24 • Klinik or Rumah Sakit?

1.2K 124 7
                                    

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
*****
















"Udah?" Tanya Revan masih dengan posisi yang sama, lelaki itu menegakkan tubuh nya lalu mengambil beberapa lembar tissue basah.

"Apa nya yang udah?" Tanya Kenzie balik, ia mendorong ingusnya untuk keluar saat Revan mengarahkan tissue basah itu pada lubang hidungnya.

"Nangis nya udah selesai?" Jawab Revan, ia membuang tissue itu ke tempat sampah yang memang di sediakan disana.

Mendengar itu, Kenzie menganggukkan kepala nya. Dia memberikan tangan nya bermaksud meminta tolong pada Revan untuk menariknya karena Kenzie ingin duduk, sang empu yang paham pun melakukannya.

Lelaki manis itu menapakkan kedua kaki nya pada lantai yang terlapisi karpet bulu, Kenzie melangkah berlari ke kamar mereka karena ia ingin mandi, badan nya sudah terasa lengket. Sementara Revan menggelengkan kepala nya, dia mengambil remote TV lalu menyalakan televisi dan mencari chanel yang di inginkan nya.



*****




Hari semakin malam, mereka berdua baru saja selesai makan malam beberapa menit yang lalu. Sekarang mereka sedang berada di kamar, Kenzie lagi fokus dengan game offline di ponsel nya dan Revan yang terus menoel-noel perutnya yang sudah terlihat agak buncit.

Padahal usia kandungan nya dua bulan namun sudah terlihat agak buncit jika tidak terhalang oleh pakaian namun jika terhalang masih terlihat samar. Kenzie sama sekali tidak merasa terganggu ataupun geli, Revan gemes sendiri lihat sampai dia pengen gigit.

"Akh! Revan!" Pekik Kenzie kaget.

Bagaimana tidak kaget Kenzie yang sedang fokus dengan game nya tiba-tiba saja Revan menggigit perutnya walaupun tidak kencang tapi tetap saja membuat Kenzie terkejut. Tangan itu terangkat menarik sebelah telinga Revan, satu nya lagi ia gunakan untuk menurunkan bajunya.

"Haish, lepas Ken. Sakit nih telinga gue." Rintih Revan saat Kenzie menarik salah satu telinga nya.

"Heh! Kamu pikir di gigit gitu gak sakit, hm?" Seru Kenzie menampilkan ekspresi yang menurutnya sudah terlihat galak.

"Hah heh, hah heh, gak sopan." Imbuh Revan lalu membenarkan posisi nya menjadi duduk. Lelaki jangkung itu terkekeh melihat ekspresi yang di tunjukkan suami kecil nya.

Revan mengusap wajah Kenzie membuat anak itu semakin kesal. "Evan?!"

"Percuma, gak ada serem-serem nya sama sekali." Sahut Revan terkekeh kecil, pemuda manis itu melirik kesal kearah Revan.

Kenzie mengambil tangan Revan yang di gunakan untuk meraup wajah nya, tanpa aba-aba ia langsung menggigit tangan suami nya membuat Revan terkejut dan memekik kencang.

"Akh, sakit!" Pekik Revan merintih kesakitan, Kenzie melepaskan gigitan nya. Tangan Revan terdapat tato alami yang berasal dari gigi suami kecil nya, terlihat begitu jelas cetakan nya.

Melihat itu tiba-tiba saja suasana hati Kenzie berubah, awal nya ia kesal pada Revan yang berakhir menggigit tangan nya namun melihat bekas gigitan nya yang terlihat agak memerah membuat kedua mata Kenzie berkaca-kaca.

Perasaan merasa bersalah menyelimuti hati nya, tidak lama kemudian suara isak tangis mulai terdengar. Revan yang melihat suami kecil nya tiba-tiba saja menangis jelas saja bingung, ia melongo tidak percaya.

Yang di gigitkan dia, yang ngerasa kesakitan karena gigitan nya Revan juga tapi yang nangis kenapa malah anak itu?

"Baru aja tadi selesai nangis sekarang nangis lagi?" Imbuh Revan, ia bergerak mendekati suami kecil kemudian menangkup wajah Kenzie yang sudah banjir oleh cairan bening itu. "Kenapa nangis? Yang di gigitkan gue, yang sakit juga gue tapi kenapa lo yang nangis, hm?" Lanjut Revan mengusap pipi berisi yang terasa kenyal macam mochi itu seolah ingin tumpah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVZIE || Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang