12: Alan Sakit

3.8K 249 21
                                    

Assalamu'alaikum.
Para readers yang saya sayangi tolong sempatkan waktu untuk mengklik tombol vote di pojok. Supaya saya makin semangat melanjutkan cerita ini.

Gak memakan waktu bertahun-tahun kok buat vote. Jangan jadi silent readers ya, yang cuman kepo tapi gak ninggalin jejak!!!

Follow ig aku @wp.lindaayue12

Happy Readingg!!!

"Kadang kita jatuh dan runtuh karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi kepada manusia. Harusnya kita mikir bukan malah menyalahkan takdir yang menurut kita kurang adil."

~Adam Rayyan Rizqullah~



Najla keluar dari toko buku, setelah membeli beberapa buku yang ia butuhkan, gadis itu berniat pulang.

"Najla, tunggu!." Seru seorang lelaki membuat Najla menoleh, mata gadis itu mengernyit.

"K-ka Alam?." Gumamnya kala sudah mengenali siapa lelaki itu. Alam adalah kakak dari seorang Alan, lelaki dari masa lalu Najla.

Hosh hosh

Nafas Alam memburu, karena mengejar Najla yang dari tadi dipanggil tidak kedengeran. Najla.

"Ya?." Tanya Najla.

"Alan sakit." Beritahunya.

Deg!

"K-kok bisa?, sakit apa?." Tanya Najla, bohong kalau ia tak khawatir dengan keadaan Alan, bagaimana pun dulu ia dan lelaki itu saling mencintai. Dan mungkin sampai sekarang? Entahlah

"Leukemia, atau kangker darah stadium 4." Jantung Najla rasanya mau copot mendengarnya. Ia kira Alan hanya sakit biasa seperti flu tapi ternyata lelaki itu mengidap penyakit yang mematikan.

Tubuh Najla lemas mendengarnya, matanya berkaca-kaca.

"Kak? Kakak pasti bohong kan?." Najla tetap mengelak mendengar kenyataan ini.

"Buat apa saya bohong?." Najla diam mendengarnya tapi liquid bening yang keluar dari sudut matanya tidak bisa ia cegah.

"Sekarang gimana keadaan Alan, kak?." Tanya Najla.

"Kondisi Alan memburuk, harusnya dia menjalani kemoterapi tapi dia menolak."

"Kenapa?." Tanya Najla lirih.

"Dia mau kamu, Najla. Dia butuh kamu sebagai penyemangat. Saya sudah memaksa agar dia mau kemo tapi dia terus menolak."

Najla diam mendengar penjelasan Alam.

"Dia butuh kamu.... Tolong... Tolong saya membujuk Alan supaya mau kemoterapi." Mohon Alam, jalan satu-satunya hanya dengan Najla yang membujuk.

"Kak-." Najla bingung mau menjawab apa. Ia tak mungkin memberi jawaban 'iya' kalau belum ada persetujuan dari kedua orang tuanya.

"Saya mohon, Najla. Sekarang Alan ada di rumah sakit."

Najla menahan nafas lalu ia hembuskan sebelum akhirnya menjawab. "Baik, saya mau." Dalam hati gadis itu menyakinkan dirinya kalau ini yang terbaik. Setidaknya kalau Najla dan Alan tidak bisa bersama ia masih bisa membantu Alan.

"Ayo ikut saya." Najla menurut. Ia mengendarai mobil yang ia bawa sedangkan Alam mengendarai motor yang dibawanya.

Kini Najla sudah sampai di parkiran rumah sakit, ia menghampiri Alam dengan langkah berat. Ia tak sanggup kalau harus melihat Alan dengan kondisinya.

TAKDIR TERBAIK (On Going) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora