Limabelas

7.9K 1.7K 310
                                    

              Mili menatap Kiara yang masih terperangah bahkan sampai membuka mulutnya usai mendengar cerita yang baru saja Mili sampaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Mili menatap Kiara yang masih terperangah bahkan sampai membuka mulutnya usai mendengar cerita yang baru saja Mili sampaikan. Tentu saja, mengenai kejadian kemarin di mana tidak ada angin, tidak ada hujan, Arsenal mengajak Mili menikah. Hal yang tidak pernah diduganya di mimpi terliarnya sekalipun.

Melihat Kiara yang masih terbengong alih-alih merespons ceritanya, Mili menjadi gelisah. Saking tidak tahannya dia menunggu Kiara bereaksi, gadis itu menyenggol tangan si rekan kerja.

"Mbak," panggil Mili pelan.

Kiara masih menganga. Berkedip beberapa kali sebelum mengatupkan mulut.

"Gila, gue sampai bingung mau ngomong apa," kata gadis itu.

Ya, kira-kira begitu juga lah perasaan Mili saat mendengar Arsenal bicara secara langsung. Malah, lebih parah dari Kiara karena dia bahkan masih terbengong sampai Arsenal mengajaknya pulang.

"Terus lo jawab apa, Mil?" tanya Kiara.

Mili menggeleng. "Enggak jawab apa-apa, Mbak."

Hey! Mili bahkan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun saat itu.

"Make sense, sih, gue juga bakalan bingung kalau ada di posisi itu." Kiara mengangguk-angguk, seolah mengerti apa yang Mili rasakan.

Mili menghela napas. Kepalanya sedang penuh sekali saat ini. Kejadian kemarin, dimulai dari dia yang sudah antusias mengikuti blind date Rumah Jodoh, tetapi hancur begitu saja dengan kedatangan Arsenal. Disertai ajakan menikah yang tidak masuk akal pula.

"Terus aku harus gimana ya, Mbak?" tanya gadis itu, tampak begitu frustrasi.

Kiara ikut menghela napas. "Lo tanya gue, gue juga bingung, Mil."

Lagi, Mili menghela napas. Lebih berat dari sebelumnya. Bahkan kini, menjatuhkan kepalanya pada meja. Memejam dan menghela napas berulang-ulang.

"Atau ya udah, Mil, lo sama dia aja."

Mili langsung duduk tegap dan melotot mendengar kalimat itu. "Mbak! Yang bener aja!" serunya.

"Lah, kenapa nggak bener? Kan lo memang lagi cari jodoh," sahut Kiara. "Waktu itu lo bilang nggak mau sama dia karena dia nggak mungkin mau sama lo. Lah sekarang ternyata dia mau. Ya udah, gas aja. Dia cakep, mapan, keluarganya juga lo udah kenal. Katanya Ibunya baik. Kurang apa lagi?"

"Mbak ...." Mili merengek, masih tidak bisa menerima gagasan itu.

"Aneh banget lo lagian. Sama Arsenal masa nggak mau?"

Untuk yang kesekian, Mili menghela napasnya. Kiara tidak akan mengerti.

"Jadi artinya lo mau nolak dia?" tanya Kiara lagi.

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang