liburan pt2 (ginji)

6.9K 795 135
                                    

Setelah sampai tujuan, semuanya bergegas untuk menuju kamar yang memang sudah disepakati sebelumnya. Gin menurunkan beberapa koper yang tersimpan di bagasi mobilnya. Ia sengaja untuk mengeluarkan miliknya paling akhir agar yang lain bisa lebih dulu pergi ke kamarnya. Tangannya bergerak untuk menutup pintu bagasi dan mengunci mobilnya.

"Loh kok masih di sini?" dirinya terkejut ketika menemukan Riji masih berdiri di sana menunggunya.

"Suka suka gue lah" serunya sambil berkacak pinggang, mendengar hal itu buat Gin tertawa. Ia meraih koper miliknya dan Riji sembari berjalan memasuki villa.

Keduanya berjalan menuju kamar yang akan mereka tempati sembari mengagumi interior yang cukup mewah dari villa ini. Sepertinya mereka akan sering berlibur kesini jika tak banyak agenda.

"Ganti baju dulu, jangan langsung rebahan" baju Riji ditarik Gin saat anak itu sudah ancang-ancang akan melompat ke atas kasur.

"Ya udah iya" dongkol Riji, namun ia menuruti perkataan Gin. Tangannya membongkar koper untuk mencari baju santainya dan berjalan menuju kamar mandi. Melihat tingkah itu buat Gin tak dapat menahan senyumannya, tangannya merapikan koper Riji yang terbuka untuk memindahkan baju serta barang-barang yang dibawa kemudian diikuti dengan membereskan isi kopernya.

Melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup buat Gin memutuskan untuk berganti baju di situ. Baru saja bajunya terlepas, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Riji dengan setelan santainya. Seperti hak yang sudah biasa terjadi, Riji tak bereaksi apapun melihat Gin yang tengah bertelanjang dada. Ia memutuskan untuk melompat ke atas kasur dan memejamkan matanya.

Gin memilih untuk bergabung bersama Riji tanpa mengenakan baju, dirinya hanya mengganti celananya menjadi celana pendek. Ia rasa butuh sedikit istirahat setelah dirinya mengemudi mobil. Gin menarik tubuh Riji agar masuk ke dalam pelukannya, tak lupa tangannya mengusap rambut hitam itu. Tak lama kemudian, keduanya terlelap bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka dari luar.

"Gin, cara pasang alat- lah tidur mereka" ucapan Makoto terhenti ketika melihat penghuni kamar tengah tertidur dengan posisi saling berpelukan. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel di sakunya dan mengabadikan momen tersebut.

 Tangannya dengan cepat mengambil ponsel di sakunya dan mengabadikan momen tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat tengah malam, Riji terbangun dari tidurnya karena kelaparan. Ia melepaskan diri dari pelukan Gin dengan hati-hati karena tak ingin membuatnya terbangun. Riji mendudukkan dirinya sembari mengumpulkan nyawanya, tangannya meraih ponsel untuk mengecek waktu.

"Laper banget jing" gerutu Riji sambil menggaruk kepalanya, ia beranjak dari kasur untuk pergi ke dapur. Bisa ia lihat beberapa lampu sudah dimatikan dan suasana sangat senyap.

Riji memandangi isi kulkas, memikirkan apa yang ingin ia makan. Matanya melihat kertas yang tertempel di salah satu tempat makan, bertuliskan bahwa isinya adalah makan malam yang disisakan untuk mereka. Tanpa pikir panjang ia meraih kotak itu dan memanaskannya di microwave. Dirinya hampir saja berteriak saat merasakan ada yang memeluknya dari belakang.

"Eh anjing ya, untuk gue gak teriak" ucap Riji saat melirik rambut coklat yang tengah meletakkan dagunya di bahunya. Sedangkan Gin hanya tersenyum mendengarnya.

"Jahat banget gak bangunin gue, kan gue juga laper" lirih Gin sambil menatap microwave yang masih menyala. Sebenarnya ia terbangun karena suhu dingin dan menemukan Riji tak ada di pelukannya. Dirinya menyempatkan diri untuk memakai baju sebelum keluar kamar dan mencari Riji.

Keduanya tengah duduk bersama di meja makan, memakan makanan tersebut dalam diam. Sesekali Gin akan menatap Riji hingga anak itu menjadi salah tingkah.

"Stop atau gue colok mata lo pake garpu" tangannya memegang garpu dan menatap Gin tajam, meski wajahnya terlihat merona.

"Uh takutnyaaa" goda Gin sambil tertawa, ia beranjak dari duduk dan meraih peralatan makan yang mereka gunakan dan berjalan menuju wastafel untuk dicuci.

"Mau balik ke kamar?" tanya Gin setelah selesai meletakkan alat makan tadi ke rak piring. Dirinya berbalik menatap Riji yang masih duduk di tempatnya.

"Bosen ah di kamar, nonton film aja gak sih" jawab Riji sambil menatap ruang tengah yang terdapat sebuah tv besar di sana.

"Ya udah ayok" ia menghentikan langkahnya saat melihat Riji tak beranjak sedikitpun dari duduknya.

"Hehe, gendong" mendengar permintaan itu buat Gin menggelengkan kepalanya, tetapi ia tetap menuruti keinginan Riji. Dirinya mendekat dan mengangkat tubuh itu dengan mudah.

Gin merebahkan dirinya di sofa dengan Riji yang masih di atasnya. Tangannya meraih remot yang terletak tak jauh dari dirinya. Kini keduanya tengah meributkan film apa yang akan mereka tonton. Perdebatan itu berakhir dengan Gin yang mengalah untuk menonton film pilihan Riji.

Keduanya menikmati film tersebut sambil mengobrol, tak jarang Riji akan merasa kesal saat Gin menjahilinya. Gin merasa ekspresi Riji sangat menggemaskan saat serius menonton. Baru sampai pertengahan film, Gin sudah tak mendengar suara Riji yang berkomentar.

"Buset, molor lagi" ucapnya heran saat melihat anak itu kembali terlelap. Dirinya meraih remot untuk mengecilkan volume dari tv dan beralih untuk bermain dengan ponselnya. Tiba-tiba notif pesan masuk dari grup keluarga, awalnya ia mengabaikan sampai akhirnya muncul notif beruntun.

Matanya menoleh pada Garin yang tengah berdiri sembari menatap dirinya, dirinya tertawa saat mendapatkan jari tengah dari anak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya menoleh pada Garin yang tengah berdiri sembari menatap dirinya, dirinya tertawa saat mendapatkan jari tengah dari anak itu.







Helaaaaw spadaaaaaa~ zuzur aku akhir-akhir ini agak kurang fokus nulis karena lumayan tertekan yeah urusan kuliah dan kepanitian🥲 cukup menguras tenaga dan bikin overthinking ke hasil tulisanku. Makanya dari kemaren aku merasa insecure takut tulisanku kurang ngefeel atau bahkan cringe dan ngebosenin. Tapi aku juga mikir kalau ternyata cerita ini bisa bikin mood orang lain jadi bagus dan seneng. Terimakasih semuanya, aku selalu bacain semua komentar kalian dan bikin aku merasa terapresiasi🥺

Anw hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee 💋🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang