89. Hari Bahagia Mahendra

268 21 2
                                    




Bhoomi di ajak oleh ketiga kakaknya untuk bersama di suatu meja, mereka bertiga menjemput Bhoomi yang sedang membaca, bungsu Manggala itu mengenakan kacamata. Di perjalanan saat ke ruang makan, Jayesh melepaskan kacamata Bhoomi dan ia yang memakainya.

"Ayo adek, kan pernah ikut waktu itu. Sekarang kita lanjutkan part 2 nya," ucap Mahendra menarik Bhoomi agar duduk di depannya di kursi yang sama. Sementara Jayesh di tengah lalu di sampingnya Sagara, mereka hanya menggunakan tiga kursi dengan Bhoomi yang bersama Mahendra.

"Kita bacain komentar yang sudah masuk" ucap Mahendra pada Bhoomi, tangannya memeluk perut adik kecilnya dan tangannya yang lain memegang ponsel. Bhoomi bersandar nyaman di dada Mahendra seraya ikut membaca dalam hati komentar dari followers Jayesh.

Jayesh dan Sagara saling berbincang sesekali Mahendra dan Bhoomi akan menimpali percakapan keduanya yang membahas hal random. Sudah beberapa banyak komentar yang di bacakan Mahendra dan Bhoomi, di tengah-tengah Jayesh yang serius berbicara soal cookies yang pernah di makannya dengan rasa aneh, ia mendapatkan hantaman dari Sagara.

Sagara merasa kesal karena kakak tengahnya itu membicarakan permasalahan yang itu terus ia sudah jengah mendengarkan, tampa sadar tangannya memukul dada Jayesh yang kebetulan meletakkan kedua tangannya di kepala kursi, merentangkannya. Tentu memudahkan Sagara dalam tindakan itu, menyadari kesalahannya Sagara berucap.

"Sorry sorry.. Kak aku salah, i'm sorry i'm sorry i'm sorry sorry..bukan maksud.. Sorry" ucap panik Sagara dengan cepat seperti melakukan rapp sambil menutup dadanya, takut kakaknya membalas dengan hal yang sama karena melihat posisi Jayesh yang bersiap dengan duduk tegak, tangannya yang awalnya bersantai menjadi tegang.

Mahendra melirik keduanya dengan tawa yang tak bisa di kontrol, Bhoomi juga menatap kedua kakaknya yang di rasa benar-benar akan bertengkar serius jika Jayesh tak melunak, gadis itu hanya tersenyum memperhatikan. Tangannya memegang lengan Mahendra yang tertawa, tak membantu menengahi. Refleks Bhoomi merasakan getaran tawa Mahendra, apalagi tangan Mahendra yang memegang ponselnya memeluk lehernya dengan tawa.

"Kakak sorry," ucap Sagara benar-benar takut. Kedua tangan Jayesh ia naikkan seraya menenangkan dirinya.

"Kakak terlihat tampan dengan kacamata itu. Kacamata nya keren i love it.." ucap Sagara memuji sedikit merayu. Mendengar itu lalu dengan kesal Jayesh melepaskan kacamata yang di kenakannya dan melemparnya dengan keras di lantai.

"Eeeyyy No!" ucap Sagara panik bercampur tak rela.

Bhoomi hanya terdiam, menatap kenaasan kacamatanya. Namun ia tak berani mengusik Jayesh dalam situasi sekarang, tangan Mahendra mengusap pundak kanan Bhoomi yang di peluknya, menenangkan Bhoomi agar sedikit bersabar. Percaya Jayesh juga tentu akan menggantinya, walaupun luapan kesal Bhoomi tak tertuangkan.

"Saga kau benar-benar.." ucap Jayesh yang menggertakan giginya menahan marah. Bahkan tutur bahasanya sudah berubah pertanda amarahnya benar-benar sudah di puncak, namun masih bisa di kontrolnya.

Karena menjadi canggung, Bhoomi langsung memeluk Jayesh agar amarah kakaknya segera mereda, Tangan Mahendra masih memeluk perut Bhoomi.

Jayesh cukup terkejut karena gerakan tiba-tiba Bhoomi, dirinya juga hampir memberikan gerakan refleks pada adik bungsu perempuannya.
"Hhah~ kakak tidak marah Bhoomi." ucap Jayesh sedikit meredakan amarahnya.

"Masih, kakak bahkan menyebutkan nama Bhoomi. Bukan adek atau Bocil" balas Bhoomi.

Tangan Jayesh menepuk punggung Bhoomi,"Jadi kamu sudah terima dengan sebutan Bocil untuk mu" ucap Jayesh yang seketika menggoda Bhoomi.

HAPPY FOOLS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang