ENAM BELAS

8 6 0
                                    

Liana menghentikan langkah, lalu berbalik badan menghadap tiga remaja dibelakangnya.

"Kita bertarung disini saja. Kalian setuju?"

Tom, Rachel, dan Nara memperhatikan sekelilingnya. Mereka berada tepat di tengah-tengah pepohonan yang lebat. Tempat ini juga menjadi jalan yang harus dilalui untuk menuju rumah Liana.

Tom mengangguk, "boleh saja, tempat ini cukup memberi ruang untuk bertarung. Udaranya juga terasa sejuk."

Liana tersenyum, "baiklah. Silahkan, salah satu dari kalian untuk menjadi sukarelawan."

Tiga remaja itu menoleh satu sama lain, saling berbisik.

"Siapa yang akan melawan Liana?" Nara bertanya, suaranya dipelankan.

"Biar aku saja." Tom menunjuk diri sendiri. "Cincin Zoblad ku cukup kuat untuk melawan Liana. Kemungkinan kita bisa menang dengan mu..."

"Tidak, Tom. Biar aku saja." Rachel menawarkan diri, dia juga menunjuk dirinya.

"Eh? Kau yakin?"

Rachel mengangguk mantap. "Aku pasti bisa mengalahkannya!"

"Tapi, Ra." Tom mengangkat telunjuk, hendak protes. "Akan lebih mudah jika mengandalkan cin..."

"Tom! Tolong hargai pendapatku! Kita semua setara. Jangan seenaknya saja memutuskan hanya karena kau pemegang cincin Zoblad."

Pemuda itu terdiam, "baiklah, Ra. Semangat! Kalahkan dia, kau pasti bisa!"

Rachel mengangguk, kemudian maju.

"Ayo, Ra. Tunjukkan kekuatan mu!" Liana bersiap.

Rachel meregangkan badan sebentar, lalu memasang kuda-kuda. Dia juga bersiap.

Liana ikut memasang kuda-kuda

Rachel mulai berlari ke arah lawan, dia mengangkat tinjunya. Saat sudah dekat, dan Liana akan dapat pukulan, tiba-tiba gadis rambut keunguan itu menghilang. Rachel berhenti, melihat sekeliling untuk waspada.

Liana muncul di belakang Rachel. Sambil menendang kakinya. Gadis rambut ekor kuda itu mengaduh, dia menoleh ke belakang, tapi Liana lagi-lagi menghilang.

Tiba-tiba, Liana muncul tepat di depan Rachel. Aliran listrik terbentuk di tangannya. Lalu listrik itu di arahkan pada Rachel. Gadis itu menangkis serangan dari Liana dengan menyilangkan kedua tangannya. Dia sampai bergeser ke belakang.

Liana lagi-lagi menghilang, muncul di belakang Rachel, dan kembali menyerang menggunakan listrik. Tapi, Rachel berhasil menahan serangan dari Liana dengan cara memegang pergelangan tangannya Liana yang hendak menyerang.

"Reflek Rachel tidak kalah hebat." Gumam Tom.

Liana kembali berteleportasi. Dan dengan cepatnya, langsung muncul di belakang Rachel. Bug! Dia lalu menendang punggung Rachel. Gadis rambut ekor kuda itu tidak sempat menghindar, dan akhirnya terhempas serta jatuh tengkurap. Hingga wajahnya mengenai rumput.

"RACHEL!" Tom dan Nara berteriak bersamaan.

Rachel mengangkat kepala, berusaha berdiri seraya mengusap wajahnya yang kotor dengan lengannya. Rachel berbalik badan, tidak ada Liana.

Liana sekarang muncul di samping Rachel. Tangannya mengeluarkan percikan listrik. Gadis itu lalu mengayunkan tangan ke belakang untuk memberi serangan yang lebih kuat. Rachel terhempas lagi. Sambil meringis kesakitan, dia berusaha untuk berdiri. Tangan kirinya memegangi lengan kanannya yang terluka akibat listrik dari Liana.

Rachel berlari ke arah Liana yang belum melakukan teleportasi. Dia berteriak, batu-batu ukuran kecil di sekitarnya terangkat. Gadis itu mulai mengeluarkan teknik telekinesis nya. Beberapa batu di campakkan pada Liana. Gadis itu menghilang, Rachel tahu kalau Liana akan teleportasi saat dilempari batu. Makanya, Rachel tidak langsung melemparkan seluruh batu yang ia bawa.

Hand and WondersWhere stories live. Discover now