01: Mayor Adam

6.2K 319 1
                                    

"Aku memang mencintaimu, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan perintah Tuhan ku lagi, Mas."

~Najla Faqihatun Nissa~

Setelah tragedi mengesalkan di taksi online beberapa jam lalu. Kini Najla sudah sampai di jakarta. Di Rumah Ayahnya. Dengan perlahan gadis itu menekan bell rumah.

"Permisi pak!." Panggil Najla pada security yang menjaga rumah Ayahnya.

"Iya? Dengan siapa ya?." Tanya security itu sambil membukakan gerbang sedikit.

"Saya Najla Pak, anak Ayah saya." Najla berbicara ngawur karena sudah terlanjur lelah dan ngantuk. Jam menunjukan pukul setengah dua belas malam.

"Iya atuh Neng, saya juga anak Bapak saya." Najla terkekeh kecil.

"Saya anak Pak Saprudin." Mata security bernama Malik itu terbelalak.

"Neng, serius?." Najla mengangguk. Malik sama sekali belum pernah bertemu dengan anak majikannya. Melihat fotonya saja belum pernah hanya tahu kalau anak bungsu majikannya tinggal di jogja.

"Ayo atuh silahkan masuk, tapi sepertinya Bapak sama Ibu udah tidur." malik membukakan gerbang mempersilahkan Najla masuk.

"Tapi Neng beneran anak Pak Saprudin kan?." Tanya Malik sekali lagi. Takutnya gadis didepannya ini menipu.

"Iya atuh Pak, masa saya bohong. Nih kalo gak percaya." Gadis itu memperlihatkan handphonenya pada Malik.

Malik menyipitkan matanya guna melihat lebih jelas foto yang ada di handphone itu. Ternyata benar gadis didepannya adalah anak majikannya. Buktinya ada foto kedua majikannya dan gadis itu tengah tersenyum melihat kamera.

"Saya percaya Neng-"

"Saya Najla Pak."

" Oh iya, Neng Najla. Mari saya antar." Malik membantu Najla membawakan kopernya.

__

Jam dua malam Najla terbangun tidurnya tak terasa nyenyak. Setelah Malik mengantarnya masuk kedalam rumah, rumah terasa sepi dan hening. Maka dari itu Najla langsung saja ke salah satu kamar tamu yang ada di rumah ini. Kedua orang tuanya belum tahu kalau ia pulang.

Gadis itu berjalan menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu. Setelahnya Najla melaksanakan sholat tahajjud. Sepanjang sholat air matanya keluar tanpa diperintah, gadis itu menangis dalam sholat. Mengingat betapa berdosanya dia dengan Allah dan kedua orang tuanya.

Di sepanjang perjalan menuju jakarta, Najla didalam kereta mendengarkan tausiah dari ustadz kondang yakni, ustadz hanan attaki dari youtube. Hatinya terketuk, selama ini ia menutup aurat hanya karena perintah dari Ayahnya tidak tulus dari hati, menjalankan sholat saja ia masih ditunda-tunda dan masih banyak lagi perintah yang ia abaikan.

Najla merasa berdosa sekarang.

Di sujud terakhir Air matanya keluar deras bahkan sampai mengeluarkan isakan. Betapa bodohnya dia. Betapa berdosanya dia. Banyak do'a yang ingin dikabulkan tapi untuk sujud dan meminta kepada Allah saja dia masih jarang. Setelah selesai sholat tahajjud, Najla beristighfar menahan rasa sesak yang ia alami.

"Ya Allah, engkau yang mentakdirkan kita untuk bertemu tapi engkau juga yang memisahkan kita." Sudah lama sekali rasanya Najla tidak curhat dengan Tuhan. Curhat berdua dengan Tuhan, apapun yang ia rasakan.

"Jika rasa cinta ini hanya ujian untukku, maka tolong hapus rasa ini."

Sekelebat kenangan bersama dia berputar di ingatannya. "Aku memang mencintaimu, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan perintah Tuhan ku lagi, Mas."

TAKDIR TERBAIK (On Going) Where stories live. Discover now