TUJUH

17 16 0
                                    

Setelah melihat Rachel yang telah berubah sempurna, Tom segera teleportasi. Menantang Hasonomes secara langsung.

Tatapan Hasonomes tertuju pada Tom yang berada di hadapannya. Mata Tom menatap tajam.

"Kau menyerahkan dirimu, nak? Sungguh anak yang baik." Hasonomes terkekeh.

Tom tidak menjawab, pemuda itu langsung saja berlari ke arah lawannya. Hasonomes memasang kuda-kuda. Tom lalu mengeluarkan jurus bola biru nya, menendang lurus ke depan.

"Itu lagi?" Geram Hasonomes, tongkatnya sudah siap untuk dijadikan perisai.

Saat bola biru itu sudah semakin dekat dengan Hasonomes. Tiba-tiba, jurus milik Tom tersebut berubah, tidak lagi terlihat seperti bola biru. Digantikan oleh tubuh Rachel, yang berusaha merebut tongkat milik sosok jubah putih itu. Berhasil, tongkatnya sudah di tangan Rachel. Gadis itu mendarat di atas tanah.

"Yeah!" Tom mengepalkan tinju.

Itulah rencana Tom. Kapsul perubahan tubuh yang ia bawa berisi kandungan untuk berubah menjadi salah satu jurusnya, yaitu bola biru. Dengan Rachel yang menyamar menjadi bola biru, membuat mereka lebih mudah untuk menumbangkan Hasonomes.

Setelah Tom melakukan gerakan menendang palsu, Rachel dengan sigap teleportasi didepan kaki pemuda itu. Lalu menghempaskan dirinya ke arah Hasonomes. Seperti tembakan bola

Rachel berbalik badan menghadap Hasonomes. "Sekarang kami lebih mudah untuk menumbangkan mu!"

Nara melakukan teleportasi di sisi lainnya, seakan mereka bertiga tengah mengepung sosok jubah putih itu.

Tiga remaja itu kemudian berlari ke arah Hasonomes. Tom mengeluarkan duri-duri merah. Rachel tidak mengeluarkan jurus apa-apa, hanya mengandalkan tinju. Dan Nara mengeluarkan gejolak api dari kepalan tangannya.

Memang benar insting Tom, kini Hasonomes kebingungan menghadang tiga remaja tersebut. Mereka sudah mengerahkan sisa-sisa kekuatannya masing-masing, saat sudah dekat dengan lawan. Hasonomes terhempas, menabrak salah satu pohon. Bug! Pohon itu tumbang, Hasonomes jatuh terduduk.

"Apakah dia kalah?" Rachel bertanya, sambil mengatur nafas.

Tom menggeleng, tidak tahu. "Aku akan memeriksanya." Kemudian pemuda itu teleportasi.

Sesampainya dihadapan Hasonomes---yang antara pingsan atau sudah mati---, Tom memegang pundaknya. Sontak dia terkejut, saat dipegang, tubuh Hasonomes berubah menjadi butiran-butiran cahaya yang semakin menghilang.

Tiba-tiba, tanah bergetar hebat. Seperti ada yang menghantam dari belakang pohon tempat Hasonomes terduduk tadi. Tubuh Tom terhempas,  menabrak pohon lainnya. Dia meringis kesakitan sambil menghapus darah di mulutnya.

"Tom!" Rachel dan Nara berseru.

Sosok dengan jubah putih itu teleportasi dihadapan dua gadis tersebut. Bug! Tanah lagi-lagi bergetar, Rachel dan Nara ikut terhempas. Menabrak pohon-pohon di dekat Tom.

Rachel membuka mata, sambil memegang bahu nya yang terasa sakit. Dihadapan gadis itu, berdiri Hasonomes tanpa tongkat. "Kau-masih-hidup?" Rachel mencoba berbicara, walau patah-patah.

"Aku masih hidup, sialan! Kalian sangat naif." Hasonomes mengembangkan telapak tangan kanan. hendak mengambil kembali tongkatnya. Seperti kekuatan telekinesis.

Tom, Rachel, dan Nara sudah tidak berdaya untuk berdiri. Hempasan tadi sangat kuat.

"Kalian semua berfikir bahwa hanya dengan merebut tongkat ku, maka kalian bisa membunuh ku. Tidak!" Hasonomes menggeleng. "Aku sudah mempersiapkan klon bayangan saat di air terjun. Ditambah lagi, tongkat ini hanya dua puluh persen dari kemampuan ku. Aku keliru, kalian memang harus mengenal Afaram."

Hand and WondersNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