BAB 17

4.2K 340 17
                                    

"Eh mau kemana pagi pagi sayang" kata wanita paruh baya yang tepatnya adalah mommy dari anak yang di panggil.

"Joging bentar" katanya yang tak lain adalah Claudia atau dengan nama samaran devan.

"Yaudah nanti jangan pulang lama ya, soalnya nanti kita mau berangkat untuk liburan"

"Nayla, dibawa?" tanya sang anak.

"Tentu dong, kan Nayla juga anak mommy"

"Hm ntar clou gak lama" katanya sambil menyalim tangan sang mommy dan berjalan pergi.

"assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam" balas sang mommy.

Saat itu jalan terlihat sudah mulai ramai karena itu adalah hari minggu dan banyak orang yang ingin joging dengan kekasihnya ataupun ada yang jomblo seperti devan sekarang, tapi banyak yang menatap Devan dengan kagum, iri dan terpesona karena devan menggunakan kaos hitam dan celana hitam juga menggunakan earpod untuk menyumbat telinganya dari teriakan teriakan dari para gadis.

Gimana ya bayangin aja, mereka yang menganggap devan aja udah kagum apa lagi tau kalau dia perempuan tambah tinggi lagi kekagumannya karena seorang perempuan yang memiliki ketampanan yang jauh dibandingkan laki-laki sampai bahkan banyak yang menganggap nya laki-laki.

"Hay tampan, bagi nomornya dong" kata seorang gadis yang memiliki make up tebel setebel cabe rawit dan pakaian yang terbilang eee sedikit terbuka dan memperlihatkan buah dadanya.

"Mls" jawab devan dengan menatap gadis itu dengan tatapan jijik dan langsung pergi.

"Ih kok di tinggalin sih" kata gadis itu yang melihat cowok incarannya pergi meninggalkan nya.

Devan adalah gambaran pria yang mapan, tampan dan tajir alias seperti sugar daddy tapikan dia cewek bro bukan cowok, kalau pacaran pasti si cowok di kira homo karena pacarin si devan yang nob nya pria tampan eh kan mereka gak tau deng tapi tetap aja banyak cowo yang ingin dekat dengan nya dan tidak peduli di kira homo alias gosip kalau homo doang lah.

Sampai devan melihat seorang cowok dengan wajah yang cantik dan jadi incaran devan saat pertemuan pertama mereka yang sedang berjualan air putih, cowok itu adalah raka. Dia bukan anak orang kaya tapi bisa sekolah di sekolah elit karena kepintarannya jadi dapat beasiswa deh.

"Ehkm" kata seseorang yang menyamperinnya.

"Eh eh i iya, ma mau beli air putih kak" katanya dengan gugup, kenapa gugup karena cowok incaran sekolah berada didepan nya eh ralat dia kan cewek kenapa bisa jadi incaran cewek juga yah walaupun juga ada cowo sih.

"Hm semuanya"

"A i itu li lima ra ratus ribu kak" katanya yang masih gugup.

Devan mengambil dompet nya dari dan mengambil cas sebanyak sejuta lalu memberikan uang itu kepadanya.

"Loh ini kebanyakan kak" katanya.

"Gak masalah, ambil aja" jawab Devan.

"Yakin kak?" tanya nya lagi untuk memastikan.

"Hm"

"Maksih kakak" katanya dengan bahagia dan menerima uang itu.

"Hm" katanya yang mengambil satu botol air di dekatnya.

"Lalu ini air letak mana kak"

"Bagi aja" jawabnya sambil membuat botol yang sudah tidak ada isinya.

"Seterah kakak sih, kan kakak yang udah beli"

"Hm, ngapain disini" tanya nya.

"Jualan kakak, bantu bunda" jawabnya karena mungkin udah mulai berangsur-angsur Damai dengan kegugupan nya.

"Hm" dia menatap pemuda itu dengan alis terangkat karena penampilan pemuda itu jauh berbeda dari disekolahnya, karena saat disekolah dia menggunakan kaca mata tebal, alis menutupi matanya dan dia selalu menunduk lalu sekarang dia hanya menggunakan kaca mata tipis untuk min nya, tidak menunduk dan juga rambutnya seperti sudah di tata.

Devan pun mulai menarik nya duduk disampingnya karena sebelumnya dia hanya berdiri dan dia pun mengangkat dagu pemuda itu untuk menyamakan tinggi tatapannya karena pemuda itu terbilang pendek dan cantik eh maksud lucu.

"Hm cantik" kata devan dengan suara serek basahnya sambil menyelipkan rambut pemuda itu.

"E eeee" pemuda itu yang di perilaku seperti itu langsung memerah dan menjauh.

"Ka ka kakak ngapain" tanya nya dengan gugup.

"Kamu raka kan"

"I iya kak" masih dengan gugupnya.

"You are mine and I will never let you go" kata devan sambil berbisik di telinga pemuda itu dan bersmrik.

"Eh eeee" tubuh pemuda itu tiba-tiba merinding dengan bisikan itu dan tambah gugup.

"Sampai jumpa besok, mine" katanya sambil menepuk-nepuk kepala pemuda itu lalu pergi.

Pemuda itu masih mencerna perkata kakak tingkatnya dan beberapa menit dia baru login dengan otaknya juga langsung memerah karena mengingat perkataan itu.

"Ih raka baper, bunda tolong raka huaaa" rengek raka dan langsung lari untuk pulang dan mengadu dengan bunda nya.

I'm a handsome man, no I'm a handsome womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang