BAB 18

4K 302 15
                                    

"Pagi ku cerah ku~

Matahari bersinar~

Ku gendong tas biru ku dipundak~

Pagi kakak sayang~

Bagi lah uangnya~

Karena nayla kehabisan uang~" nyanyi gak jelas nayla sambil menurun tangga sampai seseorang berbisik di sebelah nya.

"Satu kartu hitam saja kurang kah hm" katanya dengan suara serak serak bas.

"Astaghfirullahalazim" dia kaget dan hampir terpeleset tangga namun sebelum itu ada tangan yang melilit di pinggangnya.

"Lain kali hati-hati" tangan itu mengacak-acak rambutnya.

"Ih kakak clou mah rambut aku jadi berantakan lagi kan" katanya dengan cemberut namun turun masih memenggang tangan sang kakak.

"Iya iya maaf" kata cloudia alias devan tapi dirumah keluarga nya tetap memanggilnya clou atau awan.

"Loh kok sepi kak" katanya yang duduk setelah sang kakak menarikan kursi untuk adiknya.

"Mommy sama daddy ke Paris lebih dulu kalau zayyan dan brayan mah udah dijemput sama gng nya" sambil menyuapi sang adik tercintah.

"Ouh gitu, trus nanti kita nyusul mommy sama daddy kah" tanyanya sambil memakan makanan yang disuapi kakaknya.

"Iya, besok kan sabtu jadi nanti sore kita langsung berangkat"

"Untung aku udah siap-siap barang untuk di bawa"

"Gak usah banyak banyak, sisanya beli aja disana"

"Oke deh"

Dua manusia itu berjalan ke arah garasi dan karena si devan malas membawa motor jadi tetap menggunakan mobil sport hitamnya, seperti biasa selalu membukakan pintu untuk adiknya.

Sesampainya di sekolah karena sebentar lagi akan masuk banyak siswa siswi yang masih berkumpul di sekitar tempat parkir dan ada juga yang menunggu kedatangan most wanted yang sosweet itu. Saat mobil itu memasuki perkarangan parkiran seperti biasa akan membuka pintu penumpang dan membuat kaum hawa berteriak histeris.

"Akhirnya bebeb Devan sampai juga"

"Ih pengen deh punya cowok kek Devan, udah perhatian tajir lagi"

"Iri deh sama nayla, selalu di perhatikan Devan"

"Iya iya, gak dapat Gilang eh dapatnya pangeran berkuda putih"

"Uuu tutorial nya dong nayla"

"Beb Devan gak mau sama aku gitu"

"Ogah dia mah, tampang lo aja pas-pasan gitu"

"Dih enaknya aja, kata emak gue itu gue cantik ya"

"Kan cuman kata emak lo doang"

"Udah udah bentar lagi masuk dan pelajaran guru killer lagi, bay bebeb Devan"

Banyak lagi perkataan perkataan yang mengagumkan Devan, bagaimana tidak? Devan itu kalau di lihatlah jika dia cowok mah udah sempurna banget. Tampan iya, perhatian iya, cuek ke gadis lain iya, tinggi iya, eightpack iya, apa lagi tajir beh itu paling iya.

"Belajar yang rajin" katanya sambil menepuk-nepuk kepala adiknya.

"Iya kak iya"

"Yaudah kakak ke kelas duluan" katanya yang sudah pergi.

Nayla sudah berada di kelasnya bersama para sahabat seperti teletabis karena mereka berpelukan, sebab apa? Sebab mereka sedang menenangkan dhivana karena pacarnya selingkuh awok awok awok.

I'm a handsome man, no I'm a handsome womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang