Tujuh

7.3K 1.4K 230
                                    

Dengan tubuh kaku, Mili akhirnya mendudukkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tubuh kaku, Mili akhirnya mendudukkan diri. Tentu saja, bukan di sisi Arsenal melainkan di window sitting tempat biasa gadis itu bersantai sembari melihat pemandangan bangunan dan jalan raya di luarnya. Kamarnya ini berada di lantai empat, lantai paling atas. Cukup menyulitkan karena tidak ada lift tetapi menyenangkan karena pemandangan di luar jendelanya yang cukup menarik.

Meski biasanya saat duduk di sini Mili menikmati pemandangan, tentu kini tidak bisa dilakukannya. Dia kerap mencuri pandang pada Arsenal yang masih sibuk makan duduk membelakanginya. Setidaknya, Mili patut bersyukur karena posisi lelaki itu tidak menghadapnya.

Sembari duduk sembari bermain ponsel, Mili membuka sosial medianya. Melihat sebuah unggahan baru dari instagram Rumah Jodoh. Testimoni dari pengguna jasa di sana yang berhasil menikah lagi. Membuat Mili terdiam lama melihat beberapa kata yang menyebutkan bahwa biro jodoh tersebut sangat rekomendasi untuk dicoba. Apalagi, bagi orang-orang yang serius mencari pasangan hidup. Mili pun menjadi cukup tertarik untuk membuka lagi profil instagram Rumah Jodoh. Melihat-lihat lagi unggahan di sana.

Kegiatannya itu, berhenti sampai telinganya menangkap suara lain. Keran yang menyala dan Mili langsung bangkit dari duduknya saat melihat Arsenal berdiri di depan sink cuci piringnya, terlihat hendak mencuci gelas dan piring yang sebelumnya Mili suguhkan padanya.

"Enggak usah dicuci, Mas. Mili aja nanti." Gadis itu beranikan diri menyerobot, berniat mengambil alih pekerjaan Arsenal.

Namun ternyata, Arsenal tidak membiarkannya dengan mudah. Tanpa suara, dia mempertahankan gelas di tangannya. Juga mengambil spons yang sudah dia rendam di dalam sabun pencuci piring. Hingga akhirnya, Mili pun memutuskan menyingkir sedikit.

Ya, sedikit. Dia tetap tidak beranjak menjauh apalagi balik duduk-duduk seperti sebelumnya. Ditunggui Arsenal membilas gelas dan piring bekas bakwan itu lalu Mili ambil alih untuk ditaruhnya ke rak piring. Membiarkan Arsenal berjalan lagi duduk di tempatnya dengan meja bar yang sudah bersih dari bekas makan lelaki itu.

Mili yang sudah selesai menyimpan piring dan gelas itu kembali kikuk sendiri mendapati Arsenal yang tidak terlihat hendak pamit. Lelaki itu tampak santai bermain ponsel di tempatnya.

Kira-kira, Mili harus melakukan apa lagi? Apa dia kembali saja duduk ke tempatnya? Ah, tapi rasanya sangat tidak sopan.

"Em ... Mili punya semangka di kulkas. Mas mau semangka?" Akhirnya, gadis itu pun menawarkan apa yang bisa dia tawarkan pada si lelaki.

Arsenal mengangkat pandangannya dari ponsel. Menatap Mili sekilas dan mengangguk. Mili pun langsung bergegas menuju kulkasnya. Menghidangkan buah merah tersebut pada Arsenal yang kembali sibuk bermain ponsel. Mili putuskan, untuk kembali saja duduk di tempatnya dan membiarkan Arsenal dengan makanan penutupnya.

"Duduk di sini."

Mili menghentikan langkah saat mendengar suara lelaki itu. Dilihatnya Arsenal yang melirik pada kursi di depannya seraya meminta Mili untuk ikut duduk di sana. Gadis itu pun menurut. Meski kini semakin canggung karena duduk berhadapan dengan Arsenal dalam jarak sedekat ini. Berbatas meja bar yang tidak seberapa besar.

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang