BAB 20

4.1K 309 14
                                    

Pembullyan sebenernya sangat sering disekolah itu karena yang berkuasa selalu di atas dan yang tidak memiliki apa-apa hanya bisa diam bahkan kepala sekolah nya saja tidak mempedulikan anak murid juga sekolahnya dia hanya peduli dengan uang yang masuk ke sekolahnya. Bahkan dari beberapa gosip yang beredar dan bisik bisik tetangga, kepala sekolah nya akan diganti karena pemilik baru yang akan membeli sekolah itu tapi belum  sah kepada pemilik sekolah baru.

"Kalau tidak salah dia cowok gak sih" kata rion.

"Kayaknya sih iya, tapi wajahnya kek cewek ya gak?" balas andrian.

"Yoi, bahkan dia aja lebih cantik dari pada banci lampu merah" sambung ruki.

"Eh gue aja pas ketemu dia gue kira cewek untung dikasih tau dia cowok kalau gak mungkin gue goda pula" kekeh andrian.

"Lo nya sih, lihat yang cantik aja langsung digoda eh tau tau dia cowok" sambung ruki.

"Rion" panggil devan.

"Napa boss" jawab rion.

"Pisahkan mereka" kata devan sambil menyuap makanannya.

"Malas deh boss, dia kan cowok masak digertak dikit aja langsung takut cowok apa cowok dia tuh"

"Rion"

"Malas boss mending gue ma-" belum selesai dia berbicara dia sudah dapat tatapan maut dari devan.

"Tolong or You choose your final place hm"

"Apa tolong, ah oke gass easy itu mah" katanya sambil melipat lengan bajunya.

"Mending lakuin ah dari pada nyawa gue ya gak" gumamnya yang terdengar oleh mereka kecuali devan.

Sedangkan di tempat lain yang penuh dengan emosi sang gadis yang sedang marah-marah karena pakaiannya yang basah.

"Eh lo itu punya mata gak!!" katanya si gadis namanya lotiy.

"Dia kan pakek kacamata buta kali tiy" kata gadis disamping nya panggil saja gadis B.

"Maaf maaf kak, aku gak sengaja" kata cowok yang menggunakan kacamata itu.

"Enaknya maaf, lo kira pakaian gue ini murahanan kayak harga diri lo ha"

"Maaf kak, aku gak sengaja kak maaf banget kakak" katanya yang gemetaran.

"Siram aja tiy gak usah di maafkan tiy" kata gadis B itu.

Gadis yang bernama lotiy itu mengambil jus di mejanya dan menyiram kembali laki-laki yang ber kacamata itu.

"Awas aja lo sampai lari nanti, gak segan segan gue pecat bokap lo dari kantor bokap gue"

"Jangan kak, nanti ayah saya kerja dimana nanti" katanya yang hampir menangis dan menahan rasa malu karena di siram jus.

"Gak peduli gue mau ayah lo mati sekali pun gue gak peduli"

"Waduh waduh ada apa nih" kata rion yang menghampiri mereka.

"Eh ada kak rion, gak ada apa-apa kok kak. Kakak kesini pasti khawatir dengan aku kan" katanya sambil senyum senyum gak jelas.

"Dih pede amat lo, kalau gak di suruh bos mah gue ogah kesini" batin rion.

"Gak, gue disuruh untuk membubarkan keributan ini" lanjutnya.

"Aduh kak, aku gak apa apa kok cuman pakaian aku basah aja" katanya percaya diri karena seisi kantin kaget queen bullying kedua di samperin oleh most wanted baru.

"Gue ogah khawatirin lo" kata rion.

"Aduh kak, gak usah malu malu aku tau kok kakak pasti khawatir dengan aku kan"

PLAK...

"Aduh, bajingan mana yang berani mukul kepala gu-" belum selesai kata yang dikeluarkan nya dia malah di hadapi oleh singa yang sedang dalam mode mengancam.

"Gue nyuruh lo apa" kata devan dengan dingin.

"Me me melerai me mereka bo boss" katanya dengan gugup.

"Lalu"

"I ini ka kan la lagi di di lerai"

"Gak berguna" kata devan lalu menatap tajam gadis yang membully itu.

"Ha hallo kak devan" katanya dengan nada genit.

"Nama lo" katanya dengan dingin.

"Lotiyfia reandra kak"

"Anak reandra"

"I iya kak"

"Oh gue ucapkan selamat, lo bentar lagi akan merasakan miskin semiskin nya" kata devan dengan dingin dan menarik cowok kacamata itu.

"Loh loh boss kok gue ditinggal" kata rion sambil mengejar devan dan si kacamata itu.

"Maksud kak devan apa tiy" tanya gadis B.

"Gue juga gak tau, paling cuman becanda doang" jawab lotiy.

"Yasudah ke wc aja yok, baju lo udah mulai transparan tuh"

"Ayok lah"

Di tempat lain yang di tempat yang sepi karena siswa dan siswi yang sudah masuk ke kelas masing-masing karena sudah masuk jam pelajaran berikutnya.

"Ka kak sakit" kata nya yang melihat pergelangan tangannya yang merah.

"Maaf" jawabnya sambil melepaskan tangannya.

"Hm hm" dia hanya mengangguk.

"Lo gak PP kan?" tanya nya.

Dia hanya mengangguk dan menatap ke arah lantai.

"Raka jawab gue, lo udah berapa lama di bully hm" tanya devan.

"U udah lama kak"

"Berapa"

"Hm sa saat SMP kelas 3"

"Tsk, kenapa lo gak balas"

"A aku takut kak, aku takut nanti ayah aku dipecat gara-gara aku"

"Raka tatap mata gue saat bicara" kata devan sambil mengangkat dagunya dan menatap mata ku.

"Ee ke ke kenapa kak" katanya dengan gugup tapi matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Huft cup cup gk usah nangis nanti gue yang ngurus" katanya sambil menghapus air matanya yang sudah mulai turun.

"Kakak kenapa baik sama aku"

"Lo tanya kenapa, karena lo udah gue klaim jadi milik gue paham" katanya sambil berbisik di telinganya dengan suara khas yang serek serek.

"Ma mak maksud kakak" katanya dengan gugup.

"gk pp, sekarang ikut lo ke kamar mandi gue ke koperasi bentar untuk beli pakaian baru buat lo" kata devan sambil melepaskan jaketnya dan meletakkan nya di bahu raka.

"Ta tapi kak"

"Lo diam atau lo kembali dalam keadaan acak-acak hm"

"Ya yaudah" jawabnya dengan gugup dan segera pergi ke kamar mandi meninggalkan devan sendirian.

"Menarik, makhluk lucu itu sungguh menarik" katanya dengan smrik di wajahnya dan berjalan pergi  ke koperasi membeli pakaian baru untuk makhluk lucu nya itu.

I'm a handsome man, no I'm a handsome womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang