Duabelas

8.3K 1.6K 316
                                    

              Kegagalan Rumah Jodoh yang pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Kegagalan Rumah Jodoh yang pertama. Sepertinya memang begitu. Dilihat dari bagaimana Juni yang bahkan langsung menghubungi Mili untuk datang ke kantor—dengan nada menuntut dan sedikit memaksa. Bahkan, Juni menyediakan waktu di malam hari, di mana itu adalah saat jam pulang kerja untuk Mili datang ke sana. Tentu saja, sebagai budak korporat, Mili tidak bisa sesuka hati ke sana ke mari di jam kerja dan di hari kerja.

Maka dari itu, dia baru mendaratkan duduknya di ruang tunggu Rumah Jodoh sekitar pukul 8 malam. Perjalanan dari Jakarta Selatan menuju Jakarta Barat yang Mili tempuh dengan kendaraan umum tentu saja membuatnya baru sampai pukul segitu.

Di tempat duduk, Mili sedikit gelisah. Juni masih berada di lantai atas—di ruang kantornya dan katanya akan segera kemari sebentar lagi. Mili gelisah karena dia merasa sedikit tidak enak, juga takut. Dia takut Juni akan memarahinya karena Mili tidak dapat jodoh. Meski kalau dipikir-pikir, tentu saja itu terbalik, kan? Mili yang bayar Mili yang tidak dapat jodoh masa Mili yang dimarahi?

Ya, semoga saja Junifer Tan yang wajahnya sedikit jutek itu tidak benar-benar menyalahkan Mili atas kegagalannya kali ini. (Re : Mengejar Jodoh Junieloo)

Lagi pula, memangnya Mili salah apa? Dia bahkan menangis karena ditolak oleh Abi.

"Kamilea?"

Mili langsung berdiri begitu namanya disebut. Juni muncul berjalan dengan langkah tegasnya menuju Mili. Membuat gadis itu mulai semakin gelisah sampai menautkan kedua tangannya di depan tubuh.

"Kita ngobrol di dalam aja," kata Juni merujuk pada ruangan tempat di mana Mili wawancara sebelumnya.

Gadis itu pun mengangguk. Mengekor di belakang Juni yang lebih dulu membuka pintu. Pukul 8 malam seperti ini, keadaan Rumah Jodoh begitu sepi. Hanya ada satpam di depan, juga seorang pegawai di depan resepsionis yang Mili lihat tadi.

"Silakan duduk." Juni kembali berucap.

Mili tentu saja menurut. Duduk di hadapan wanita itu yang menatapnya dengan kerut tajam yang membuat Mili kian berkeringat.

Dia benar-benar mau dimarahi, kah?

"Kamu pasti nggak benar-benar baca booklet yang kami kasih, betul?" Wanita itu memulai percakapannya.

Menggigit sebentar bibir bawahnya, Mili menjawab. "Baca kok, Mbak."

"Then, kenapa kamu bisa gagal dan dapat review yang sedikit tidak mengenakkan?"

Kening Mili sedikit mengernyit. Review yang tidak mengenakkan? Apa para lelaki yang ikut blind date dengannya melakukan itu? Tapi mengapa? Bahkan meski ditolak, Mili tetap memberikan ulasan bagus pada mereka.

"Di blind date minggu lalu, hanya kamu satu-satunya peserta yang nggak terlihat antusias. Teramat pasif, bahkan seperti nggak ada di tempat," kata Juni lagi. "Aku lihat langsung kamu begitu. Review dari peserta lain pun begitu. Itu kenapa saat blind date, nggak ada satupun yang memilih kamu."

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang