mine

12.9K 1.2K 144
                                    

Siang ini semua orang sedang berkumpul di ruang tamu, tak ada hal serius sebenarnya. Mereka tengah bersantai bersama menikmati waktu senggang yang jarang didapatkan akhir-akhir ini. Ada yang sedang bermain game, ada yang sedang baca buku, ada pula yang sedang mengobrol ringan.

Rion dan Caine sedang bersantai berdua di sofa, entah memang sifat bawaan yang menyebalkan atau bagaimana tapi posisi mereka berdua benar-benar membuat semuanya kesal atau mungkin iri? Bayangkan saja, di depan semua orang, Rion dengan santainya berpelukan dengan Caine. Meski yang lain melontarkan perkataan berisi kekesalan, namun dalam hati mereka ada rasa bahagia juga melihat keduanya bermesraan seperti itu.

"Di rumah mulu bosen dah, mending kita ke nongki" celetuk Jaki, dirinya merasa butuh asupan yang manis-manis seperti boba ataupun cake. Bukan hanya Jaki, tapi sepertinya semua orang juga merasa demikian dilihat dari sorot mata yang berubah bersinar saat mendengar ide tersebut. Melihat antusias yang ditunjukkan oleh semua membuat Rion ataupun Caine tak bisa menolak, ia menyuruh semuanya untuk bersiap-siap dan pergi bersama menggunakan beberapa mobil.

Hanya butuh waktu 10 menit bagi mereka untuk berganti baju dan siap untuk berangkat menuju Uwu Cafe. Selama perjalanan mereka habiskan untuk mengobrol, bercanda, atau bahkan berkaraoke bersama. Seperti yang saat ini sedang dilakukan oleh Jaki dan Garin yang sialnya satu mobil dengan Rion dan Caine. Kadang semuanya heran, apa yang dimakan keduanya hingga memiliki energi yang tak pernah ada habisnya. Dengan iringan suara merdu Garin dan Jaki membuat perjalanan terasa singkat.

"Paaappiiiii bagi duit dong" baru saja turun dari mobil, Rion sudah disambut oleh Mia yang sedang menadahkan tangan khas orang meminta uang.

"Kemaren udah dikasih ya, gila kali" tolak Rion sambil menjitak dahi si bungsu pelan, membuat Mia tertawa karena berhasil menjahili papinya itu. Semuanya sudah masuk ke dalam cafe kecuali Mia dan Rion, kepala keruarga itu ingin merokok di parkiran. Ia tak berminat untuk membeli makan atau lain sebagainya, hanya menuruti kemauan anak-anak untuk ke sini.

"Pi, mami sama siapa itu?" tanya Mia menunjuk Caine yang berdiri di depan cafe dengan seseorang. Matanya memperhatikan orang asing itu, berharap bisa mengenalinya. Setelah sibuk dengan pikirannya, kini ia sudah menemukan satu nama.

"Weh apa tuh kok pegang-pegang" kejut Mia saat melihat orang asing itu menyentuh pundak Caine sambil tertawa. Rokok yang tadi Rion hisap dibuang begitu saja, dirinya melangkahkan kakinya mendekati Caine. Sang kepala keluarga itu merasa ada sinyal yang tidak menyenangkan dari orang tersebut. Mia berjalan mengekori Rion dengan diam, di kepalanya tengah memikirkan apa yang sedang terjadi. Samar-samar ia mendengar percakapan antara maminya dengan orang asing itu.

Posisi Caine yang membelakangi keduanya membuat ia sedikit tersentak saat merasakan ada tangan yang merangkul pinggangnya. Dirinya merasa heran melihat apa yang dilakukan Rion, tak biasanya ia melakukan skinship di keramaian seperti ini. Saat ia menolehpun yang ia tangkap adalah wajah yang terlihat menakutkan, mata itu memincing bak elang yang siap mengincar mangsanya.

"Waduh gadun lo Caine? Berarti bener dong tentang lo yang ternyata simpenan om-om? Padahal kan gue juga bisa ngasih lo duit, kenapa lo tolak sih?" ejek orang itu dengan ekspresi yang menyebalkan. Mendengar cemoohan itu membuat semuanya emosi, bahkan rahang Rion sudah mengeras. Tangannya sudah mengepal bersiap untuk memukul orang di depannya.

"Mending sama gue gak sih? Dia udah tua, sedangkan gue masih muda loh" bak menantang maut, orang itu tak tau apa yang akan terjadi padanya.

