CHAPTER 3 : Penjelasan Sapphire

820 149 23
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya!
Karena vote dan komen kalian itu kayak bongkahan emas bagi para author kecil kayak aku
(づ ̄ ³ ̄)づ

***

Suara menggelegar yang terdengar begitu agung dari mulut sang Naga Api membuat telinga Aine berdengung. Seakan belum cukup, debu-debu yang bertebaran di sekitarnya membuat Aine terbatuk hebat.

Ia mengibaskan debu-debu itu dengan telapak tangannya dan memandang Naga Api di depannya dengan rasa takut yang tersisa, namun lebih banyak rasa takjub yang menyelimuti hatinya saat mata emas Naga Api memandangnya dengan malas.

"Umm... Tuan Naga Api? Bagaimana saya harus memanggil anda?" tanya Aine dengan gugup. Ia bahkan tak sadar sedang berbicara dengan formal sambil berlutut seperti anak baik sekarang.

Paras Naga Api yang sedang berbaring itu memang terlihat sudah tua dan berkeriput, namun mata emas yang mengintimidasi dan aura agung yang memancar darinya tetap membuat makhluk yang lebih lemah darinya berlutut penuh hormat.

Mendengar Elf manis di depannya bertanya dengan sopan, sang Naga menggangguk puas seakan memuji seorang murid yang patuh. Ia lalu mengangkat kepalanya tinggi dan menjawab dengan tenang.

"Namaku adalah Sapphire, Naga Api legendaris dari Benua Naga. Lalu, siapa kamu, Elf kecil?"

Tatapan mata Aine sudah tak memancarkan ketakutan lagi, itu hanya berisi keingintahuan yang dalam.

"Saya Aine, saya dari... dari Pohon!" jawab Aine dengan sedikit bersemangat, ia sepertinya telah lupa dengan rasa penindasan Sapphire beberapa menit yang lalu karena terlalu fokus mengagumi Naga itu.

Sayang sekali, jawaban Aine yang konyol membuat Sapphire mengerutkan dahinya. Namun ia dengan bijak bertanya, "Maksudmu Pohon Kedamaian? Hmm... kukira Pohon itu sudah mati, ternyata ia hanya bersembunyi."

Sapphire yang melihat Aine memiringkan kepalanya sambil menatapnya dengan penuh tanda tanya, hanya bisa menghela napas dan akhirnya berbicara dengan penuh wibawa.

"Yang pertama aku akan berterima kasih karena kau sudah menyembuhkanku, walau itu tak begitu berguna karena Hati Nagaku telah hancur. Jadi aku hanya bisa hidup sepuluh tahun lagi," kata Sapphire panjang. Lalu ia menatap langit dengan sendu seakan telah menerima takdir pahitnya.

Aine yang sedari tadi hanya terdiam dengan patuh dan mendengarkan Naga Sapphire, terkejut saat Sapphire mengeluarkan telur berwarna merah membara dari udara tipis. Telur berbentuk elips seukuran bola basket itu, dibawa dengan hati hati ditengah cakar Sapphire, lalu ia meletakannya dipelukan Aine dengan lembut. Membuat Aine terpana, namun masih dengan sigap memeluk telur itu dengan kedua tangannya layaknya memeluk seorang bayi.

Warna merah membara dari telur Naga berkelip, seakan merasa nyaman dipelukan Aine. Membuat Aine tanpa sadar tersenyum manis dan mengusapkan pipi lembutnya ke cangkang telur Naga itu.

"Yang kedua, tolong jaga anak ini. Ia tak akan aman jika denganku, karena para bajingan itu pasti akan mencariku lagi."

"Tap-"

"Dan yang ketiga!" dengan cepat Sapphire memotong perkataan Aine, membuat bibir Aine mengerucut tak terima.

Dengan senyuman seorang ayah tua, Sapphire mengetuk lembut kepala Aine dengan ujung cakar tajamnya, membuat Aine syok berat. Ia tak ingin kepalanya bocor! Syukurlah Aine tak merasakan lubang saat ia meraba kepalanya.

"Yang ketiga, aku hanya ingin memberi tahumu bahwa, kaum Elf murni seperti dirimu tidak ada lagi selain dirimu. Sekarang, berbagai kaum telah bersatu dan terjadi persilangan, membuat darah mereka tak murni, hingga kekuatan mereka melemah. Namun ada juga yang menjadi lebih kuat," tatapan mata Sapphire terlihat melembut, namun menjadi serius kembali saat ia melanjutkan penjelasannya.

I Became the Third Male Lead of a Sadistic Female ProtagonistWhere stories live. Discover now