21.☆

2.3K 82 32
                                    

Selepas makan malam, Kiara pun berpamitan pulang, Tapi. Di cegah sama Ayah

"Kiara. Nak, Mending sekarang kamu tinggal bersama kami, Kamu disini hanya punya papah nak" Cegahnya, sekilas melirik Bunda supaya mengizinkan Kiara untuk tinggal bersamanya

Bunda mengizinkan Kiara tinggal, Bunda sebenarnya tidak mau anak Viora tinggal bersamanya, Akan tetapi. Walaupun dirinya menolak menegas pun Ayah bakal tetap nyuruh Kiara tinggal

Gue hanya terdiam, Disitu lah senyum tipis tapi terlihat jelas dimata gue kalo Kiara memberi senyuman yang seakan dirinya bakal menang

"Ayah, Awan mau ke kamar," Ujar gue sebelum Ayah mencegah gue

"Bentar. Kiara tidur dikamar kamu dan kamu tidur yang selalu kau tempati" Cegahnya yang menjelaskan kalau gue disuruh mengalah buat Kiara, Jelas gue gak terima "Ayah, Aku gamau kamarku di pake sama anaknya Tante Viora!" Membantah gue, Saat itu juga dan pertama kali Ayah menampar pipi gue, Baru kali ini Ayah menampar gue, Demi anak seperti Kiara

Plak

"Jangan membantah Ayah mu! Kamu mau menjadi anak durhaka? Kamu harus mengalah sama adek kamu! Kiara juga bagian keluarga kita," Kalimat yang nyelekit bagi gue, Gue menahan tangisan gue, Bunda membela diri untuk membela gue dari Ayah

"Mas! Jangan sekali-kali kamu menampar anakku demi bela Kiara" Gue melihat disitu Ayah sudah mau tampar Bunda tapi gak jadi, Ayah gak akan berani main fisik kepada Bunda, Tapi entah lah nanti bakal berubah

"Nak, Kamu turuti ya kata Ayah? Bunda disini gak bisa ngebela kamu, Bunda takut Ayah main kasar padamu"

Gue pun mengangguk karna gue juga gak mau memperpanjang masalah, Langkah gue pergi ke kamar

Lagi lagi Ayah mengeluarkan ucapan yang bakal gue syok "Pakaian dan barang mu semua. Sudah dibereskan sama bibi, Jadi sekarang kamu tinggal ke kamar satunya" Ucapan yang terdengar biasa saja tetapi bikin hati gue sakit

"B-baik yah" Dengan langkah yang berat gue menuju kamar yang gue jarang tempati

Ayah menoleh menatap Kiara, " Kamu sekarang kekamar, Bentar lagi baju-baju mu bakal segera datang" Ucapnya sambil tersenyum hangat

"Baik pah, Terimakasih sudah mengizinkan ku buat tinggal disini. Terimakasih Mah" Ucap Kiara sembari menatap Bunda

Bunda hanya senyum kecil, Hatinya belum bisa menerima kehadiran anak Viora, Tetapi dirinya harus menyamakan keadilan kepada kedua anak

"Mas saya izin pergi ke kamar. Kamu sama Kiara bisa melihat-lihat kamar Awan" Langkah kaki Bunda bergegas berjalan kearah kamarnya

Rencana gua mulai beraksi, tinggal menunggu kehancuran lo dan ajal lo, Bersiap lah batin-nya yang bergumam

ଓ ̄ ̄ ̄ଓ

ଓ ̄ ̄ ̄ଓ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
He's Past Is Back [ ON GOING ]Where stories live. Discover now