[ BAB - 01 ]

2K 315 37
                                    

Bantu koreksi typo, ya

[ BAB 01 — Apply CV ]















“Siapa?”

“Mas Radhyan! Aku nanya kamu!”

“Siapa?”

Artikulasinya kian meninggi, seiring dengan garis kening yang menukik tajam. Ia semakin menuntut jawaban, sebab pria di depan dirinya tak kunjung berbicara dan hanya memandang tanpa ekspresi.

Air muka yang nyaris tak pernah ia jumpai selama mengenalnya.

Hell! Kamu enggak mau ngasih tahu aku? Iya?”

Ditemui secara dadakan tanpa pemberitahuan di tempat kerja. Radhyan hanya bisa menyanggupi kemauan perempuan berambut sebahu tersebut; ketika dirinya ditarik menuju tangga darurat.

Sesekali netranya bergulir ke arah pintu. Antisipasi jika ada orang yang masuk dan mendengar topik obrolan mereka.

“Jangan datang ke pernikahan saya, saya enggak ngundang kamu. Saya cuma kasih tahu saya bakal nikah dalam waktu dekat,” ujar si pria, tak berniat merespons pertanyaan si puan—ia mengalihkan pembahasan.

Tak pelak, si perempuan tertawa sinis. “Mas Radh— hubungan kita delapan tahun! Kamu pilih cewek baru buat jadi istri kamu? Gila! Pendamping kamu di pelaminan bukan aku? Kita udah nyiapin semua, Mas! Rumah, tabungan, dan segalanya. Berengsek!”

Deru napasnya tak beraturan. Ia menyalak, dengan rahang turut mengencang. Saking emosinya, dada perempuan tersebut naik-turun.

“Aku pengen tahu siapa ceweknya, Sialan! Berapa lama kamu main di belakang aku sama dia? Sejak kapan kamu duain aku?”

Meledak sudah.

Kesabaran Keyzia mencapai batas. Amarah tidak terbendung itu ia tumpahkan. Baik raut, maupun nada bicara, kentara sekali ia telah meluapkannya dalam sekali tarikan napas. Bibirnya bergetar, sorotan mata yang nampak murka itu perlahan berkaca-kaca.

Radhyan menerka, pandangan Keyzia mengabur.

“Kita udah putus setengah tahun yang lalu, Keyzia. Saya enggak selingkuh seperti tuduhan kamu.”

“Putus?” Keyzia menjeda, lehernya tercekat, “Sejak kapan kita ada kata putus?” Ia tidak kuat menumpu tubuhnya mendengar penuturan egois Radhyan.

Air mata yang enggan ia tunjukkan, terjun bebas membasahi pipi. Gemuruh kecewa, akibat perasaan dikhianati menjalar ke seluruh aliran darahnya. Hingga, satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah menangisi apa yang terjadi, digelumuri perasaan nyeri hati.

“Kamu pikir kamu berhak bahagia atas pernikahan kamu setelah kamu sejahat ini, Mas? Enggak bakal aku biarin. Kamu ingkar janji ..., kamu yang bilang sendiri enggak bakal tinggalin aku. But you left me, kamu pergi sama cewek lain.”

Radhyan menghela, ia menjangkau tangan Keyzia. Lalu, menaruh secarik kertas di sana. Keyza sempat mengira, Radhyan akan menenangkan dirinya yang dilanda gundah. Dugaannya meleset, Radhyan justru bersikap acuh tak acuh.

Tidak.

Ini bukan Radhyan yang ia kenal.

“Kalau ada apa-apa, hubungi nomer yang tertera di sana. Keyzia, ini upaya terakhir saya. Saya minta maaf karena gagal ngejagain kamu dan saya juga minta maaf udah mengingkari janji saya.”

“Mas Radhyan ..., please.”

Keyzia terdengar putus asa, tatapan nanarnya ia tujukan kepada Radhyan.

Marriage On RulesWhere stories live. Discover now