forget

11.2K 1.1K 144
                                    

"Eh sini deh" panggil Caine pada Rion yang berniat untuk beranjak ke kamar mandi, dia menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menghampiri Caine yang tengah duduk di ranjang. Ia memajukan wajahnya pada Caine saat melihat isyarat dari Caine untuk lebih mendekat. Tanpa diduga Caine justru mengecup pipi Rion daripada membisikkan sesuatu. Caine tertawa ketika berhasil membuat Rion terdiam memproses apa yang telah terjadi. Setelah sadar dari keterkejutannya, Rion menolehkan kepalanya pada Caine yang masih tersenyum melihat reaksinya tadi.

"Eh, ada apa nih? Gak biasanya" tanya Rion heran, sangat jarang sekali Caine bersikap lucu seperti ini. Ia mengurungkan niat ke kamar mandi untuk memilih duduk di depan Caine. Wajah cantik itu terlihat sangat ceria saat ini, energi positif terpancar sangat kuat dari senyumannya. Bahkan mata indah itu melengkung membentuk bulan sabit, menambah kesan sempurna pada wajah itu.

"Emang aku gak boleh cium kamu?" tanya Caine sambil mengerucutkan bibirnya, berpura-pura seolah merajuk. Astaga tuhan, Rion tidak kuat dengan semua tingkah ini. Tangannya mencubit pelan pipi Caine, membuat sang empu mengaduh.

"Boleh banget kok, cuma gak biasanya aja" ucap Rion membalas perkataan Caine sebelumnya. Tanggannya merapihkan poni Caine yang sudah memanjang, sedikit menutupi matanya. Caine menatap Rion yang sedang serius merapihkan rambutnya, tanpa Rion sadari wajah cantik itu tengah menunjukkan ekspresi mencurigakan.

Tanpa ia duga, Caine kembali memajukan wajahnya. Namun kali ini bukan pipi yang menjadi sasaran, sekarang giliran bibir Rion yang menjadi target selanjutnya. Kembali Rion dibuat terkejut dengan sikap Caine hari ini. Sedangkan yang berambut merah hanya tertawa geli karena tingkahnya sendiri.

"Tuh kan, kamu lagi seneng banget kah hari ini?" tanya Rion penasaran, sikap Caine hari ini benar-benar tidak bisa ia perkirakan. Meski begitu dirinya sangat menikmati momen yang sangat langka ini. Mendengar hal itu membuat mimik wajah Caine berubah.

"Kamu gak inget?" Caine balik bertanya pada Rion, wajahnya berubah sedikit murung karena nampaknya Rion tidak mengingat apapun. Mendengar hal itu membuat Rion terkejut, kepalanya berusaha keras untuk mengingat apa yang seharusnya terjadi hari ini.

Mati gue.

Caine yang menyadari bahwa Rion benar-benar tidak mengingat apapun membuat moodnya berubah. Senyuman yang sejak tadi menghiasi wajahnya perlahan turun, mata yang sedari tadi berbinar berubah menjadi murung. Dirinya mendecih pelan dan memalingkan wajahnya tanda kesal. Rion semakin panik melihat hal tersebut, ia rasa sudah mengacaukan mood Caine hari ini.

"I'm so sorry sayang, did i forget something?" tanya Rion berhati-hati, tidak ingin menambah kekesalan Caine. Ia meraih tangan Caine untuk digenggam, mencoba untuk sedikit membujuknya.

"Tuh kan, udah lah males" seru Caine dan melepaskan genggaman Rion. Dirinya beranjak dari ranjang dan melangkah keluar kamar. Rion dengan panik bergegas untuk mengejar Caine keluar.

"Loh? Gak jadi pergi kah kalian? Katanya mau movie date?" tanya Key saat melihat Caine dan Rion masih di rumah. Ucapan itu sontak membuat Rion tersadar, ia membuat janji akan membawa Caine menonton hari ini.

"Gak tau tuh" jawab Caine singkat, kemudian kembali melangkahkan kakinya menuju lantai bawah. Melihat hal itu membuat Key mengerti situasi yang tengah terjadi sekarang. Sudah pasti kepala keluarga itu melupakan janjinya dengan si mami.

"Kata gue sih semangat ya pak" ucap Key pada Rion sambil menunjukkan gesture mengepalkan tangannya. Ia melanjutkan niatnya untuk kembali ke kamar, menjnggalkan Rion sendiri yang sedang panik.

Rion memutuskan untuk pergi mencari Caine yang tengah merajuk itu. Ia turun ke lantai bawah dan berusaha untuk mencari keberadaan istrinya itu. Setelah mencari Caine di beberapa ruangan, akhirnya ia menemukannya di taman bawah sedang duduk di hammock sambil memainkan handphonenya.

"Sayang maaf aku lupa" ucap Rion ketika dirinya sudah berdiri di depan Caine.

"Hmm" deham Caine membalas perkataan Rion, matanya masih fokus pada layar handphone. Dirinya masih kesal karena Rion yang melupakan janjinya.

Rion memutuskan untuk bergabung bersama Caine di hammock, meski sedikit kesusahan tapi ia berhasil untuk duduk di sana. Dagunya ia tumpukan pada pundak Caine, berusaha untuk meluluhkan si mami.

"Maaf ya mami" lirih Rion pada Caine, bisa ia lihat pipi Caine perlahan memerah meski dirinya diam saja. Rion tertawa melihat betapa menggemaskannya Caine saat ini. Ia memposisikan tubuhnya untuk tiduran dan menarik Caine untuk berbaring di atasnya.

Kini keduanya menikmati waktu bersama, ditemani angin sejuk yang menyapa. Suara deburan ombak seolah menyanyikan lagu tidur. Sangat nyaman, hingga Caine hampir tertidur. Suara notifikasi handphone milik Rion mengejutkan keduanya. Caine berusaha untuk mengintip siapa orang yang mengirim pesan. Terdengar bunyi kamera membuat Caine bingung, sedangkan Rion hanya tertawa setelahnya. Rion menunjukkan layar ponselnya pada Caine, setelah membacanya Caine ikut tertawa.

 Rion menunjukkan layar ponselnya pada Caine, setelah membacanya Caine ikut tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BWAAAAAA~ halo yang di sanaaaa, aku kembali lagi dengan cerita tidak jelas inii. Mungkin buat yang udah follow di twitter udah dapet spoiler duluan ya meski ini diribah judulnya👀 eh tapi seru gaksih bikin versi AUnya😼 semoga kalian suka sama ceritanya, karena aku ngerasa alur cerita yang kubuat sangatlah mainstream😭 see you on the next story, byeeeee🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang