kenapa?

11.7K 1.2K 87
                                    

"Mami you good?" tanya Mia pada Caine, ia merasa bahwa seharian ini Caine jarang sekali berbicara. Padahal semua orang tengah berbincang dan bercanda saat ini, tapi Caine hanya diam. Padahal biasanya meski Caine tidak ikut mengobrol, dirinya akan tetap ikut terawa ketika ada yang sedang mengeluarkan jokes receh.

"I'm good" jawab Caine pelan, sebenernya ia juga tak mengerti apa yang sedang ia rasakan. Rasanya hari ini begitu melelahkan baginya, apalagi setelah mereka semua melakukan transaksi dengan putih-putih.

"Congrats ya Rimbot" seru Gin tertawa, ucapan itu menimbulkan seruan dari yang lain. Ada yang meledek dan ada yang hanya tertawa melihat kepala keluarga itu terbuli. Rion sendiri menanggapi hal tersebut dengan ujaran kekesalan, apalah mereka itu.

Semua orang terdiam ketika Caine tiba-tiba berdiri dari duduknya. Merasa semua perhatian tertuju padanya, ia hanya tersenyum canggung. Dirinya memutuskan untuk berpamitan ingin ke luar dengan alasan ada keperluan. Kini seisi ruang tamu saling berpandangan dan berbisik menanyakan apa yang sedang terjadi. Kemudian mereka menatap Rion meminta penjelasan dan ditanggapi dengan gelengan tanda bahwa iapun tak tau. Dirinya memutuskan beranjak dari duduknya dan mengikuti Caine untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

Kakinya melangkah perlahan mencari di mana keberadaan Caine. Akhirnya matanya menangkap siluet punggung Caine yang tengah berdiri menghadap laut di belakang rumah. Dirinya dibuat terkejut ketika melihat kepulan asap dari Caine, sudah lama sekali ia tak melihat Caine merokok. Tangannya segera merebut rokok itu dan menghisapnya, membuat Caine terkejut akan hal itu. Namun dengan cepat ekspresi terkejut itu ia ubah menjadi biasa saja.

"Kamu kenapa?" tanya Rion pelan, ia yakin Caine sedang tak baik-baik saja. Lawan bicaranya hanya menoleh singkat, kemudian tangannya bersiap untuk mengambil rokok lain dari sakunya. Tentu saja hal itu dihentikan oleh Rion, dirinya tak mengizinkan Caine untuk merokok. Rion mematikan rokok itu dan membuangnya, kemudian menarik Caine untuk duduk di kursi belakang mereka.

"Are you okay?" tanya Rion sekali lagi, sedikit frustasi karena Caine hanya diam saja.

"No, I guess?" setelah beberapa menit terdiam, akhirnya Caine membuka suaranya. Ia masih ragu, bingung harus mengatakannya atau tidak. Sedangkan Rion hanya menatap Caine, menampilkan ekspresi tak mengerti dan meminta Caine untuk menjelaskannya lebih lanjut.

"Is it wrong for me to feel jealous?" suara Caine sedikit memelan, selain ragu dirinya juga merasa malu ketika mengatakan ini. Caine tidak pernah sekalipun membicarakan mengenai hal seperti ini. Mendengar pertanyaan Caine sontak menghasilkan tawa dari Rion.

"Astaga, jadi dari tadi kamu diem karena cemburu? Lucu banget sih" tangan Rion mencubit gemas hidung Caine, menimbulkan rona merah pada wajah itu. Caine memalingkan wajahnya, ia tak mau terlihat salah tingkah. Melihat pemandangan yang sangat menggemaskan itu membuat Rion tak tahan lagi, dirinya memeluk Caine dengan erat. Wajah cantik itu dihadiahi hujan kecupan dari si rambut ungu itu. Caine berusaha untuk menghentikan kecupan-kecupan itu dengan menutup mulut Rion.

"Ih ga boleh ya cium-cium begitu" ucapnya dengan nada marah, tapi di mata Rion sama sekali tak menakutkan. Dirinya tersenyum memandang wajah Caine, ada perasaan senang mengetahui bahwa Caine cemburu padanya.

"Gapapa kok cemburu, berarti tandanya kamu sayang aku. Iya gak?" ucapnya dengan godaan di akhirannya, alisnya naik turun membuat Caine tak bisa menahan tawanya. Mendengar suara indah itu membuat Rion jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Tangannya mengusap pelan pipi Caine, buat si empu menghentikan tawanya. Kedua pasang mata itu saling bertatapan, mengunci satu sama lain.

"Denger ya sayang, aku mau minta maaf karena udah bikin kamu merasa cemburu. But you have to remember that I belong to you. Meski yang lain suka masang-masangin aku sama Imbot atau yang lain, tapi tetep aja, aku punya kamu. Understand sayang?" jelas Rion dengan tulus, tak ada keraguan sedikitpun ketika ucapan itu keluar. Merasa malu, Caine berusaha menyembunyikan wajahnya di dada Rion. Dirinya bisa mendengar detak jantung Rion yang sama kencangnya seperti miliknya.

DOOOOORRRRR~ siapa kangen papi dan mami satu ini? Buat yang minta lanjutan part sebelumnya aku gak bisa janjiin bakal buat, soalnya aku belum pernah bikin. Cuma ada kemungkinan bakal kubikinin, tapi gak dalam waktu dekat ya😣 Anyway ini sebenernya aku tulis pas rapat tadi ehehehe, dan gak langsung aku up karena sampe kos harus lanjut nugas dulu. Hopes y'all enjoy the story and see you on the next story mwah💋

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang