prolog

13.3K 388 2
                                    


Najla Faqihatun Nissa, nama seorang gadis yang tengah melakukan packing pakaian. Gadis yang kerap disapa Najla itu diberi perintah oleh Ayahnya agar tinggal di jakarta saja dan kuliah di sana . Selama ini Najla tinggal dijogja bersama Neneknya. Ayahnya adalah seorang perwira TNI berpangkat Mayor Jenderal yang sangat tegas dan ditakuti oleh anak buahnya yang lain.

Selama 5 tahun belakangan Najla tinggal dengan Neneknya. Ketika Ayahnya ditugaskan di jakarta, Najla lebih memilih tinggal dengan Neneknya.

"Udah beres sayang?." Tanya seseorang mengagetkan Najla yang tengah bersiap itu. Najla menoleh kearah pintu disana terlihat Neneknya berdiri dengan senyuman.

"Eh- bentar lagi selesai, Nek." Jawab Najla. Wanita bernama Nek Sanah itu menghampiri Najla dan duduk berdampingan dengan cucunya itu.

"Adek yakin mau tinggal di sana?."

"Ini perintah, Nek. Aku udah bikin Ayah sama Bunda kecewa kalau aku gak nurutin permintaan Ayah pasti nanti Ayah tambah marah sama aku." Jawab Najla dengan mata yang berembun.

"Yasudah, tapi nanti jangan lupa jenguk Nenek disini ya sayang?." Najla memberikan gestur hormat. "Siap komandan!." Sang Nenek tertawa melihat kelakuan Cucunya.

"Ayah sama Bunda kamu tau kalau mau berangkat nanti malam?."

"Belum."

"Loh kenapa belum?."

"Nanti aja, Nek. Pas mau berangkat."

"Owalah, yasudah Nenek ke dapur dulu ya." Wanita itu menyempatkan mengelus rambut Najla dengan sayang. Ia sedih mendengar Cucunya harus tinggal di jakarta.

"Iya, Nek."

Ketika sedang asik memasukan skincare kedalam kopernya, Najla mendengar suara notifikasi dari handphonenya. Gadis itu berjalan kearah nakas lalu mengambil handphone.

Deg!

Apa maksudnya ini?.

Lutut Najla lemas membaca pesan whatsapp dengan nama yang tertera 'Mas'.

Najla buru-buru membuka whatsapp itu dan.

Mas 🥀

•Sekeras apapun mas berusaha, sekeras apapun kamu membantu mas

•mas tetap tidak bisa mencintai Rabb-mu

maaf...

mas?

•kamu kenapa? Ada masalah yang mengganggu pikiran kamu?

•mas tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Kita beda.

•terlalu tinggi tembok diantara kita, dek.

•Kenapa baru sekarang kamu menyadarinya? Kenapa gak dari dulu?
•disaat rasa cinta aku ke kamu begitu dalam, kamu malah meninggalkan aku.

•mas tidak meninggalkan kamu.

•sakit mas 🙂

•maaf...

•terimakasih mas, terimakasih sudah memberikan luka yang begitu dalam buat aku.
•aku gak benci kamu sama sekali.
•ini sudah takdirnya.

TAKDIR TERBAIK (On Going) Where stories live. Discover now