20.☆

2.8K 91 33
                                    

"Awan!" Langkah kaki Awan terhenti sesaat

Hei!

Tunggu sebentar, Suaranya kayak gue kenal?

Badan mungil itu berbalik dan menatap seorang di belakangnya, Ya itu Bumi. Yang gue cari cari sejak pulangnya dari mall

"Sebentar Wa" Ucap Bumi yang masih berjalan kearah dirinya

"Kenapa lo manggil gue? Ada perlu apa?" Tambahnya "Gua meminta maaf untuk yang hari kemarin, Gua salah. Gak seharusnya gua ninggalin lo sendiri dan pulang dengan basah kuyup."

Lalu gue mengangguk singkat, dan tersenyum tipis, sangat tipis

"Oh, iya. Atas kesalahan gua yang hari kemarin, mau ga lo pulang bareng sama gua? Kalau lo mau. Gua ga maksa lo jika keberatan"

Sedangkan gue?, masih di tempat yang sama, belum menjawab kalimat Bumi.

Gue masih memikirkan kalo Bumi nanti bakal tinggalin gue sendiri kayak waktu mall

Akhirnya, gue mengizinkan beliau untuk mengantar pulang sampai rumah

"Ingat, Jangan ngulangi kesalahan lo kedua kalinya"

"Iya, Gua janji. Kali ini gua bakal tepati janji gua"

Tidak perlu waktu banyak gue, yang keinget akan hukuman guru pun langsung ngibrit tanpa sepatah kata

Setelah sampainya di kelas dan untungnya guru belum dateng

Disitu gue sangat lega karna guru belum dateng, Coba saja kalo sudah ada. Pastinya gue kena hukum

Hari ini, Hidup gue terasa hampa, Males buat menjalani kehidupan.

Saat kejadian waktu gue pulang, Gue gak berani buat sedekat sama Ayah gue, Gue melihat guru telah masuk dan pastinya pelajaran bakal di mulai

Gue menyeka sudut bening dimata, Lalu gue mulai menatap papan tulis yang akan terisi pelajaran b.inggris

ଓ ̄ ̄ ̄ଓ

Tenong.. tenong.. tenong

Bel sekolah yang bertanda untuk istirahat dan banyak anak siswa siswi yang bergegas kekantin termasuk kedua sahabat gue

Sebenarnya gue di ajak buat kekantin tetapi gue menolak kerna alesan 'iya, nanti gue susul kalian. Kalian duluan saja'

Bagaimana kalau nanti Bumi mengulangi nya?, Apakah gue bakal mau ngasih maafnya?.. Bumi, Bantin gue

Tetiba tiba tenggorokan gue terasa haus jadi gue ambil botol yang deket tempat tasnya, Gue minum seteguk lemon tea-gue pagi ini. Sejenak mengenang masa-masa awal perjuangan gue mengejar Bumi yang selalu menjadi objek pertama kehidupan gue suatu moments tersendiri. Belum tau manis kalau tidak pernah mencicipi pahit ending-nya

15 menit bel berbunyi lagi, Dan murid-murid kembali memasuki kelasnya masing-masing begitu juga Laut dan Sania

Laut yang emang sudah memperhatikan gue sejak masuki kelas pun sekarang nanya keadaan gue

Kalau dibilang keadaan gue sekarang lagi tidak baik baik saja, Apalagi keadaan keluarga gue yang perlahan bakal hancur

Yang dulu gue anggap Ayah lelaki yang gue cintai dan gak ada tandingannya sama laki-laki lain, Tetapi. Pas tau kalau Ayah sama kayak laki-laki diluaran, Bedanya Ayah gue berubah dan gampang percaya sama kebohongan orang

Dan mulai main fisik sama Bunda, Gue takut Bunda meninggal cuman karna membela gue waktu ribut

"Wan, Lo lagi ada masalah? Cerita dong ke gua, Gua juga mau denger masalah lo. Ingat loh lo sendiri yang pernah bilang 'kalau kita ada masalah harus ceritain gak boleh ada yang di tutupin, kita semua harus tau'. Lo gamau cerita gitu sama gua ataupun Sania? Kita sahabat lo wa" Ucap Laut yang sedikit tambah, Ya gue tau yang ucap itu gue sendiri. Tapi gue gak bisa buat ngasih tau mereka, Gue emang terlihat egois, Tetapi kenyataannya. Emang gue gak bisa, Sorry

He's Past Is Back [ ON GOING ]Where stories live. Discover now