BAB 22

2.8K 200 12
                                    

Dimalam hari yang tenang adam dan tentram, seseorang yang sedang duduk di balkon kamarnya sambil memandang langit dan sedang bebicara dengan sesuatu yang astral.

"Tuan oo tuan"

"Hm" jawabnya, namanya devan siapa yang tidak kenal dia seorang kulkas dengan sekali ngomong langsung menusuk hati.

"Kenapa anda dari tadi menung aja"

"Hanya banyak pikiran" katanya sambil memijat dahinya yang berdenyut.

"tuan sepertinya ada yang aneh dengan dunia ini"

"Maksud mu"

"Hm ntahlah tapi seperti nya dunia ini lebih banyak misteri dari pada di novel yang anda baca deh"

"Huft aku tambah pusing gara-gara mu"

"Hehe maaf tuan"

"Kau merasakannya juga" dia langsung melihat ke arah pintu kamarnya.

"Seperti keberadaan seseorang"

Devan langsung berlari ke arah meja dekat ranjang nya dan mengambil sebuah topeng di laci meja itu yang hanya menutup bagian matanya saja.

Setelah dia memasang topeng dia langsung berlari keluar kamar dan menuju kamar seseorang, saat dia menerobos masuk dia melihat seseorang yang berpakaian tertutup sedang membelai rambut seorang perempuan dan dia tau perempuan itu siapa yeps dia sang adik tercinta nayla.

Dia langsung mengejar seseorang itu yang langsung menerobos keluar melalui jendala dan devan langsung mengejar nya, dia lonjat dari jendela ke pohon dan langsung kabur tak lupa Devan langsung mengejarnya. Sampai terjadinya kejar-kejaran dimalam hari oh ya pasti dilakukan bukan di tanah tapi di atap rumah orang, gimana bisa? Yo ndak tau kok tanya saya.

Saat dia menggapai bahu sang seseorang itu dia langsung menendang wajah devan tapi langsung di tepis, dan terjadinya perkelahian di atas atap di malam hari dengan di sinarnya rembulan malam.

"Lama tidak bertemu, white oni" kata seseorang itu sambil menampilkan seringai nya.

"Ck siapa kau ha" kata devan dengan dingin.

"Hahahaha kau sebegitu membenci ku ya sampai kau melupakan ku"

"Tsk tidak usah berbasa-basi, kenapa kau berada di kamar adik ku" katanya dengan dingin lagi dengan menampilkan wajahnya yang datar.

"Hm.. Kenapa ya" katanya sambil memengang dagunya dan berpura-pura berfikir.

"Kayak punya otak saja pakek berfikir segala" kata devan sambil memutar matanya.

"Ck ck ck kau sama seperti dulu ya, kalau berbicara kadang tidak di filter dulu"

"Tidak usah sok kenal"

"Aduh duh white oni masak tidak kenal dengan ku"

"Bacot anjing bacot"

"Aduh aku sakit hati lo"

"Bodo amat, ku tanya sekali lagi siapa kau ha!!" tanya nya sekali lagi dengan dingin dan menatap tajam.

"Kau akan tau white ini oni selamat tinggal kekeke" katanya sambil memyingrai dan menjatuhkan tubuhnya ke belakang karena mereka berada di atap gedung kosong.

Claudia yang menggunakan nama samaran  devan langsung berlari dan saat sampai di pembatas gedung itu dia melihat seseorang itu sudah menghilang dan di langsung menendang pembatas itu.

"Tsk sial kenapa cepat sekali hilang nya" katanya sambil mengacak-acak rambutnya.

"Sistem apa kau tidak bisa memeriksa keberadaannya"

"Tidak bisa tuan, seperti nya tadi dia sengaja supaya anda mengetahui bahwa di sedang mengawasi anda dan seperti nya dia bukan dari dunia ini tuan"

"Ck sial aku harus cepat atau bisa saja dia akan menyakiti nayla" dia semakin mem berantakan rambutnya sampai dua kancing baju nya terlepas.

"Aku harus menelepon nya" dia mengambil ponselnya dari saku dan mencari kontak seseorang.

"Hello kenapa tiba-tiba kau menelfon ku"

"Apa kau memberi tahu identitas ku ke orang lain"

"Tidak, kenapa? Apa ada seseorang yang mengetahui"

"Tsk begitulah, hanya kau yang mengetahui keberadaan ku disini bukan kalau bukan kau yang memberitahu ke orang lain"

"Aku tidak ada memberitahu kepada orang lain"

"Tsk tidak mungkin orang itu berada disini bukan"

"Ntahlah seperti nya mungkin saja, kau tau retakan yang kau perbuat itu menyebabkan seseorang juga ikut datang"

"Ck ck segera perbaiki retakan itu, kau tau tadi dia hampir menyakiti adik ku"

"Hoho apa dia cemburu kalau kau dekat dengan perempuan lain"

"Hay kau gila atau gimana ha!!"

"Oh sabar dong, tumben banget si kutub mengamuk"

"Sampai 3 adik ku terluka, kau tau akibatnya kan"

"Baiklah baiklah aku akan mengurus nya"

"Ck lakukan secepatnya" dia langsung memutuskan panggilan itu dan memasuki kembali ponselnya ke saku.

"Sampai kau menyakiti ketiga adik ku, aku akan membunuh mu ini sumpah ku atas nama white oni " katanya sambil menatap gedung gedung lain yang masih menyala lampu nya, dia berjalan mundur dan berbalik lalu berjalan pergi.

Tapi disisi lain seseorang duduk di atas gedung lain yang gelap tanpa adanya sinar bulan atau lampu yang menerangi dia memyingrai.

"Kau harus bertanggung jawab white oni, kau yang sudah menodai ku dan berpura-pura tidak tau dengan ku sampai aku pria yang di minati banyak wanita malah terobsesi dengan mu"

"Bahkan jika kau pergi kemanapun aku akan mengikuti mu white oni ku, sampai kau pergi ke dimensi lain akan ku ikuti kamu"

"Akan ku jauhkan siapapun mau pria atau wanita yang mendekati mu bahkn itu adik mu, tunggu saja tunggu saja sampai aku menarik mu kembali ke ranjang ku, ah~ bahkan sekarang aku sudah terangsang karena mengingat sentuh mu" dengan senyum jahat dia menghilang di kegelapan.

I'm a handsome man, no I'm a handsome womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang