surprise?

6.8K 512 10
                                    

Siang hari yang cukup terik ini, Makoto harus rela duduk di bawah panasnya sinar matahari demi mengikuti kemauan adik-adiknya. Mereka bilang temannya-Gebu- akan mengenalkan kakak laki-lakinya kepada mereka. Meski mereka duduk di bawah pohon, tapi tetap saja hawa panas bisa Mako rasakan.

"Ih mana ni Gebu, lama kali" decak Echi yang kini tengah mengikat rambutnya. Awalnya wanita berambut ungu itu memilih untuk mengurai rambutnya, tapi apa daya cuaca hari ini sungguh panas.

"Tau tuh, katanya sih lagi di jalan" jawab Mia yang sedang meneguk segelas es yang ia beli di cafe sebelum ke sini.

"Eh itu bukan sih?" seru Glen saat melihat seorang perempuan berambut merah diikuti oleh seorang lelaki di belakangnya.

Semua orang di sana langsung menoleh antusias mencari sosok yang disebut oleh Glen. Kecuali Mako, pria berambut putih itu masih saja sibuk bermain ponsel. Sejujurnya suasana hatinya cukup berantakan, awalnya ia kesal karena pesan yang ia kirim pada Agil pagi tadi masih saja belum dibalas. Ditambah ia ditarik untuk ikut ke zona santai padahal cuaca siang ini sangatlah panas.

"Halo semuanya, maaf ya lama. Tadi soalnya Cilla ribut mau ikut" ucap Gebu saat berada di depan semuanya.

"Iya gapapa kok, ini kakakmu Bu?" tanya Echi sambil menatap Pria di samping Gebu. Matanya memincing mencoba mencermati wajah pria yang kini tengah mengenakan masker tersebut.

"Kok kaya kenal ya kak" bisik Mia kepada Echi, ia juga ikut menatap pria asing namun juga terlihat familiar di depannya.

"Eh kenalkan lah diri kamu sama teman-temanku" titah Gebu sambil menyenggol lengan kakaknya.

"HAH AGIL" semua orang yang ada di sana kompak berteriak saat pria itu melepaskan maskernya.

Mendengar nama dan juga suara yang cukup keras buat Mako menoleh dengan cepat. Dirinya terkejut menatap Agil yang kini berdiri di depannya dengan senyuman yang baginya sangat menyebalkan.

"Kalian semua udah kenal?" tanya Gebu heran dengan semua orang yang langsung menyebut nama Agil padahal kakaknya belum mengeluarkan sepatah kata apapun.

"Lah ini mah pacarnya kak Mako" ucapan Mia buat Gebu terkejut, semuanya kompak menatap Mako yang kini menunjukkan raut wajah datar. Matanya menatap tajam Agil.

Semua orang kecuali Gebu menyadari arti tatapan Mako, diam-diam mereka menelan ludah kasar. Bahkan Mia sudah berkeringat dingin memikirkan pertengkaran apa yang akan terjadi beberapa detik lagi.

"Hehe ayang" cicit Agil tersenyum menatap Mako sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebenarnya ia memang berniat untuk memberikan kejutan pada kekasihnya itu. Tapi sepertinya rencananya tidak berjalan lancar.

Panggilan dari Agil diabaikan begitu saja oleh Mako, ia mengalihkan pandangannya. Suasana canggung menyelimuti mereka semua. Mia dan Echi saling berpandangan satu sama lain. Bahkan kini Riji dan Gin juga menggelengkan kepala mengejek Agil. Sementara Gebu terdiam tidak paham dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Mia mengisyaratkan bagi mereka semua untuk meninggalkan Agil dan Mako berdua. Meski Gebu tidak paham tapi ia hanya menurut saat Mia menarik tangannya menjauh. Kini hanya tersisa Agil dan Mako yang tak menyadari kepergian semua orang. Pria berambut ungu itu melangkahkan kakinya dengan ragu, perlahan ia mendudukkan dirinya di samping kekasihnya.

