CHAPTER 4 : Novel Gila

803 166 31
                                    

Vote ya, please~
Kalau nggak kukutuk kalian jadi author, biar ngerasain gimana gemeternya jari waktu ngetik
( ̄へ ̄)╯︵(\ .o.)\

***

Melihat tubuh ramping Aine bergetar hebat dan ekspresi wajahnya yang buruk, kerutan di dahi Sapphire semakin dalam. Ada apa dengan Elf manis di depannya? Apakah dia kenal dengan Lynnox itu? Tapi, aura Aine masihlah aura Elf yang baru lahir, segar, manis, dan empuk. Mm... lupakan yang terakhir, Sapphire jadi lapar.

Sebenarnya Sapphire ingin bertanya, namun Aine terlihat berpikir keras sembari mencengkeram kepalanya dengan jari-jarinya, seakan memeras memori di otaknya.

Benar saja, Aine memang sedang mengingat novel yang pernah ia baca. Novel harem dengan tiga Male Lead tampan dan seorang gadis yang menolak menjadi Duchess dan membuktikan bahwa perempuan juga dapat berpartisipasi dalam perang dan menyandang gelar Duke. Walaupun sebenarnya ia mendapatkan gelarnya dengan mengancam sang Kaisar, gila bukan? Benar, bahkan alur ceritanya bukan gila lagi, tapi sinting.

Bagaimana tidak? Lynn, atau nama aslinya adalah Lynnox Emyle Ardellard. Seorang gadis yang mengalami koma saat ia berusia lima belas tahun karena ledakan kekuatan Pedang Darah di tubuhnya. Kekuatan Pedang Darah adalah kekuatan turun temurun dari keluarga Ardellard. Keluarga yang telah mendukung Kekaisaran Benua Ardell selama berabad-abad, hingga nama keluarga mereka dijadikan sebagai nama Kekaisaran, yaitu Kekaisaran Ardell. Tempat para makhluk-makhluk berbagai bangsa yang dulunya berperang habis-habisan memperebutkan wilayah, menjadi Kekaisaran yang damai seperti sekarang.

Walau bangsa-bangsa yang berdamai tak termasuk Orc dan monster-monster serakah lainnya. Karena itulah perang di perbatasan masih kerap terjadi.

Kaisar saat ini pun adalah kakak dari pendahulu Keluarga Ardellard yang sekarang telah pensiun dari jabatannya, digantikan oleh anaknya, yaitu ayah Lynnox.

Bisa dikatakan bahwa Keluarga Ardellard adalah bagian dari Kekaisaran Ardell, yang paling dihormati bahkan oleh Kaisar itu sendiri. Sayangnya setelah ayah Lynnox, yaitu Erden menjadi Archduke Ardellard yang baru, ia dan istrinya hanya bisa memiliki satu anak, yaitu Lynnox sendiri, akibat istrinya meninggal setelah melahirkan. Karena itulah semua beban penerus Archduke ditumpahkan kepada Lynnox yang saat itu masih berusia tujuh tahun.

Sayangnya Erden tidak memikirkan konsekuensi mendidik anak sekecil itu dengan keras. Ditambah dengan pernikahan keduanya yang membuat Lynnox syok hingga membuatnya yang telah berusia lima belas tahun membangkitkan kekuatan Pedang Darah dengan mode berserker. Membuat Lynnox remaja mengalami koma hingga ulang tahunnya yang ke delapan belas.

Saat mengingat itu, Aine mengigit bibir lembutnya dengan gugup, hingga tak sadar bahwa setumpuk rumput telah tertumpuk disampingnya karena jari-jarinya mencabuti rerumputan malang itu terus-menerus

Sapphire bahkan hanya bisa menghela napas dan mengistirahatkan kepalanya di lengan bersisik miliknya, menunggu Elf kecil di depannya menenagkan diri.

Sayang sekali, bukannya menjadi tenang, Aine menjadi lebih panik hingga keringat dingin mengalir dari dahinya saat ia mengingat kelanjutan novel itu.

Lynnox yang telah bangun dari koma, ternyata adalah seorang pemimpin Mafia penyeludup senjata ilegal di kehidupan sebelumnya. Ia mengingat kehidupan pertamanya dan membuat sifatnya menjadi kejam, bengis, dan sinting.

Bahkan semua Male Lead yang menyatakan cinta mereka untuknya hanyalah alat untuk membuatnya menjadi lebih kuat dan berkuasa.

Kabar baiknya, sekarang Aine ingat ia merasuki tubuh siapa. Ia memasuki tubuh Male Lead ketiga, yaitu Elf murni tanpa nama! Karena Lynnox sinting itu hanya memanggil Male Lead ketiga dengan sebutan Elf kecil! Bajingan! Setidaknya, tanyakan namanya!

Aine memijat pelipisnya, merasakan pusing dan mual karena tau apa kabar buruknya. Yaitu, ia akan menjadi babu Lynnox yang bertugas menyembuhkan semua lukanya di setiap peperangan melawan monster perbatasan!

