nakal

7.8K 845 186
                                    

⚠️Warning! This page contains 🔞 scene, if you are underage, close this book right now⚠️

Seperti hari-hari sebelumnya, sore ini Rion tengah duduk di depan komputernya. Tangannya sibuk menari di atas keyboard, mengetikkan rekap hasil transaksi satu bulan kebelakang. Suara detik jam menemani Rion di ruangan itu sejak makan siang selesai. Matanya bolak balik menatap monitor dan catatan yang ia letakkan di samping keyboard. 

Telinganya mendengar suara ketukkan pintu, buat fokusnya sedikit buyar. Pintu itu terbuka setelah dirinya memberikan izin pada orang tersebut, menampilkan Caine dengan setelan santainya. Terlihat lucu saat anak itu hanya mengenakan celana pendek yang hampir tak terlihat karena kaos yang kebesaran, ia yakin itu baju miliknya. Caine melangkah mendekat pada meja kerja Rion, ia berdiri tepat di depan meja sembari menatap wajah lelah sang kepala keluarga. 

"Belum selesai?" tanya Caine pelan, kedua tangannya bertumpu pada meja. Melihat penampilan Rion di depannya sedikit membuat gairahnya terpancing. Bagaimana tidak, di depannya tengah duduk pria berkemeja hitam dengan lengan yang digulung hingga siku dan dua kancing telah terlepas menampilkan sedikit dada bidang itu. Belum lagi kacamata yang bertengger indah di wajah tampan itu, tanpa sadar Caine menggigit bibir bawahnya. Melihat tingkah hal itu membuat Rion heran, ia menyandarkan tubuhnya pada kursi. Dirinya tersenyum miring saat melihat wajah Caine memerah, bisa ia lihat beberapa bulir keringat mengalir dari dahi Caine. 

"Come here sayang" tangannya menepuk pahanya mengisyaratkan Caine untuk duduk di pangkuannya, ia sedikit memundurkan kursinya memberi ruang bagi Caine. Tanpa membuang waktu, Caine melangkah mendekati Rion. Dirinya langsung mendudukkan diri di pangkuan Rion, tangannya ia letakkan di bahu pria berambut ungu itu ketika ia rasakan pinggangnya ditarik lebih dekat. Caine bisa menghirup wangi tubuh Rion yang sangat memabukkan, persis seperti saat ia menghirup morfin. Kacamata yang dipakai Rion dilepaskan oleh Caine, ia taruh benda itu di atas meja kerja. 

"What's wrong?" bisik Rion pelan, bisa keduanya rasakan suasana berubah menjadi lebih intens. Caine mengusap pipi Rion pelan, menatap kedua mata itu dengan senyuman di wajahnya. 

"Gak ada, cuma pengen liat kamu aja" ucap Caine sambil terkekeh, diam-diam ia merasa suhu tubuhnya mulai meningkat. Keringat terus mengalir dari tubuhnya, sejenak ia berpikir jika AC ruangan ini tidak berfungsi dengan baik. Sedangkan Rion masih menatap Caine dengan bingung, tangannya mengusap keringat yang perlahan membasahi dahi anak itu. 

"Ini kayaknya pohon pisang di rumah harus ditebang deh, kamu kesambet apa?" ucap Rion setelah mendengar ucapan Caine sambil tertawa, tak biasanya ia mengucapkan kalimat gombal seperti itu. Caine rasa ada yang salah dengan dirinya, ia menelan ludahnya kasar saat menatap Rion yang tengah tertawa itu. Menyadari ekspresi Caine buat Rion terdiam, melihat wajah pria dipangkuannya semakin memerah buat ia mulai paham situasi saat ini. 

"Mau cium" keduanya terdiam sejenak, apalagi Rion yang terkejut mendengar permintaan itu. Tangannya langsung menarik leher Caine untuk mendekat, mempertemukan kedua belah bibir itu. Lagi-lagu Rion dibuat terkejut saat Caine berusaha untuk mendominasi permainan, kini ia yang kewalahan untuk mengimbanginya. Tangannya mendorong tubuh Caine, tautan keduanya terputus begitu saja. Rion menatap wajah Caine yang sudah berubah sayu, terdengar rengekan tak terima dari anak itu. 

"Mmhh, mau lagi" rengek Caine sambil menggigit bibir bawahnya, tangannya mengalung indah pada leher Rion. Tanpa menunggu persetujuan dari Rion, ia langsung mencium bibir itu dengan tergesa. Rion mengaduh saat bibirnya tak sengaja digigit oleh Caine, namun hal tersebut tak menghentikan lumatan Caine pada bibirnya. 

Rion mulai terbawa suasana, tangannya mengelus pelan punggung Caine. Bosan dengan area tersebut buat Rion turunkan tangannya hingga sampai pada kedua bongkahan sintal milik Caine. Desahan Caine tertahan ketika merasakan remasan pada pantatnya, tangannya meremas pelan rambut Rion untuk melampiaskan rasa nikmat yang ia dapatkan. 

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Where stories live. Discover now