[ PREFACE ]

4.7K 499 30
                                    

Marriage On Universe ; #1

• Marriage On Rules (MOR) •







“Aku bisa bantuin Bapak lepas dari mantan pacar Bapak. Tapi, masalahnya—aku enggak mau jadi pacar boongan. Aku yakin ratusan juta persen, rencana Bapak, enggak bakal manjur ngusir, tuh, cewek. Menurut aku, yang ada urusannya makin runyam.”

Mengingat kepribadian sang mantan kekasih, pria itu mengakui, bahwa kalimat perempuan di depan dirinya akurat. Ya, sudah. Mau bagaimana lagi, ia enggan memaksakan kehendak.

“Jangan putus asa, gitu, dong! Aku punya solusi yang lebih jitu, Pak!”

Seriously?”

“Iya! Masa aku bercanda?!” Mustahil melayangkan guyonan kepada pria lempeng; takutnya ia sendiri yang keki, akibat tak diberi respons. “Cuma, cara dari aku agak ekstrim dikit,” tambahnya, sembari memperagakan ukuran kecil dengan jari telunjuk dan jempol.

“Enggak apa, saya coba jalani.”

Si mungil mesem-mesem, “Aku dan Bapak nikah.”

Ekstrim sedikit, katanya. Bahkan, kinerja jantung si pria nyaris malfungsi saking kagetnya akan saran barusan.

Level ekstrimnya melampaui batas.

Honestly, aku butuh alasan buat pindah dari rumah orangtuaku. Sayangnya—aku enggak tau alasan yang cocok. Tempat kerjaku deket, sama aku masih lajang. Entar, aku dan Bapak sama-sama diuntungin. Iya, 'kan? Bapak enggak usah bayangin kehidupan pernikahan yang riweuh, belibet, bikin pusying tujuh keliling, no! Enggak bakal kejadian. Aha!” Ia menjentikkan jari. “Gimana kalau Bapak anggap pernikahan kita sebatas hubungan kolega kerja? Kayak bos dan karyawan yang kantornya satu atap. Aku dan Bapak punya tanggung-jawab dan tugas masing-masing. Everything based on rules and task.

“Seperti atasan dan karyawan?” ulang si pria.

“Iya! Santai, aja—Bapak yang jadi atasan, aku yang jadi bawahan. Bonusnya, aku enggak butuh upah, kok. Uang makan, akomodasi, atau apalah—kita split bill.

Kerutan halus terukir di kening si pria. Dirinya mempertanyakan apakah dalam pernikahan, istilah split bill dapat berlaku?

Mungkinkah berlaku berlandaskan syarat dan ketentuan? Situasi di mana pernikahan mereka hanya untuk status yang tujuannya demi kebaikan bersama? Berkaca dari kalimat si gadis mungil di seberang sana.

Everything based on rules and task.

Namun, finansial perkara nomer sekian, yang tidak penting mereka ungkit sekarang.

“Ibu Lula, bagi saya pernikahan sesuatu yang sakral.”

Berasumsi negosiasi mereka gagal, si perempuan mengembuskan napas panjang.

“Yaudah, aku enggak niat maksa. Aku sebatas nawarin, doang. Bapak boleh pertimbangin dulu. Kalau Bapak berubah pikiran, Bapak bisa nelepon aku.”

Netra si pria memandang lurus. Ia bersama lawan bicaranya sudah terdesak oleh keadaan. Ia sendiri sudah menyerah menangani mantan kekasih yang tak kunjung menemukan titik terang. Mungkin, solusi tersebut mampu meloloskan dirinya dari lingkaran problematika yang membelenggu tanpa spasi. Meski, akal sehatnya menentang keras, tetapi dibanding ia kehilangan sisi rasionalnya di masa mendatang—ia mengambil kesimpulan; menerima adalah pilihan yang tepat. Memang bukan suatu keputusan yang mudah, menolaknya pun, terasa sangat sulit.

Alangkah lebih baik dirinya mencoba menjalani pernikahan dengan aturan dan tugas berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

Lagipula, mereka saling diuntungkan. Serta, masih banyak argumen mengapa dirinya menyetujui. Ia perlu mengesampingkan keragu-raguan sekaligus spekulasi negatif.

Kali pertama bagi dirinya mengambil keputusan berisiko tinggi dalam waktu yang singkat. Padahal, pernikahan merupakan konflik panjang yang akses waktunya berlangsung seumur hidupnya.

Lucu, semasa memilih jurusan perkuliahan saja—ia memikirkan selama kurang lebih sebulan lamanya.

Sudah lah.

Alih-alih berpegang teguh pada prinsip yang menentang keras melanggar norma tentang pernikahan; ia pikir tidak apa-apa, selama mereka berdua sudah sepakat. Ia sanggup menanggung dampak fatal di kemudian hari.

“Pak Radhyan?” panggil si mungil.

Radhyan berdeham menyahuti, guna tersadar dari lamunan yang menenggelamkannya.

“Saya boleh request SOP?” tanya Radhyan.

Bola mata si perempuan berbinar-binar. Assa! Lampu hijau! Ayo! Tancap pedal gas!



BAB - 01 akan segera meluncur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


BAB - 01 akan segera meluncur.


Pencet votes dan spam next di komentar untuk menyambut kapal baru kita di sini🤎🤎🤎

Marriage On RulesWhere stories live. Discover now