Bab 16 (Study Date? Maybe)

283 27 9
                                    

Sesampai nya di pantai mereka lalu berpencar dengan sendiri nya, ada yang memilih untuk makan, ada yang bermain air, ada yang berfoto dengan pemandangan pantai. Pemandangan sunset kali ini bisa dibilang cukup bagus, tidak yang menghalangi pandangan mata. Hanya laut, langit, dan matahari yang mulai terbenam. Suara tawa, deburan ombak, dan angin sepoi sepoi saling melengkapi.

"Samperin sono, umpung sendiri tu!" Ucap Oline sambil menepuk pelan pundak Nayla.

"Emang aku engak ganggu dia?" Ragu Nayla.

"Engak, dah sono ni buat nemenin kalian ngobrol dah sana!" Ucap Lily sambil menyerahkan 2 botol minuman.

Nayla awal nya ragu, hingga akir nya ia memberanikan diri nya untuk mendekati Shasa yang sedang memandang senja.

"Hy, boleh ikut duduk?" Shasa lalu menoleh ke arah Nayla, senyuman terukir di wajah nya ia lalu bergeser memberi tempat untuk Nayla duduk disamping nya.

"Ini" ucap Nayla memberi Shasa minuman.

"Makasih" ucap Shasa setelah menerima minuman, pandangan nya kembali tertuju pada senja.

"Pemandangan nya bagus" ucap Nayla ikut memandang senja.

"Iya, hari ini lebih bagus apa lagi sekarang disamping aku ada kamu" ucap Shasa lalu menoleh mantap Nayla.

Nayla terdiam seketika, muka nya perlahan memerah. Bisa dipastikan saat ini jantung nya sudah berdetak tidak karuan.

"Pftt-" Shasa tertawa kecil melihat wajah merah Nayla.

"Wajah mu merah Nay" ucap Shasa sambil memegang pipi Nayla, bukan nya mereda kini wajah Nayla malah semakin memerah.

"Pftt- lucu juga kalok lagi salting" batin Shasa, tangan nya lalu terulur mengusap lembut kepala Nayla.

Nayla? Bagaimana kondisi nya sekarang? Sudah dapat dipastikan saat ini jantung nya sudah mau meledak.

"Beh, Kak Shasa bisa bisa nya! Semoga Nayla engak pingsan sih" ucap Lily.

"Iya semoga"

"Udah cocok gitu kenapa engak grecep ya?"

"Gak tau Liy, mungkin masih ragu mereka kan juga belom lama kenal, ya kalik langsung jadian"

"Iya juga ya"

Saat sedang fokus pada NaSha didepan mereka, pandangan Lily tiba-tiba tertuju pada seorang gadis yang berdiri tak jauh dari mereka. Pikiran jahil mulai terbesit di otak nya.

"Ngapain lu senyum gitu?" Heran Oline saat Lily tersenyum ke arah nya, tapi senyum yang jahil.

"ERIN!" Teriak Lily, hal itu sontak membuat Oline menengok ke belakang.

"SINI BENTAR RIN!" Panggil Lily, Erin yang mendengar itu lalu berjalan menghampiri Oline dan Lily.

"Bego, lu mau ngapain?!" Cetus Oline, sementara Lily hanya cengengesan.

"Kenapa Liy?"

"Hehe, ini temenin Oline bentar ya gua mau nyari Fritzy. Kalok ilang kasian nanti Ayah di rujak sama Bunda Fio. Dah ya titip bentar!" Ucap Lily yang di hadiahi injakan kaki dari Oline plus tatapan maut.

"Aduh!" Rintih Lily, ia lalu menatap Oline dengan tajam.

"Oh, ok" jawab Erin, Lily yang merasa menang lalu menjulurkan lidah nya dan berlari pergi meninggalkan ORine.

"Hehe, maaf ya Lily emang agak-agak anak nya"

"Engak papa kok, btw mau duduk disana gak?" Tunjuk Erin pada salah satu bangku kosong.

KagumWhere stories live. Discover now