"Ayangg, maaf" bisik Agil menatap Mako yang masih mengabaikannya. Dengan keberanian yang tersisa Agil menyentuh pundak Mako. Sesuai ekspektasinya, tangannya langsung ditepis oleh kekasihnya. Bahkan kini Mako menggeser duduknya memberi jarak dengan Agil.

"Ih ayaaaanggg, bukannya aku gak mau ngabarin kamu" rayu Agil gigih untuk mendapatkan atensi dari Mako yang masih saja tak mau menatapnya. Ia kembali mendekatkan dirinya pada Makoto.

"Tau deh aku udah bukan prioritas lagi" ketus Mako melirik Agil sinis, kini dirinya menekuk kedua tangannya di dada.

"Gak gitu yang, aku niatnya emang mau kasih surprise buat kamu" dengan penuh kesabaran Agil memberikan penjelasan, berharap Makoto mau mendengarnya.

"Boong" seru Makoto masih setia merajuk, ia sebenarnya tak masalah jika kekasihnya ingin menghabiskan waktu dengan keluarganya terlebih dahulu. Tapi ia kesal karena pria itu sama sekali tak membalas pesannya.

"Cius ga boong, aku kira temen Gebu siapa gitu. Eh malah Mia sama yang lain, aku juga lupa sih buat briefing mereka" cicit Agil sembari menunduk, tangannya memainkan ujung baju Mako gugup.

Melihat tingkah laku Agil yang tampak putus asa buat Mako tak tega. Ia menghela nafasnya kasar dan menghadap Agil.

"Aku tuh gak masalah kalo kamu emang mau sama keluarga kamu dulu. Tapi setidaknya kabarin aku meski cuma pesan singkat atau stiker deh. Biar aku tau kalo kamu aman" lirih Mako di akhir kalimat, sedikit malu mengatakan kekhawatirannya itu.

Mendengar ucapan itu buat Agil tersenyum, kepalanya mendongak menatap wajah Mako yang sudah memerah. Sial, ia sangat merindukan wajah manis kekasihnya itu. Dengan semangat ia meraih kedua tangan Mako dan menggenggamnya.

"Iya ayang, aku janji bakal kabarin kamu terus. Maafin aku ya?" ucap Agil menatap kedua mata Mako dengan tulus, ia merasa sangat bahagia memiliki pujaan hati yang sangat menggemaskan ini.

Meski Agil sering menatapnya seperti itu, namun Mako masih saja tersipu malu. Mulutnya berusaha untuk tidak tersenyum meski ia bisa merasakan pipinya mulai memanas. Debaran jantungnya terasa sangat keras, ia harap Agil tidak bisa mendengarnya.

"Hmmmm, iya dimaafin asal dibeliin aku rumah" celetuk Mako berusaha untuk mengalihkan suasana yang cukup memalukan baginya.

"Sabar ya, aku minta duit dulu ke mumu buat nikahin kamu sekalian" kekeh Agil yang kini merasa lega karena Mako sudah memaafkannya.

"Idih najis banget, masa mau nikahin anak orang pake duit emak. Kerja nape" seru Mako tak terima dengan ucapan Agil, alisnya menukik tajam mengekspresikan kekesalannya.

Sontak Agil tertawa lepas melihat kelucuan kekasihnya itu. Tak peduli dengan orang lain yang berada di zona santai, ia langsung menarik Mako ke dalam pelukannya. Ia mendekap tubuh pria berambut putih itu dengan erat, melampiaskan rasa gemasnya itu.

"Sesek Gil, malu diliatin orang" bisik Mako sambil menepuk punggung Agil cukup keras, ia mengedarkan pandangannya dan menangkap ada beberapa orang yang kini menatap keduanya.

Kedua mata Makoto kini tertuju pada adik-adiknya yang kini tengah menatapnya dengan wajah konyolnya. Apalagi melihat ekspresi Gin dan juga Riji yang kompak menunjukkan wajah seperti ingin muntah padahal keduanya tengah duduk dan bersandar satu sama lain. Reflek ia langsung mengacungkan jari tengahnya pada mereka.



Ditengah gempuran tugas yang menyerbu, aku berhasil nyelesein tulisan ini😭 hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee 💋🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Where stories live. Discover now