"Jaga ucapan lo ya sialan!" kali ini Rion sudah tak tahan, mana bisa dia diam dengan hinaan yang dilontarkan pada Caine. Tangannya menarik kerah baju orang tersebut, sedikit membuatnya menciut. Baru ia sadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan besar.

"Gue kasih peringatan, kalau sampai gue liat lo masih berani ketemu sama Caine, nyawa lo abis di tangan gue" Rion masih sangat waras untuk tidak menghabisinya pada saat itu juga. Dirinya menghempaskan orang itu, berbalik badan dan menggandeng tangan Caine menuju mobil. Semua orang yang baru saja keluar dari cafe dibuat heran dengan hal tersebut. Mereka mendekat dan bertanya kepada Mia tentang apa yang terjadi.

Rion dan Caine sudah duduk di mobil, tak ada yang memulai pembicaraan. Sejujurnya Caine sedikit takut pada Rion saat ini, jadi dia memilih untuk diam dan menunduk. Tangannya dengan ragu memegang tangan Rion, berusaha untuk membantu meredakan emosi yang tengah berkobar itu. Rion menutup mata dan mengatur nafasnya guna meredakan amarah.

"Sorry" ucap Rion sambil memandang Caine yang terlihat ketakutan.

"No, aku yang harusnya minta maaf" potong Caine dengan cepat, ia merasa bersalah. Harusnya tadi ia tak perlu meladeni teman lamanya itu. Meski ia juga emosi karena ucapan temannya itu, Caine ingat betul bahwa bajingan itu menyukainya saat sekolah. Namun ketika Caine menolak, dirinya lantas menyebarkan segala berita bohong tentang Caine pada semua orang. Sebenarnya Rion juga tau karena dulu ia pernah satu sekolah dengan Caine, namun mereka belum dekat saat itu.

"Come here sayang" Rion menepuk pahanya, beri isyarat bagi Caine untuk duduk di pangkuannya.

"Kalau yang lain masuk gimana?" tanya Caine ragu, dirinya tak ingin ada yang melihat. Yang ia lihat kini adalah Rion yang mengetik sesuatu pada ponselnya dan kemudian terdengar suara pintu terkunci.

"Garin sama Jaki naik mobil Gin" tak ada yang bisa Caine lakukan selain menurut. Ia beranjak dari kursinya dengan perlahan, dibantu oleh Rion agar Caine bisa duduk di pangkuannya dengan aman. Tangannya reflek memeluk pinggang ramping milik Caine dan berusaha menariknya mendekat tak menyisakan jarak keduanya. Tangan Caine merapihkan rambut Rion yang sedikit berantakan, matanya tiba-tiba memandang bibir milik Rion. Hal tersebut Rion sadari dan diam-diam tertawa dalam hati, ia mendekatkan wajahnya dan disambut dengan Caine yang menutup mata.

Kecupan-kecupan itu berubah ketika Rion dengan sengaja menggigit bibir lawannya. Caine mengaduh, bibirnya sedikit terbuka dan langsung Rion manfaatkan kesempatan itu untuk memasukkan lidahnya. Keduanya bercumbu hingga lelehan saliva turun membasahi dagu mereka. Caine rasa paru-parunya kekurangan oksigen, dirinya memukul dada Rion. Untaian saliva menjuntai indah dari kedua bibir itu, membuat suasana dalam mobil itu semakin panas.

"Gosh you're make me insane baby" suara Rion terdengar sangat seksi di telinga Caine. Bagian bawahnya terasa sangat sesak, apalagi ditambah dengan miliknya bersentuhan dengan milik Rion yang sama-sama menegang. Pemandangan yang Rion lihat sungguh membuatnya pening, rasanya seperti saat ia menghirup morfin.

"Guess we will have a long night sweetheart" lanjut Rion, ia bergegas untuk menyalakan mobil dan menancap gas ke rumah. Caine masih dengan posisinya di pangkuan Rion, dirinya hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi.










HAH APAANSI, AKU GABISA NULIS BEGITUAN😭 anw halooooooowwwwwww, akhirnya bisa update juga. Btw gimana kabar kalian? Buat yang lagi sedih semoga terhibur dengan tulisan ini, dan yang lagi seneng tambah seneng. Hopes y'all enjoys this story and see you on the next story, byeeeeee🦖

 Hopes y'all enjoys this story and see you on the next story, byeeeeee🦖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw aku bikin akun x, siapa tau kita bisa berinteraksi bisa follow ya. Mungkin aku juga bakal kasih info tentang cerita ini di situ💋

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang