14. DANAU, PELANGI & BERSAMA DIA

414 48 49
                                    

Tiupan angin menyerbu rambut seorang laki-laki tampan yang sedang memboseh sepedanya di trotoar jalan membuat rambutnya berantakan karena tiupan angin sore ini

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Tiupan angin menyerbu rambut seorang laki-laki tampan yang sedang memboseh sepedanya di trotoar jalan membuat rambutnya berantakan karena tiupan angin sore ini.

Cowok itu memakai hoodie hitam dengan celana jeans. Kakinya terus mengayun sepedanya di keramaian kota Jakarta sore ini.

Tanpa Galen sadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang bersama mobilnya.

🌧️°•🤍•°🌨️

Beberapa menit kemudian Galen sudah sampai di depan rumah Gisa dan kebetulan juga Gisa baru saja keluar dari kontrakannya.

Gisa membalikkan tubuhnya setelah menutup pintu rumah, betapa terkejutnya ia saat melihat ada sosok seorang cowok tinggi di depannya. "Loh Kak Galen kok ada di sini?" tanya Gisa sembari berjalan mendekati Galen.

Cowok itu tersenyum tipis pada Gisa seraya memasukan kedua tangannya ke dalam saku hoodie hitam miliknya.
"Hai, Gia," ucap Galen menutupi rasa gugupnya.

"Hai, juga, Kak." Gisa membalasnya dengan senyuman di bibirnya.

Kemudian Galen menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan, Gisa masih menatap Galen dengan beribu pertanyaan karena tiba-tiba cowok itu ada di sini.

"Kak Galen ada apa ke sini?" Gisa kembali bertanya.

Galen berdehem, mengeluarkan tangan dari saku hoodie-nya lalu berkata, "Emm.. Gia, ke rumah pohon, yuk?"

Gisa menghela napas pelan, ia kira Galen akan berbicara apa ternyata cowok itu mengajaknya ke rumah pohon. Gisa kemudian tersenyum dan menganggukan kepalanya petanda bahwa ia setuju.

"Tapi, tunggu bentar ya, Kak, aku bawa tas dulu." Galen mengangguk sebagai jawaban, Gisa pun masuk kembali ke rumah untuk mengambil tas.

Tak sampai 3 menit Gisa sudah kembali lagi ke luar rumah dengan memakai tas gendong berwarna pink, rambutnya hari ini dikuncir kuda dan memakai kaus kuning pendek.

"Ayo, Gia," ujar Galen yang sudah duduk di jok sepedanya. Gisa melihat ke arah Galen seraya mengerutkan dahinya.

"Kak Galen bawa sepeda?"

"Iya," jawab Galen. "Itu kenapa mukanya kaya gitu?" lanjut Galen melihat ekspresi wajah Gisa yang sedang keheranan.

Kemudian Gisa merubah raut wajahnya seperti biasa. "Emm.. nggak, Kak, aku heran aja kan Kakak itu orang kaya tapi kenapa mau naik sepeda?"

Menghela napas sebentar Galen pun menjawab, "Gia, yampun kan gue juga manusia kali bukan raja apalagi serigala, jadi bebas dong mau pake apa aja, btw gue juga lagi pengen aja naik sepeda." Gisa terkekeh kecil saat Galen mengatakan kalimat pertama.

"Kenapa ketawa, hm?"

"Eh, siapa yang ketawa?"

"Gia, barusan."

NAGISA DAN TAKDIRNYAМесто, где живут истории. Откройте их для себя