berlalu. Di kedua tangannya ada dua boba satu rasa kopi dan satunya rasa coklat, Bhoomi meminum secara bersamaan dengan riang karena terlalu lelah untuk melewati tangga, ia lebih memilih ke jalur lift.

Saat tengah asik menikmati minumannya dengan menatap pipetnya, Bhoomi tak sadar jika seorang yang selalu memantau makanannya tengah berdiri menatapnya dengan tajam, merasakan aura yang suram Bhoomi mengangkat pandangannya. Matanya seketika membulat, terkejut mendapati papihnya berdiri kokoh di dalam lift tengah memperhatikan dengan tajam.

Tersenyum canggung,"Papih.." sambil tangannya menyodorkan satu minuman rasa kopinya pada sang papih yang masih dengan pandangan memantaunya.

Karena menyadari kesalahannya, Bhoomi berjalan lesu dengan menunduk memeluk minumannya, ke jalur tempat sampah. Jayendra masih mengikuti dengan melipat keduanya tangannya di depan dada. Bersandar santai di tembok menyaksikan putrinya segera membuang minumannya.

Bhoomi menghela nafas tak rela, ia sudah bersusah payah dalam membujuk Sagara. Namun pada akhirnya tak bisa menikmati, ia lupa jika membawa pulang sudah pasti ia akan mendapatkan apa apa, sangat sial.

Jayendra masih menatap putrinya yang tampak begitu tak rela, tak beranjak sedikit pun. Ia menunggu tangan putrinya segera melepas penganggu kesehatannya. Karena masih belum melihat pergerakan tambahan putrinya, kaki panjang Jayendra bergerak menekan tombol pegas pada tempat sampah manual di daerah bagasi.

HAPPY FOOLS ✔Where stories live. Discover now