Maksud Aine, ia tak keberatan jika Lynnox meminta penyembuhan dari Male Lead ketiga sepertinya dengan ramah, namun yang dilakukan Lynnox adalah mengarahkan Pedang Darah ke leher jenjangnya!

"Uhh... ," gerutu Aine lirih. Ia memang takut dan cemas, namun ia juga merasa marah karena nasibnya menjadi Male Lead tanpa nama, masih lebih baik jadi tokoh sampingan saja.

"Sial, sudah jatuh tertimpa tangga! Sudah salah novel, jadi yang ketiga pula!" jerit Aine penuh frustasi, ia bahkan tak sadar bahwa Sapphire yang hampir tertidur, membelalak kaget karena umpatan Aine.

"Elf kecil, tenaglah. Apakah kau mempunyai masalah dengan Lynnox itu? Haruskah aku membereskannya?," tanya Sapphire dengan hati-hati. Ia tak menyangka bahwa Elf lembut di depannya dapat menjerit histeris dengan ekspresi marah nan putus asa.

Aine berdiri masih dengan memeluk telur Naga Merah dipelukannya dan menghentakkan kakinya tak terima, "Aku Aine! Bukan Elf kecil!," katanya dengan nada kesal namun masih terkesan menggemaskan. Ia tak ingin dipanggil Elf kecil seperti Lynnox memanggil Male Lead ketiga, yang sekarang adalah dirinya.

Sapphire mengedipkan matanya beberapa kali karena terkejut, namun setelah itu ia terkekeh lembut dan mengangguk, "Baiklah Aine, dan jika kau sudah tenang, aku harus segera pergi. Bajingan-bajingan Naga serakah itu pasti sudah setengah jalan kesini, aku akan mencari tempat persembunyian hingga ajalku tiba."

Angin kencang tercipta saat sayap kokoh milik Sapphire terentang lebar, membuat Aine menghalangi pandangannya dari debu-debu yang berterbangan dengan tangan kanannya.

Sapphire tersenyum penuh wibawa pada Aine saat ia melihat kebawah tempat Aine berada. "Ingatlah, telur itu akan menetas sesuai keinginannya sendiri karena istriku sudah menjaganya selama seratus tahun. Jadi jangan tertipu oleh sikapnya saat ia sudah menetas, karena bahkan sekarang ia telah memiliki kesadaran. Jadi jangan terkejut jika setelah lahir, ia akan sangat jenius," jelas Sapphire dengan bangga, seakan memberitahu Aine bahwa bibitnya adalah yang paling unggul.

Setelah mendengar penjelasan Sapphire, Aine mengangguk mengerti, namun ia masih tak percaya bahwa telur Naga Merah di pelukannya sudah memiliki kesadaran.

"Kalau begitu, selamat tinggal... ," kata Sapphire dengan nada lembut, seakan memberikan perpisahan terakhir sebelum ia mengepakkan sayapnya yang kuat dan terbang menjauh. Namun Aine menggelengkan kepalannya dan melambaikan tangan kanannya ke udara sembari berteriak dengan penuh semangat, "Bukan selamat tinggal! Tapi sampai jumpa Tuan Naga Sapphire!"

Teriakan Aine hanya dijawab auman Naga yang agung dari Sapphire, membuat Aine terus menatap Naga tua yang terbang semakin tinggi itu hingga ia semakin mengecil di kejauhan dan menghilang.

Setelah Sapphire pergi, para burung, kupu-kupu, dan berbagai hewan lainnya keluar dari tempat persembunyian mereka dengan lega. Aine juga menatap Telur Naga Merah dipelukannya dengan sayang, lalu mengecup puncak telur itu dan mengambil bungkusan daun berisi cangkang telur miliknya yang sedari tadi tergeletak naas di tanah.

Jika Aine mau memperhatikan, sedikit semburat merah muda terpantul dari cangkang Naga Merah itu, seperti mengekspresikan rasa malu karena telah diberi ciuman lembut di dahinya.

Helaan napas lega keluar dari bibir Aine, ia mengangkat tangan kanannya yang membawa bungkusan daun seakan memberi semangat pada dirinya sendiri, lalu berkata dengan yakin, "Baiklah, Telur kecil, kita akan berpertualang! Menjauh dari Benua ini tentunya. Aku tak ingin jadi babu gadis sinting itu, humph!"

Dengan langkah tegas, Aine menuju kearah Selatan, ke desa terdekat sesuai petunjuk burung elang yang ia tanyai tadi. Bahkan Telur Naga merah yang dipeluk dengan tangan kirinya juga berdesing lembut, tak sabar melihat hal-hal baru yang menanti mereka.

***

🍁🍁🍁

Guys, btw kalau cara penulisanku aneh atau berubah-ubah maaf yaa

Aku suka baca novel, Korea, China, Jepang, sama Indo soalnya
Jadi rada labil
╮(╯▽╰)╭

Enyoy and bye byee
(´∀`)♡

I Became the Third Male Lead of a Sadistic Female ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang