EMPAT BELAS

27 10 2
                                    

Tujuh ratus meter terlewati ketika berjalan di wilayah hutan yang semakin gelap. Tangan Rachel mulai bergetar, keringatnya bercucuran. Begitu juga dengan Tom, dia mengusap keningnya yang basah. Mengangkat benda berat seperti mobil van, ditambah lagi ada banyak interior di dalamnya. Tentu adalah sebuah kesulitan.

Nara berjalan di belakang dua temannya itu. Dia menyinari sekitar dengan cahaya dari senter handphone.

"Tom, aku tidak kuat lagi." Ucap Rachel lirih.

Tom memahami keadaan Rachel. ditambah lagi, energi Tom juga semakin menipis. "Kita turunkan saja disini, Ra."

Rachel mengangguk. Dia dan Tom menurunkan mobil van itu secara perlahan. Rachel mengatur nafasnya setelah mobil van terparkir di atas tanah. Dia membungkuk, memegangi lutut. Baju gadis itu juga basah. Sementara Tom bersandar pada mobil van nya, sambil mengatur nafas juga.

Nara masuk ke dalam, hendak mengambil minuman. Dia lalu keluar dan menyerahkan dua botol air mineral pada Tom dan Rachel. Mereka berdua menerima botol itu.

"Apakah pedesaan itu sudah dekat?" Tanya Rachel, sambil meneguk air mineralnya.

Tom mengecek handphone, "kurang dari tiga ratus meter lagi." Dia lalu melihat sekitar, ada beberapa pohon jambu air. Tom menghampiri salah satunya. Dia lalu memetik tiga buah, dan melemparkan dua buah pada Rachel dan Nara.

Dua gadis itu menangkap lemparan Tom, menggigit jambu air nya.

Saat sedang asyik makan buah, tiba-tiba di samping Tom ada seekor ayam liar yang mendekat. Warna bulunya hitam, serta jambul merah berdiri di kepalanya. Ayam itu berkokok singkat.

Tom menoleh, lalu tertawa pelan. "Kau mau ini juga, kan?"

Namun, saat Tom menoleh lagi pada ayam itu, binatang tersebut sudah tidak ada lagi didekatnya. "Ayam, kau dimana?" Tom melihat-lihat sekitar, mencari keberadaan ayam tadi.

Gerakan mata pemuda itu berhenti pada seorang gadis yang tiba-tiba muncul di hutan. Gadis berambut panjang hitam ke ungu-unguan. Ada sepucuk bunga mawar yang menempel di rambutnya. Kulit putih, dengan pakaian sederhana. Dia tampak sedang memegang ayam yang tadi berdiri di dekat Tom. Seperti menahannya supaya ayam itu tidak kabur.

Tom memperhatikan gadis itu, dia lalu hendak menyapa. "Oi oi oi!" Tom melambaikan tangan.

Gadis itu menoleh, Rachel dan Nara juga ikut menoleh ke arah Tom. Tapi, setelah melihat arah mata pemuda itu, arah mata mereka pun ikut berpindah pada gadis yang sedang memegang ayam itu.

"Bagaimana caramu menangkap ayam itu? Aku berkedip ayamnya langsung hilang." Tom berjalan, hendak menghampiri gadis tersebut.

Gadis itu tersenyum, tiba-tiba saja dia sudah menghilang. Dan muncul di belakang Tom, sambil memegang bahu pemuda itu. Tom mengerjap, saat melihat gadis tadi sudah berada di belakangnya.

"Tidak salah kalau orang-orang Pangalo sangat cepat dalam urusan teleportasi," gumam Rachel, Nara mengangguk setuju.

Tom memutar badan, gadis itu tetap tersenyum. "Hebat, bukan?" Ucap gadis tersebut.

"Ya lumayan, lah. Tapi kau warga Pangalo, jadi tidak heran," ujar Tom.

Gadis rambut panjang ungu itu lalu berpindah menatap ke arah Rachel dan Nara, yang sedang bersandar pada bagian belakang mobil van Apordios. "Kalian dari mana, dan mau kemana?"

"Kami dari Narais." Jawab Rachel, dia lalu menghampiri gadis itu. Nara mengikuti.

"Jauh sekali."

"Soalnya ada misi memecahkan misteri-misteri di dunia ini." Kini Tom yang menjawab. "Dan kami mau mencari tempat peristirahatan sekarang." Lanjutnya.

Hand and WondersWhere stories live. Discover now