18. MAAF GIA, AKU GAGAL LINDUNGI GIA

186 24 25
                                    

"Mbok, Tara tambah lagi mie kuahnya mbok yang pedes yaa," ucap Jastara dari luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mbok, Tara tambah lagi mie kuahnya mbok yang pedes yaa," ucap Jastara dari luar.

"Asiapp den Tarajos jos," sahut mbok Jumay dari dalam warung.

"Dasar perut karet udah yang ke 3 kalinya lo pesen mie kuah buset nggak meledak tuh perut?" ujar Zion yang meminum teh tarik.

Galen yang sedang menikmati memakan
martabak telornya geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya itu yang perutnya tidak kenyang-kenyang.
"Dasar si gembul," ledek Galen pada Jastara.

"Biarin yang penting gua bahagia," balas Jastara menyengir kuda.

Mereka bertiga sekarang berada di warung mbok Jumay yang letaknya berada di sebelah sekolah mereka. Tadi sehabis magrib mereka datang ke sana----tempat biasanya mereka nongkrong.

Ketiganya sedang duduk di bangku luar yang sering mereka duduki dan bersantai-santai. Galen yang berada dipinggir duduk bersandar pada tiang bangku sembari menikmati memakan martabak telornya yang tadi sempat dia beli di pinggir jalan sebelum datang ke sini dan Zion yang sedang meminum teh tarik dingin itu berada di samping Galen, sedangkan Jastara memakan mie pedasnya dan sekarang dia memesan lagi untuk yang ketiga kalinya, laki-laki itu perutnya benar-benar karet sekali belum kenyang-kenyang padahal dia sejak tadi sudah banyak makan mie dan makanan lainnya.

"Gal, gue mau nanya. Tadi sempat heboh ya di kelas kita karena lo nolongin cewek yang ngintip di jendela belakang sekolah kita. Lo kenal sama cewek itu?" kata Zion tiba-tiba bertanya kepada Galen.

Tadi siang saat Galen menolong gadis itu Zion dan Jastara juga ada di sana karena datangnya barengan dengan Galen.

Galen menoleh ke arah Zion yang ada di sampingnya. "Iya, gue kenal sama cewek itu. Gue udah kenal lama sama dia."

"What? Pantesan lo tadi nolongin dia, Gal. Tapi, lo kenal dia di mana, bos?" Kini yang bersuara Jastara.

Galen meminum jeruk perasnya kemudian dia menjawab, "Ceritanya panjang. Jadi, waktu itu saat jam pelajaran gue bolos terus ke belakang sekolah buat tidur di sana, tapi gue ngeliat ada cewek yang berdiri di atas bangku sambil ngintipin kelas kita. Nah, gue nggak jadi buat tidur karena penasaran sama cewek itu akhirnya gue samperin dia dan gue nanya dia lagi ngapain di situ tapi waktu itu dia langsung kabur dan nggak ngejawab pertanyaan gue. Singkat cerita, gue sering banget mergokin dia di belakang sekolah lagi ngintip di jendela kelas kita sampai pada suatu hari pas gue ke belakang sekolah lagi gue nemuin buku diary dia dan gue baca curhatan dia di dalam diary itu. Saat itu juga gue jadi tahu alasan dia suka ngintip di jendela kelas kita. Dan lo pada mau tahu alasannya? Alasan dia suka ngintip di jendel kelas kita itu, karena dia pengen belajar pengen bisa sekolah tapi dia nggak punya biaya buat bayar sekolah makanya dia selalu ke belakang sekolah Bina Dirgantara agar bisa ngintip di jendela supaya dia bisa belajar," ucap Galen panjang lebar. Ia menghela napas berat kemudian melanjutkan ceritanya. "Waktu gue tahu yang sebenarnya gue bener-bener sedih banget dengerin cerita dia, gue bener-bener nggak nyangka ternyata diluaran sana ada seseorang yang bener-bener pengen bisa sekolah tapi nggak bisa karena nggak ada biaya dan di situ gue mikir apa gue selama ini nggak bersyukur sama apa yang gue punya? Gue benar-benar nangisin cewek itu karena kisah hidupnya begitu pedih banget."

NAGISA DAN TAKDIRNYAWhere stories live. Discover now